"Untuk pertama kalinya gua nerima kehadiran dia."
-Marvin Adrean D.
***
15 menit berlalu dan pertandingan dadakan itu akhirnya selesai. Score yang mereka dapatkan sama 5-5. Karna pertandingan ini hanya pengisi waktu luang jadi mereka tak mengadakan tanding ulang.
Beberapa dari mereka langsung pergi meninggalkan lapangan setelah pertandingan itu selesai. Dan sisanya masih memainkan bola basket dan beristirahat dipinggir lapangan.
Tesya menarik nafasnya susah payah, jujur saat ini ia benar-benar gugup, apalagi melihat Marvin yang sudah pergi dari sana.
Tesya menatap ke arah air mineralnya lalu berdeham, apa ia harus tetap kesana?
Sedangkan Marvin di sana duduk dibangku kayu panjang dengan satu meja di depannya.
"Bang kantin yu?"
"Males, duluan sana," usir Marvin.
Ia sangat malas jika harus berdesak-desakan, walaupun sebenarnya ia haus tapi lebih baik seperti ini saja.
"Gak seru lo!"
Marvin langsung melempar bekas botol mineral yang entah milik siapa yang pasti itu sudah kosong.
"Nih didepan lu ada meja, lempar pake ini padahal biar kerasa," tantang Diaz lalu berlari cepat menjauhi Marvin.
"Dasar stress," umpatnya.
"Hai kak."
Marvin menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya.
"Ngapain lo?"
Tesya berdeham dan langsung duduk di sebelah Marvin, tidak terlalu dekat karna ia juga takut Marvin tidak suka.
"Duduk."
Marvin semakin mengernyit mendengar jawaban Tesya. Ia langsung memalingkan wajahnya kembali menatap lapangan.
Tesya semakin gugup ia jadi bingung antara harus kembali ke kelas atau bertahan disini. Tesya menghembuskan nafasnya lelah sebaiknya ia berikan saja air minumnya lalu setelah itu kembali ke kelas.
"Hai Sya!" Sapa Reyhan.
Tesya kembali menutup mulutnya saat sapaan itu tertuju padanya.
Tesya mengenyit bingung.
"Hai."
Lalu kembali fokus pada tujuan awalnya yaitu memberikan air mineral pada Marvin. Namun kembali ia urungkan saat melihat seorang gadis yang sangat familiar mendekat.
"Hai Vin! Kamu pasti haus aku bawain minum, nih ambil." Gadis itu menyodorkan botolnya di hadapan Marvin.
Tesya menunduk lalu bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?" Tanya Reyhan.
"Kelas." Tesya memaksakan senyumnya, "duluan yaa."
"Itu air buat siapa?"
"Hah ini?" Tanya Tesya mangangkat air mineralnya.
"Iya."
"Buat gue sendiri."
"Boleh buat gue? Gue haus banget soalnya," minta Reyhan sembari mengusap pelipisnya.
"Oh iya boleh. Nih ambil aja," ucap Tesya menyodorkan air mineralnya.
Air itu langsung di sambar cepat dan di tegak habis setengahnya. Membuat Tesya membelalakan matanya.
"Kenapa?" Tanya Marvin, santai.
![](https://img.wattpad.com/cover/206684914-288-k339798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTESYA
Подростковая литература[REVISI SETELAH TAMAT] "Sya kayanya lo harus rubah strategi deh, kejar dia secara blak-blakkan. Ngejar dia secara elegant ga jamin lo dapetin dia" *** "Pokoknya kak marvin harus jadi pacar aku atau suami aku giman...