Tujuan dari Hukuman, bukankah untuk membuat sipelaku sadar juga membuatnya menyesal? Apa selain penyesalan hukuman juga ada dalam percintaan? Lalu hukuman seperti apa?
***
Kringg...BRUK!
"Hish, berisik!"
Marvin mematikan alarmnya kasar, lalu menyembunyikan seluruh tubuhnya dibalik selimut tebal.
10 menit berlalu namun tak ada tanda-tanda kehidupan didalam sana Marvin masih tetap tertidur pulasnya, apa dia tidak tau hari ini adalah hari senin? Hari dimana orang-orang kembali pada kesibukannya masing-masing.
"Marvin kamu udah bangun?" Tanya seorang wanita paruh baya berumur 40-an, dengan suara lembut.
Tak ada jawaban dari dalam sana hening, dia belum bangun pikirnya.
"Marvin bangun kamu harus siap-siap sekolah!" Ucap wanita itu mengencangkan volume suaranya.
"MARVIN BANGUN NANTI KAMU TELAT!" wanita itu berteriak sambil mengedor pintu kamar.
Tidurnya tidak akan mungkin kembali membaik, Marvin bangkit dari kasur king size-nya lalu membuka pintu kamarnya dengan malas.
Ceklek
Kepalanya ia sandarkan pada pintu, matanya pun belum terbuka sepenuhnya.
"Marvin cepetan mandi."
"Iya ma ngga usah teriak-teriak masih pagi juga," ucapnya dengan suara khas orang bangun tidur. Serak.
"Aneh mama tu kamu kesiangan mulu, ini udah siang sana mandi."
"Engga kesiangan ma, mamanya aja yang bangunnya kepagian," ucapnya sambil terkekeh.
"Terus aja jawab, bisa ga kamu kalo disuruh laksanain langsung?"
Marvin tersenyum melihat wajah cantik sang mama yang kini terlihat sangat kesal.
"Emang mama nyuruh apa?"
Inilah kebiasaan paginya menggoda sang mama sampai kesal dan cemberut karna ulahnya.
"Mandi! Mama bilang cepetan mandi!"
"Mama kalo lagi marah tambah cantik aja," ucapnya meninggalkan sang mama yang mematung diambang pintu, dan jangan lupa semburat merah dipipinya membuat Marvin terkekeh saat melihatnya.
***
Hari ini pagi begitu indah langit biru yang menjadi latar matahari dan awan cukup membuat sebagian orang bersemangat memulai harinya. Contohnya Marvin yang sedari tadi bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang teralun dipendengarannya. Nampaknya hari ini akan jadi hari baik baginya.
Drett... drett... drett...
Marvin langsung merogoh saku jaketnya saat benda pipih itu bergetar. Lalu membuka earphonenya.
Hallo assalamualikum Vin.
"Waalaikum salam ma ada apa?"
Kamu dimana Vin?
"Marvin disekolah ma."
Mama mau minta tolong.
"Minta tolong apa?" Marvin berhenti dari jalannya.
Jemput Lensi dirumahnya, inikan pertama dia masuk.
"Tapi Marvin udah disekolah ma, suruh Reyhan aja yang jemput atau suruh bareng sama Calista," ucapnya memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTESYA
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] "Sya kayanya lo harus rubah strategi deh, kejar dia secara blak-blakkan. Ngejar dia secara elegant ga jamin lo dapetin dia" *** "Pokoknya kak marvin harus jadi pacar aku atau suami aku giman...