07- 《kak Marvin semangat》

207 79 10
                                    

Aku berani terluka hanya untuk bersama kamu, sebenarnya aku tidak suka menunggu tapi semuanya berubah ketika yang aku tunggu adalah kamu.

-AURISTESYA GIANIYA-

***

Dikantin Risa sudah memesan semangkuk bakso raksasa super pedas dengan 1 gelas es jeruk. Tak ada Tesya ya karna Tesya sedang di ruangan Bu Gendis. Risa hanya di temani Kirana.

"Lo laper atau gimana sih?" Tanya Kirana menggelengkan kepala.

"Gue ga tau pokoknya gue sebel banget sama si Tesya. Gue laper, gue pusing, gue rasanya pengen makan tu anak," ucap Risa kesal.

"Udahlah Ris ga usah kek gitu tu anak emang kadang-kadang gitu sikapnya."

"Kadang-kadang gimana? Dia sering kek gitu keras kepala pula gue udah bilang jangan main hape di kelas tetep aja ngotot yang ikut pusing siapa untung gue ga ikut disalahin."

"Gue harap tu anak ga kesi-"

"Eh tu Tesya, Sya sini!" Potong kirana sambil melambai-lambaikan tangannya.

Tesya yang merasa dipanggil namanya pun refleks menengok ke arah suara.

Dengan lincah Tesya menerobos orang-orang yang sedang memesan makanan dikantin dan menghampiri kedua temannya.

"Hai hai Kirana."

"Udh selesai sama bu Gendis? Eh sini duduk." Kirana menepuk nepuk tempat duduk disampingnya.

"Celingak-celinguk mulu lu, lu nyari siapa?"

"Iya lo nyari siapa sih lo kesini nyari kita berdua atau gimana?" Tanya Kirana.

"Gue sebenernya ga nyari kalian berdua, gue nyari kak Marvin kalian liat ga?"

Kirana langsung membelalakan matanya sedangkan Risa hampir menyemburkan minumnya tak mengerti dengan arah pembicaraan Tesya.

"Udah ahh gue duluan,"ucap Tesya tanpa dosa meninggalkan kedua temannya yang sedang melongo karna ucapannya.

***

Tesya berjalan menyusuri lorong-lorong sekolahnya berusaha mencari sosok yang ia cari disetiap sudut ruangan menanyakan pada setiap cowok yang baru keluar dari toilet cowok, mencarinya di setiap ruangan eskul termasuk kolam renang, UKS, perpustakaan. Namun hasilnya nihil tak ada ruangan yang bisa mengantarkannya pada cowok berwajah tampan itu.

BRUGH!

Seorang cewek berambut sebahu  bibir mungil, kulit putih dan tinggi badannya yang seperti anak SMP agak pendeklah tak sengaja menabraknya mereka berdua terpental jatuh kelantai dengan keadaan yang saling mengaduh kesakitan.

"Eh kak, aduh maaf ya," ucap cewek itu lalu langsung berdiri dan membantu Tesya untuk berdiri.

"Gapapa kok, lain kali jalannya hati-hati biar ga nabrak orang lain lagi," jawab Tesya sambil membenarkan roknya dan kotak kado yang terhempas kelantai.

"Iya kak maaf ya aku ga sengaja." Cewek itu menundukan.

"Kamu kenapa lari-lari?"

"I-itu kak, Salsa ninggalin aku, kelapangan Basket."

"Emangnya dilapangan Basket ada apaan?"

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang