Padahal kakiku sudah kukayuh cepat,
Tapi kenapa? Kenapa hanya ingin beriringan denganmu saja aku selalu telat?-Auristesya-
***
Lama menunggu kini dirinya malah melamun tak jelas ditanya tak dijawab, disapa malah tak peduli, ya rasanya itu tidak penting lebih baik dia diam.
Tujuannya kekantin bukan untuk makan tapi dia sengaja menunggu Marvin bisa sajakan dia datang kesini untuk sarapan. Sebenarnya kenapa tidak menunggu sekalian digerbang? Jawabannya karna malu dilihat siswa-siswi lain, jadi ya lebih baik disini.
30 menit berlalu bukan Marvin yang ia temui malah sang guru yang menghampirinyaa.
"Auristesya!"
"Eh bu, eh maksud saya Pak Darno ngapain Pa disini?" ucap Tesya polos.
"Kamu yang ngapain disini?"
"Nungguin Kak Marvin Pak." Tesya menutup mulutnya menyebalkan kenapa dirinya harus mengucapkan kata itu.
"MASUK!" ucap Pak Darno melotot.
"Masuk apa Pak?"
"Masuk kelas kamu ngapain disini bel udah bunyi 10 menit yang lalu! Kamu mau saya hukum?"
"Engga usah dihukum Pak," tolak Tesya cepat lalu bangkit dari duduknya dan menitipkan bekalnya pada Ibu kantin, "bu Tesya titip bekal Tesya disini yaa, nanti Tesya ambil pas istirahat," ucapnya sopan yang hanya di balas anggukan kepala oleh si ibu kantin.
Setelah itu Tesya langsung lari ngacir kekelasnya, untung saja Tesya tak kena hukum oleh gurunya itu. Pak Darno adalah guru BK di SMA Garuda Bangsa hampir 40 persen senior-senior bandel Garsa tobat karna gurunya ini, yaa tapi tidak semuanya.
***
"Gawat gue kok bisa yaa ga denger bel gitu padahal kan tu bel kenceng suaranya?" Tesya terus merutuki dirinya sendiri.
"Ya ampun mampus deh gue kalo sampe Bu Gendis udah nyampe kelas."
Sampai di depan kelas Tesya tak berani membuka pintu yang tertutup rapat itu, jangankan membuka mengetuknya saja Tesya tak berani.
"Duh gimana nii Bu Gendis pasti udah dikelas deh," ucap Tesya sambil mondar mandir tak jelas di depan kelasnya.
"Ngapain disitu? Udah kehabisan ide dapetin gue?"
Tesya terkejut bukan main dengan asal suara didekatnya dengan cepat Tesya menarik tangan sang pemilik suara kesamping kelasnya.
"Ga usah pegang-pegang nyari kesempatan aja lo!" ucap laki-laki itu menepis tangan Tesya dengan cepat kilat.
"Duh kak jangan berisik dong entar kalo Bu Gendis denger bisa dimarahin," bisik Tesya.
Senyum licik datang dari bibir pria itu sepersekian detik tanpa diduga.
"BU INI MASIH ADA YANG DILUAR KASIAN MAU MASUK KATANYA!"
Tesya membelalakkan matanya tak menyangka kakak kelasnya akan senekat itu dengan cepat Tesya langsung membekap mulut sang pria didepannya.
Ceklek
Pintu terbuka dengan cepat awan hitam datang, dalam sekejap atsmosfer disekolahnya berubah mencekam. Laser tajam dari mata sang guru killerpun tertuju pada dua murid didepannya.
"Marvin ngapain kamu disini? Dan kamu, kamu anak kelas ini kan? Kenapa kamu ada diluar?" Tanyanya Tesya langsung gemetar sekujur tubuh.
"Itu bu ta-ta tadi-" ucap Tesya terpotong
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTESYA
Novela Juvenil[REVISI SETELAH TAMAT] "Sya kayanya lo harus rubah strategi deh, kejar dia secara blak-blakkan. Ngejar dia secara elegant ga jamin lo dapetin dia" *** "Pokoknya kak marvin harus jadi pacar aku atau suami aku giman...