26. 《 Salah Paham 》

34 5 1
                                    

Penjelasan adalah jalan keluar.
Tapi jika dia sajatidak mau mendengarkan,
Apa salah paham itu akan selesai?

-Auristesya-

***

"Oke, tenang cuma obatin doang udah gitu pergi, lo jangan mempersulit keadaan lu sendiri Sya!"

Tesya berdeham lalu berjalan mendekati Reyhan, ia duduk lalu menghadap ke kakak kelas nya itu. Ia memulai semuanya dengan teliti dan hati-hati sampai semuanya hampir selesai, ia hanya perlu memberikan obat merah lalu menutup luka itu dengan perban.

"Kenapa bisa luka gini?"

Reyhan yang mendengar pertanyaan Tesya langsung menatap tepat kearah matanya, Tesya dapat melihat senyum miring di sudut bibir laki-laki itu, senyum itu terlihat menyeramkan saat tatapan Reyhan berubah tajam namun kearah lain.

"Urusan cowok."

Singkatnya, Tesya mengerucutkan mulutnya kesal sambil terus mengobati luka itu.

"Berantem?"

Lagi-lagi Reyhan menatapnya, namun kali ini dengan kekehan kecil yang keluar dari mulutnya ah itu terlihat sangat menawan.

"Iya, kenapa?"

Tesya menggeleng, sudah cukup sebaiknya ia fokus menyelesaikan tugasnya saja. Reyhan meringis saat obat merah itu mengenai pelipisnya, tapi itu juga salah dia sendiri.

Selesai. Ia tinggal mengobati sudut bibir Reyhan lalu setelah itu bisa pergi.

Reyhan mendongakan sedikit kepalanya membiarkan Tesya mengobati sudut bibirnya, kini giliran Tesya yang meringis ia menatap mata lelaki itu yang tertutup sepertinya ia sedang menahan sakit, pasti lihat saja sudut bibirnya sobek dan bengkak.

"Ah Sya pelan-pelan," ucapnya sambil menjauhkan tangan Tesya.

"Ma-maaf."

Reyhan meringis kecil lalu bertanya.

"Udah bereskan?"

"Dikit lagi, tapi kalo sakit gak usah."

"Yaudah cepet."

Tesya kembali menekan pelan luka itu.

"Makanya jangan berantem, liat ni kondisi lo," ucapnya sambil menjauhkan tangannya.

Reyhan menatap gadis itu gemas saat melihat delikan dari matanya, ia terkekeh lalu meletakan telapak tangan kananya di atas kepala Tesya.

"Gue baik-baik aja, lo gak usah khawatir gitu," ucapnya sambil mengelus lembut pucuk kepalanya.

Matanya membelalak sempurna, Tesya langsung melepaskan tangan itu dan berdiri dari duduknya.

"Modus lo Kak!"

"Kak elo kok suka banget berantem si, jangan suka apa-apa tu pake emosi kan bisa di selesain baik-baik, lo udah kelas 12 loh gi-"

"Berisik. Gak usah bawel!"

Tesya menghembuskan nafas panjang lalu menyimpan P3K yg sudah ia bereskan tadi ke tempatnya semula.

"Pasti yang di berantemin juga ga penting!" gumam Tesya namun tetap terdengar oleh Reyhan.

"Dia penting."

Tesya mengerjap di tempatnya, membalikkan tubuhnya ke arah Reyhan lalu berpikir sejenak.

"Dia maksudnya gimana?" tanya Tesya mendekat pada Reyhan.

"Gue berantem gara-gara cewek."

"WHATT?!! GAK MUNGKIN!" hatinya berteriak tak percaya.

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang