15- 《Valensia》

132 26 5
                                    

Mungkin saat ini ada pendatang baru diantara aku kamu dan mereka. Namun aku yakin pemeran utamanya hanya kita.

-Auristesya Gianiya-

***

-Valensia Defara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Valensia Defara-

***

"Wajah lo merah gitu, pusing ga?" Tanya Kirana untuk kesekian kalinya.

"Gausah lebay Ran, lagian muka dia ga papa juga ngga sampe melepuh cuma merah aja," ucap Risa sambil merotasikan kedua bola matanya.

"Hih dasar, ga suka bangett keknya gue ada yg khawatirin!"

"Lagian tadi pagi dilift udah gue kasih tau gausah kekantin ga guna juga buat lo, omongan gue ga salahkan?"

Tesya memang bertemu dengan Risa tadi dilift ya tapi namanya juga tidak tahu kejadiannya akan seperti ini. Terus harus bagaimana lagi?

"Iya deh bunda Risa yang selalu bener."

"Udah-udah kalian mau pesen apa biar gue pesenin?" Kirana menengahi.

"Gue kek biasa ya Ran lo tau kan?"

Kirana mengacungkan jempol hapal dengan makanan favorit Risa yaitu, semangkuk bakso berukuran besar dan es teh manis.

"Lo mau pesen apa Sya?"

"Gue pesen... kak Marvin?" Pandangannya ikut bergerak melihat Marvin yang sedang memasuki kantin matanya-pun langsung berbinar dengan senyum manis dibibir mungilnya.

***

"Kak Marvin," sapa Tesya sambil tersenyum lebar.

Marvin hanya diam, hanya fokus pada handphone ditangannya, Tesya langsung menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan. Tesya tersenyum manis seperti biasanya lalu beralih menatap bekal yang ada dipangkuan tangannya.

"Nih kak aku bawain bekel bu....at kak Marvin," ucap Tesya sedikit menggantung saat ada seorang gadis menghampiri kearahnya ralat lebih tepatnya kearah Marvin.

"Nih kak Vin," ucap gadis itu.

"Siapa lo?" Suaranya berubah ketus saat bertanya pada Tesya.

Tesya tersenyum lalu mengangkat tangan kanannya kedepan.

"Gue Tesya."

Gadis itu menatap Marvin sekilas lalu kembali menatap kearah Tesya, sambil tersenyum sinis.

"Gue Valensia Defara," ucapnya tanpa menjabat tangan Tesya, Tesya kembali menarik tangannya sadar tak ada balasan dari orang didepannya.

"Lo ngapain disini?" tanya Lensi nada suaranya seakan mengusir Tesya.

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang