Sakura merapikan ranjang Sasuke berulang kali, memastikan semua rapi seperti semula tanpa kusut sedikitpun. Iris matanya menelusuri setiap penjuru kamar Sasuke sekali lagi memastikan semua barang pemilik kamar tertata pada tempatnya. Gadis ayu itu tersenyum tipis, pantas dulu Sasuke enggan meliriknya yang petakilan kamarnya saja rapi begini.
Sakura menarik kopernya, melangkah keluar kamar Sasuke lantas menutup pintunya dengan hati-hati.
“Barangnya sudah siap semua?”
“Sudah.”
“Yakin gak ada yang ketinggalan?”
Sakura mengangguk mantap. “Iya yakin.”
“Sini biar aku saja yang bawa.”
“Eh gak usah, aku bisa sendiri kok kopernya tinggal diseret.” Sakura menolak ramah, ia sudah terlalu banyak merepotkan Sasuke.
Dasarnya Sasuke sedikit bebal. Lelaki itu malah melangkah mendekati Sakura, tangannya terulur hendak menyentuh pegangan koper membuat Sakura sontak melepaskan genggamannya. Si gadis hanya bisa tersenyum samar melihat sosok yang kini tengah menyeret kopernya menjauh.
“Sekali lagi makasih ya Sas, maaf banyak ngerepotin dan nyusahin.”
“Tidak masalah,” Sasuke membuka pintu apartemennya. “ayo keburu siang nanti.”
“Narutonya kemana? Aku mau pamitan.”
“Buang sampah di bawah.”
Sakura mengangguk singkat lantas mengekori langkah kaki Sasuke. Mereka memasuki lift guna meluncur dari lantai sembilan ke lobi. Tidak ada pembicaraan yang berarti antara anak Adam dan Hawa itu hingga mereka benar-benar sampai di lantai dasar.
“Tunggu di sini akan ku ambil mobilnya, hanya sebentar.” Anggukan dari Sakura membuat Sasuke menyerahkan koper lantas melangkah menuju basement.
“Sasuke mana Ra?”
“Masih ambil mobil Nar.”
“Ya sudah aku temenin yah,” Naruto duduk di ujung sofa dengan dinding kaca yang membatasi dunia luar. “setelah nikah nanti pindah ke Jakarta ikut Sasuke ya?”
“Kemungkinan besar sih iya, tapi gak tahu juga kedepannya nanti bagaimana. Minta doanya saja agar diberi yang terbaik ya Nar.”
“Ya Allah Ra, makan opo sih kamu kok bisa berubah jadi batman begini? Kurang cadarnya aja ini yang belum dipake,” Sakura hanya tersenyum simpul menanggapi pernyataan Naruto, sejujurnya ia sendiri juga sama sekali tidak menyangka. “waktu petakilan saja Sasuke sudah kepincut, pantes mendadak ngelamar lha wong doinya sudah seperti bidadari rumah.”
“Emang Sasuke dulu pernah suka sama aku ya Nar?”
“E-eh t-tidak maksudnya itu si Sasuke dulu kan diam, g-gak nyangka aja dia bisa nikah duluan.”
Naruto berusaha menyamarkan raut gelisahnya. ‘Malaikat Atid, jangan catat ini sebagai kebohongan, ini untuk kebaikan si kutil Sasuke.’
Sakura hanya mengangguk kecil. “Iya sih, aku juga gak nyangka kemarin Sasuke bisa ke rumah bareng keluarganya.”
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”
‘Slamet aku.’
Senyum lebar mengembang di bibir Naruto. “Wa’alaikumsalam mba Hinata dari mana pagi-pagi begini?”
“D-dari pasar mas, mumpung masi liburan buat nyetok persediaan dapur,” Hinata berujar lembut, pandangannya kini bergulir pada gadis cantik yang duduk di ujung sofa dengan koper di sisinya. “mba mau ke mana kok bawa-bawa koper?”
![](https://img.wattpad.com/cover/265921642-288-k289665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti [✓]
RomancePerjuangan dua insan untuk menghalalkan segala aktifitas mereka di hadapan Allah © Masashi Kishimoto