30-《Kue Ulang Tahun》

35 2 0
                                    

Yang di harap mendekat,
lenyap tertelan jarak sendu.
Ia yang dekat,
bukan yang ingin ku ramu.

-Auristesya-


***

"Non?"

Tesya langsung bangkit dari duduknya menatap wanita baruh baya dengan daster berwarna coklat yang dipakainya.

"Ha-Hah i-iya?"

Beliau tersenyum hangat.

"Sudah beres Non?"

Tesya mengikuti arah pandang beliau lalu mengangguk seperti anak kecil, tawa singkat terdengar lembut di telinga Tesya.

"Maaf ya Bibi tidak bantu, Den Rey bilang Bibi sembunyi saja sampai nanti ada suara cempreng." Jelas Bibi itu.

Tesya tertawa hambar, "Gapapa Bi."

"Dasar cowok gak tau terima kasih!"

"Oh ya, nama Bibi Yati."

Tesya mengangguk singkat menerima perkenalan itu.

"Saya Tesya Bi." Dengan senyum tipis namun tetap terlihat manis.

"Bi Reyhannya dimana ya? Soalnya udah sore Tesya mau pulang."

"Kamarnya ada di atas, pintunya warna hitam Non bangunin saja, pasti lagi tidur."

"Tidur?!" tanyanya setengah berteriak, membuat Bi Yati bingung.

"I-iya Non," jawabnya ragu.

Tesya meringis malu rasa kesalnya tak bisa di tahan lagi.

***

Setelah mendapat persetujuan dari Bi Yati dan ya sekarang Tesya sudah berada di lantai 2 jujur saja rumah ini sangat indah, dinding berwarna putih dengan banyak furnitur mewah di beberapa sudut.

Perhatiannya langsung teralihkan saat ia melihat pintu berwarna hitam beda dengan pintu lainnya. Itu sudah pasti kamar Reyhan.

Tesya berjalan perlahan pintu itu tidak di tutup rapat. Tesya mengetuk pintu itu beberapa kali namun orang yang berada di dalam tak sedikitpun terusik.

Lelah menunggu Reyhan yang tak kunjung membuka pintu, tangannya tak bisa di tahan langsung membuka pintu itu lebar-lebar, lalu berjalan mendekati remaja laki-laki yang sedang tertidur di kasur kingsize-nya.

"Kak?" Tesya menoel sedikit lengan Reyhan.

"Kak Rey gue mau pulang!" Tesya mengguncang lengan Reyhan pelan.

"Kak cepetan bangun, udah mau malem!" Dengan kasar Tesya mengguncang tubuh Reyhan sepertinya ia mulai terganggu dengan itu samar-samar Tesya dapat melihat mata Reyhan berkedip.

Namun cowok itu kembali tidur.

Dengan cepat Tesya menarik bantal yang cowok itu pakai untuk menopang kepalanya, Reyhan tidur menelungkup dengan tangan di lipat sebagai penopang kepala di bawah bantalnya.

Ya berhasil! Cowok itu merubah posisi menjadi terlentang saat ini, membuat bentuk bintang besar.

Tesya menahan nafasnya beberapa detik melihat Reyhan yang sudah bangun, rambut berantakan dengan wajah yang tetap saja tampan.

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang