09-《Reyhan!》

158 67 6
                                    


Ketika ada yang jatuh sampai rapuh, disitu ada yang tumbuh tanpa disuruh.

Happyreading:)

***

"Lo temennya kan? Nah sekarang lo obatin dia gue mau makan dulu," ucap Nidiya dan langsung melenggang pergi menuju kursi di dekat pintu UKS.

Deg!

Obatin?
Batin Tesya.

Tesya menelan salivanya susah
Payah, menggigit bibir bawahnya lalu menghembuskan napas panjang Berharap semua rasa gugup itu hilang.

Kakinya perlahan berjalan mendekati Marvin yang sedang duduk di brankar UKS, tak ada kata yang keluar dari Marvin dia hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit jelaskan.

"Maaf ya kak aku obatin dulu sebentar."

Tanpa mendapat izin dari Marvin, Tesya langsung membereskan anak rambut yang berada disekitar lukanya, menuangkan obat merah pada kapas dan menekankannya perlahan.

Tesya berusaha mengobati lukanya dengan telaten walau sebenarnya jantung didalam tubuhnya tak terbiasa dengan posisi seperti ini.

Posisi Marvin yang duduk menyamping diatas brankar dengan tubuh menghadap langsung kearah Tesya, ditambah dengan posisi dirinya yang berdiri didepan Marvin. Membuat jantungnya memompa lebih cepat.

Tesya menahan nafasnya dalam-dalam saat dia merasakan hembusan nafas mint dilehernya. Saat tubuhnya sudah merasa tenang Tesya cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya agar bisa cepat menjauh dan juga menjaga jantungnya agar tetap sehat.

Tesya menatap tangannya kirinya yang berada di rambut Marvin, menatap kedua kelopak matanya, hidung lalu berakhir di bibir merah alami lelaki dihadapannya, lagi-lagi Tesya kalah dengan itu, ringisan yang keluar dari Marvin membuat Tesya sadar lalu berusaha kembali fokus pada tujuan utamanya.

Lo ga boleh kaya gini Sya, kalo kak Marvin sadar dia bakal tambah benci sama lo. Batinnya.

Tesya menjauhkan tubuhnya, sambil menatap Marvin gugup.

"Sakit ya kak maaf."

"Ga usah so baik lo, gue kaya gini juga gara-gara lo dasar cewek pembawa sial!" ucap Marvin lalu bangkit dan keluar dari UKS.

"Udah Vin? gimana asisten gue ga baper lo?" goda Nidiya.

"Ga jelas lo," ucap Marvin lalu benar-benar pergi meninggalkan Nidiya yang terkekeh geli.

***

Tesya terduduk melamun disamping lapangan belakang sekolah, tak ada siapa pun disini karna ini masih jam masuk pelajaran.

Dan di jam istirahat atau pulangpun siswa-siswi Garsa memang jarang mengunjungi lapangan yang berada dibelakang sekolah ini karna katanya ada penghuninya.

Tapi Tesya tidak peduli dia lebih memilih disini dan tidak masuk kelas, perasaannya saat ini membutuhkan tempat sepi dan damai yang jauh dari lalu-lalang orang.

Setelah dari UKS tadi Tesya memutuskan langsung pergi kesini, karna lagi-lagi penolakan mengoloknya.

Usahanya selama ini terasa sia-sia, niat baik mengobati Marvin tadi saja malah dibalas dengan ucapan kasar. Tesya sadar kejadian tadi memang salahnya jadi Tesya hanya bisa tersenyum paksa dengan ucapan Marvin yang menyalahkan.

Tapi apa perlu dengan cara seperti itu?

"Itu bikin hati gue sakit kak," lirihnya pelan dengan tatapan kosong.

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang