9

1.8K 265 27
                                    

Seorang lelaki muda nampak duduk di undakan tangga sebuah perusahaan produksi. Pintu kaca berlapis folding gate milik perusahan masihlah tertutup rapat. Bahkan sang security pengganti baru menampakkan batang hidungnya. Lelaki itu mendengus pelan ketika si security melangkah lebar dan melayangkan tatapan curiganya.

“Permisi pak, ada keperluan apa pagi-pagi begini? Ini baru pukul setengah tujuh sementara jam buka kantor pukul delapan pagi.”

“Hanya menunggu orang, silahkan lanjutkan pekerjaan mu,” Sasuke kembali mendengus kala si security pasang badan penuh waspada. “aku tidak berniat mencuri secuilpun isi di dalamnya.”

Sang security agaknya masih belum percaya. Bagaimana jika ia membuka folding gate lelaki itu tiba-tiba menghipnotisnya.

“Perusahaan ini cukup mampu sekedar memasang satu cctv di depan kan?” Sasuke menyindir halus, bagaimana mungkin setelannya yang berkelas begini dicurigai sebagai perampok. “ini bulan puasa, jika aku mencuri dosaku akan berlipat ganda.”

Sang security akhirnya mengangguk samar lantas memasuki posnya. Dari balik kaca ia mengawasi lelaki bersetelan kemeja biru dengan lengan yang digelung asal sampai siku dan celana kain yang senada. Si securtity berniat membuka folding gate jika sudah ada beberapa orang datang, itung-itung cari aman.

Sasuke sesekali melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Salahnya sendiri sih yang begitu antusias ingin membungkam atasan Sakura. Hingga setelah sholat subuh tadi ia langsung bersiap tanpa mengindahkan sedikitpun wanti-wanti sohibnya.

Jelaganya mengikuti mobil hitam mengkilap yang memasuki halaman gedung perusahan hingga terparkir rapi di parkiran. Ngomong-ngomong soal mobil, semoga mobilnya masih baik-baik saja di tepi trotoar dan dijauhkan dari derek pihak berwajib.

“Rajin juga atasannya Sakura.” Sasuke bergumam pelan sembari melirik jam tangannya yang baru menunjukkan pukul tujuh tepat.

“Anda yang kemarin bersama Sakura?”

“Hn.”

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Tidak ada.”

Kedutan samar menghampiri jidat Gaara. “Baiklah, jika anda butuh sesuatu silahkan hubungi resepsionis di dalam,” Gaara melangkah mendekati security yang masih membuka folding gate lantas menepuk punggungnya pelan. “jangan khawatir, dia tamuku.”

“Baik pak Gaara siap.”

Sasuke kembali fokus pada halaman perusahan yang mulai didatangi para pegawai. Senyum tipis terukir di bibirnya kala menangkap sosok yang sedari tadi ditunggunya. Gadis dengan rok hitam, kemeja biru muda dilapis cardigan tanpa lengan dan jilbab navy yang menyembunyikan mahkotanya agaknya belum menyadari keberadaannya.

Sasuke bergegas berdiri kala pandangan mereka bertemu dan raut terkejut tercetak jelas di wajah calon isterinya. Lelaki itu kembali tersenyum tipis ketika Sakura melangkah tergesa untuk mendekatinya.

“Ya Allah Sasuke, sejak kapan kamu di sini? Kenapa gak ngehubungin aku kalau sudah sampai? Aku kan sudah bilang jam kerja kantor di sini pukul delapan.”

“Kebetulan aku gak ada kerjaan juga di hotel.”

Sakura menghembuskan napasnya pelan. “Ya sudah ayo masuk, jam segini pasti pak Gaara sudah ada di ruangannya.”

“Tau banget ya kalau sudah sampai?”

Sakura melirik sejenak lantas tertawa kecil. “Semua pegawai tahu kalau pak Gaara pimpinan teladan.”

Arti [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang