28

2.2K 279 177
                                    

Selepas acara penyematan cincin kawin yang mengundang tawa para hadirin. Kini para anggota MUA menyingkirkan meja kursi bekas acara akad. Tak mau ketinggalan, Naruto pun turut serta bergegas maju mengamankan dua mahar sohibnya yang terbingkai rapi.

Kening Naruto berkerut samar kala iris matanya tak sengaja melihat tulisan imitasi dalam logam mulia tersebut. Mungkinkah Sasuke terlalu bahagia sampai tak sadar kena tipu mahar palsu. Lelaki itu segera menghampiri sohibnya yang sibuk mengangkat gaun Sakura.

“Eh Sas liat ini,” Naruto mengangkat pigura putih berisi logam mulia di tangan kirinya. “ada tulisannya imitasi tau.”

“Iya.”

Kedua alis Naruto semakin menukik melihat jawaban terlampau santai dari Sasuke. “Eh buset lu nikahin anak orang pake mahar palsu.”

“Aslinya di rumah, mana boleh yang asli di pasangin pigura begitu,” ketus Sasuke.

“Hee masak?! Aku kok baru tau, boong ya lu?”

“Gak usah ngerusuh di acaraku ya bego,” desis Sasuke.

“Itu emang cuma tiruan kok Nar, yang asli ada di kamar ku,” Sakura menerima maharnya dari tangan Naruto. “makasih ya udah bantuin kami bawa maharnya.”

Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Wajahnya merona samar mendapat hadiah senyum kecil dari Sakura. Hal ini agaknya membuat Sasuke sedikit kesal.

“Turun bego turun,” bisik Sasuke.

“E-eh iya sama-sama Ra,” Naruto menyuguhkan cengiran lebarnya, ia benar-benar mengabaikan delikan Sasuke. “gua turun dulu, habis poto bareng keluarga giliranku ya.”

“Hn, sudah turun sana,” usir Sasuke.

Kedua pengantin baru itu berfoto bersama mahar nikah mereka. Setelahnya mereka saling berhadapan dengan sedikit kaku. Si gadis sibuk menunduk sementara si lelaki bingung harus bagaimana.

Arahan dari sang fotografer agaknya tak terlalu digubris oleh kedua pengantin. Hal ini membuat si sulung Itachi berniat turun tangan namun terhenti oleh sosok cantik berbalut gamis navy yang buru-buru mengarahkan adiknya. Ya Allah ia harus banyak istighfar mulai hari ini.

“Dek, jangan kaku gitu elah udah sah juga ya Allah,” Itachi menggerutu pelan. “busa dipundak kalian berapa kilo sih sampe keliatan berat banget.”

Pernyataan tersebut agaknya membuat Sang penanggung jawab MUA sedikit tersinggung. Gadis anggun itu hanya menghela napas pelan mencoba bersabar. Ini bukan pertama kali untuknya, karena memang pada dasarnya keluarga pengantin pasti yang paling banyak protes.

Sasuke menangkup lembut kedua pipi isterinya. Ia tahu gadis di depannya itu tengah malu menjadi tontonan para hadirin. Jelaganya menarik paksa iris hijau dihadapannya.

“Gak bakalan terjadi apa-apa ada aku di sini, pejamin aja mata kamu,” bisik Sasuke sepelan mungkin.

“Maaf Sas aku belum terbiasa.”

“Aku ngerti, kita belajar bersama oke?”

“Ya Allah dek cepet cium kening isterimu, apa mau ku gantiin?!” omel Itachi tak sabar.

Sasuke mendengus pelan. Lelaki itu mengusap sejenak kedua pipi isterinya lantas mendaratkan bibirnya pada kening Sakura yang menyisakan sedikit ruang akibat siger pesanan eyangnya. Tak butuh waktu lama hingga kilatan cahaya kembali menyerbu pasangan pengantin baru.

Setelahnya sesi foto bersama keluarga dan kerabat kedua mempelai. Ino yang tak ingin ketinggalan moment penting pun segera menyeret Karin, disusul Naruto yang sedari tadi sudah tak sabar menunggu giliran. Kelimanya mengambil pose formal beberapa kali sebelum ponsel Ino mengambil alih.

Arti [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang