Ingin menyerah namun entahlah, hati ini tak bisa bangkit dari tempatnya, saat aku ingin bangkit dan pergi, dia malah berdiam diri terus berjalan tanpa pernah melihat bahwa dirinya tersakiti.
-AURISTESYA GIANIYA-
***
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, Tesya masih duduk dikursinya padangannya kosong dan raut wajahnya sangat jelas menggambarkan kesedihan.
"Sya udah dong lo ga usah sampe ngelamun kaya gini gara-gara dia." berbeda dengan biasanya Risa mengatakan ucapannya tanpa nada tinggi sedikit pun ini berbeda 180 derajat nada suaranya begitu lembut.
Tesya masih terdiam dengan posisi yang sama dia tidak terpengaruh atau bahkan memalingkan pandangannya.
Ada saat nya aku harus berjuang dan ada saatnya aku menyerah,
Jika aku boleh memilih aku ingin Pembunuh rasa ini,
Apa gue nyerah aja yaa?Ucap Tesya dalam hati.
"Sya gue laper meningan kita ke kantin dari pada diem disini lo mau kerasukan hantunya....."
Tesya menjitak kepala Risa pelan sambil merotasikan kedua bola matanya lalu Tesya berdiri dan berjalan bersama Risa yang tertawa kecil dengan sikap Tesya. Risa memang selalu berhasil menghibur dirinya, Tesya bersyukur bisa mendapat teman sebaik Risa, walau kadang menyebalkan.
***
Kini mereka-2 sudah duduk manis dikantin ditemani dengan semangkuk bakso dan segelas es teh manis.
"Lo laper banget ya Sa?" Tanya Tesya melihat Risa yang makan dengan lahap.
Risa mengunyah dan menelan makanannya sebelum Risa balas menjawab pertanyaan Tesya.
"Tadi pagi gue ga makan gue langsung kerumah lo."
"Maafin gue ya gara-gara gue ngelamun terus lo jadi telat ke kantin," Ucap Tesya merasa bersalah.
"Santai ajalah Sya, kek sama siapa aja."
Tesya hanya menganguk kecil.
"Ouhh, Iya Kirana kemana?" Tanya Tesya.
"Makanya jangan banyak ngelamun." Risa merotasikan kedua bola matanya lalu meminum es teh manisnya "Kirana sama Ghisa keperpustakaan."
Tesya kembali mengangguk lalu kembali memasukan makanannya kedalam mulutnya.
Uhuk! uhuk!
Wajahnya kini memerah matanya berair karna efek dari sambal yang Tesya tuangkan pada baksonya.
Tak kalah jauh dengan Risa dia juga kaget ketika melihat wajah sahabatnya. Risa langsung menyodorkan minumnya yang langsung disambar cepat oleh Tesya dia meminum air begitu cepat sampai air minumnya dan air minum milik Risa habis terbuang kedalam perutnya.
"Lo ngapain sih ngagetin Tesya liat tuh wajahnya ampe merah begitu."
Risa mengambil tisu lalu menyodorkannya pada Tesya.
"Ma- ma-affin gue Sya gue ga bermaksud bikin lo kaya gitu," ucap Kirana gelagapan.
"Udah gapapa sini duduk."
"Kenapa sih lo?" Tanya Risa sambil terus mengunyah baksonya.
"Ouhh, iya gue mau nyampein gosip terbaru di Garsa," ucapnya antusias.
"Gosip apaan?" Tanya Tesya dia mulai tertarik dengan topik pembicaraan Kirana berbeda dengan Risa yang malah merotasikan kedua bola matanya.
"Kalian berdua tau ga kak Elang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTESYA
Genç Kurgu[REVISI SETELAH TAMAT] "Sya kayanya lo harus rubah strategi deh, kejar dia secara blak-blakkan. Ngejar dia secara elegant ga jamin lo dapetin dia" *** "Pokoknya kak marvin harus jadi pacar aku atau suami aku giman...