25- 《 Terjebak 》

36 5 0
                                    

Setidaknya jika pilihanmu salah,
kata 'terjebak lalu bisa melepaskan'
Itu adalah jalan keluar.
Bukan malah kata, 'terjebak lalu terjerat'
yang menyeretmu dengan mengatas
namakan kesalahan.

-Auristesya-

***

Senin pagi tiba seperti apa yang biasanya dilakukan saat ini Tesya sedang bersiap untuk pergi ke sekolah. Akhirnya ia bisa melihat Marvin, jujur itu satu-satunya penyemangat saat ia malas datang ke sekolah.

Karna jika tidak di sekolah dimana lagi ia bisa melihat laki-laki itu, jadi itulah sebabnya ia tak mau menyia-nyiakan waktu yang sudah memberinya kesempatan.

"Pagi semuaa!!" sapanya tepat saat duduk di meja makan.

"Pagi sayang, gimana udah baikan?"

"Udah dong Mah, ini Tesya udah cantik bangett manis lagi kan," kekeh Tesya sambil tersenyum.

Ya, memang benar. Senyumnya memang sangat manis mampu membuat siapa saja terpukau.

"Uwooo." tiba-tiba Vyda memasang wajah seakan-akan ingin muntah.

"Yang ada pahit, nyeremin, bosenin lagi tuh muka," ucap Vyda sambil memakan roti di depannya.

Tesya mengepalkan tangannya, ia sangat kesal ingin rasanya ia menyuapi kakak nya ini dengan semangkuk sambel.

"Vyda, jangan ngomong gitu sama adek kamu." kini Papah-nya yang angkat bicara.

"Mampus," lirih Tesya yang hanya dapat didengar olehnya dan Vyda tentunya.

"Ehehe Vyda becanda Pah, Tesya kan cewek jadi emang cantik tapi tetep cantikan Vyda kan?"

"Anak mama dua-duanya cantik, udah jangan berantem terus."

"Vyda sama Tesya udah Kuliah sama SMA harus akur jangan kaya anak SD," ucap Papanya.

"Iya Mah, Pah," ucap keduanya serempak.

***

Saat ini hatinya benar-benar campur aduk, antara rasa senang karna dapat melihat Marvin, juga rasa kesal, dan sesak saat melihat ada seorang gadis di samping laki-laki itu.

Tesya menyantap nasi gorengnya dengan malas, rasanya tak enak sungguh melihat orang yang ia suka malah dekat dengan orang lain.

"Sya kenapa?"

Tesya menatap Kirana lalu menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa baik-baik saja padahal tidak.

"Napa si?" Kirana balik bertanya pada Risa.

Risa tak menjawab, gadis itu saat ini sedang mengikuti arah pandang Tesya, ia sangat tau apa yang sedang gadis itu rasakan.

"Udah gak usah di liatin Sya," ucap Risa.

"Gue gak masuk beberapa hari aja dia udah makin deket, gercep banget ya tu cewek," keluh Tesya sambil mengaduk pelan nasi di piringnya.

"Gue udah bilang berapa kali, jauhin Kak Marvin dia jahat sama lo Sya."

"Ih Risa kok gitu si sama Tesya, pokonya Sya lo harus dapetin dia gue dukung banget." senyum Kirana yang dibalas kekehan dari mulut Tesya.

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang