10- 《 Luka 》

158 57 7
                                    

Aku harap, apapun akhirnya,
Itu akan jadi hal paling baik,
Yang sudah sang pencipta takdirkan.

-Auristesya-

***

Rasanya hari ini gue sial banget, harus dipelototin sama Bu Gendis, kena marah kak Marvin, dan sekarang dihukum juga sama guru BK. Ini semua gara gara Reyhan. Batinnya tak henti menggerutu.

"Pokoknya ya, dari sekarang gue Mu.su.han sama Kak Reyhan," ucapnya berbicara pada sapu ditangannya.

Tesya kembali menyapu lapangan sekolahnya yang sedikit di penuhi dedaunan, ia harap ini akan cepat selesai seluruh tubuhnya sudah terasa sangat pegal. Dia baru saja menyelesaikan hukuman membersihkan seluruh toilet cewek yang ada di sekolahnya dan sekarang dibebankan dengan menyapu lapangan sekolah.

Hukuman macam apa ini?

Tesya mengusap keringat dipelipisnya lalu tersenyum lega.

"Hufft, akhirnya selesai juga."

"Eh lo, bantuin gue dong!" Reyhan tiba-tiba datang dan berada di depannya.

Tesya hanya mengernyitkan keningnya yang dibalas dengan hembusan nafas kasar oleh Reyhan.

"Bantuin gue nyapu taman sekolah," ulangnya.

"Bersihin sendiri ini semua juga gara-gara lo," delik Tesya lalu pergi.

"Lo harus bantuin gue!" Ucap Reyhan tak mau dibantah.

"Oke bentar."

Reyhan tersenyum puas, Tesya ternyata menurut pada ucapannya.

"Cepetan nih ambil." Reyhan mengulurkan sapu yang ada ditangannya.

"Iya bentar gue bilang dulu Bu Ratna sama Pak Darno," ucap Tesya sambil berlari kecil.

"BU RATNA PAK DARNO KAK REYHAN GA MA-" ucapnya terpotong karna sudah dibekap oleh tangan Reyhan.

"Berani lo ya!" Reyhan menyeret tubuhnya ketengah lapangan.

"Lepasin kak ish! Lo nyebelin banget!" Ucap Tesya memberontak, lalu mulutnya kembali ditutup oleh tangan Reyhan.

"YA ELAH BANG REY SEKARANG PUNYA CEWEK BARU NIH, PAKE PELUK-PELUKAN SEGALA LAGI!"

sontak Tesya langsung menjauhkan tubuhnya karna kaget dengan asal suara yang baru saja berteriak kearahnya.

Diaz menghampiri mereka yang sedang berdiri di tengah lapangan.

"Lah dia, cewek baru nya jelek."

"Gue bukan cewek dia!" Sewot Tesya kesal.

"Oh bagus deh, gue juga si yakin bang Reyhan ga akan mungkin mau sama cewek jelek kaya lo." Diaz tersenyum sinis kearahnya.

Lalu kembali membuka suara, "eh bang dengerin gue ya, jangan mau di deketin sama dia."

"Lo kenapa sih Yaz? gue ga lagi deketin dia."

Diaz hanya mengangkat sebelah alisnya tak percaya dengan ucapan Tesya.

"Dengerin gue ya curut, Bang Marvin atau pun Bang Reyhan ga bakal mau sama lo."

Curut?

"Gue lagi dihukum bukan deketin dia, lagian kalo mau nakal gausah bawa-bawa gue!" Tesya memutarkan bola matanya pada Reyhan.

"Lo ngapain Bang?"

"Mencet bel dooang," ucap Reyhan datar.

"OUH JADI INI BERKAT LO!"

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang