30

1.9K 263 82
                                    

Sosok gadis dengan rambut di ikat asal agaknya tengah merebus air dalam panci besar. Sembari menunggu ia menyiapkan lima gelas kaca bermodel tabung lantas menyusunnya di atas meja makan. Tak lupa si gadis juga mengeluarkan sekotak kurma dari dalam kulkas, ingat makan sebelum sholat Idul Fitri merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan.

"Masya Allah yang sudah jadi isteri orang tambah rajin aja."

Sakura menoleh ke sumber suara dengan senyum kecilnya. "Doakan supaya aku tetep rajin dan taat ya bu."

"Tentu nak," Mebuki mengeluarkan potongan ayam yang sudah dibersihkan dari dalam freezer. "suami mu belum bangun kan?"

"Sudah bu," raut wajah Sakura berubah sedih. "aku gak bakalan bangun kalau gak denger mas Sasuke buka lemari."

"Bukannya semalam kalian pulang larut, ngapain suamimu bangun jam segini?"

"Sholat tahajud," Sakura menghela napas pelan. "dari kemarin aku bahkan gak bisa bangun lebih awal dari suamiku sendiri, apa aku bisa jadi istri shalihah?"

"Perjalanan kalian masih panjang, ini baru dua hari dan kamu udah mikir aneh-aneh," Mebuki menghela napas pelan. "meskipun ukuran isteri shalihah gak dilihat dari bangun lebih awal dari suami, tapi adek tetep harus belajar untuk itu."

"Apalagi nanti adek ikut suami ke Jakarta, siapa yang bakalan nyiapin keperluan suamimu kalau bukan kamu sendiri. Bismillah belajar pelan-pelan ya," sambung Mebuki.

"Iya bu."

Mebuki kembali membuka kulkas lantas mengambil bumbu opor, rica-rica dan soto yang sudah disiapkan sedari malam. "Masak hari kemenangan pasang muka kusut gitu sih dek?"

"Siapa yang pasang muka kusut, ini mah gara-gara belum mandi aja."

"Ya udah coba sekarang ke kamar tanya suamimu minta dimasakin apa, sekalian suruh mandi ya dek soalnya kamar mandi di rumah cuma satu."

Sementara Sakura mencuci tangannya, sosok pria yang sedari tadi berniat menemani sang isteri dan berakhir menguping bergegas melangkah seribu ke kamar.

Ya Allah ia sama sekali tak ada niatan ngebuat isterinya bersedih. Jika akhirnya demikian, ia berjanji kedepannya akan pura-pura tidur sampai Sakura membangunkannya langsung.

Sasuke segera berbaring di atas kasur, menutup tubuhnya dengan selimut lantas memejamkan matanya. Semoga dengan ini sedikit bisa nyenengin hati isterinya.

"Lho tidur?"

Sasuke merasakan kasur di sisinya sedikit bergerak akibat isterinya yang duduk sepelan mungkin. Lengan kirinya menghangat akibat gesekan lembut dari Sakura yang ia yakini berusaha membangunkannya.

"Mas ayo bangun, udah mau jam empat lho," Sakura berujar lembut seraya mengusap lengan atas suaminya. "maaf ya aku bangunin pasti kamu kecapean, tapi kamar mandi di rumah cuma satu."

Sasuke mengerjap pelan pura-pura menyesuaikan cahaya lampu. "Jam berapa?"

Sakura menunduk lantas menepuk lembut pipi suaminya. "Jam empat kurang lima belas, ayo bangun mandi dulu."

"Orangnya gak mau bangun kalau belum dicium."

"Belum bangun tapi udah ngomong?"

Senyum tipis terukir di bibir Sasuke. "Cium dulu."

Sakura segera mengecup singkat puncak hidung Sasuke, membuat sang empu membuka kedua matanya.

"Kok disitu sih dek?" protes Sasuke.

"M-mas kan gak bilang dimana," Sakura menyibak selimut yang menutupi tubuh suaminya. "bangun yuk, nanti keburu ayah atau mas Sasori yang mandi."

Sasuke mengubah posisinya menjadi duduk lantas mengecup sayang jidat isterinya. "Makasih udah dibangunin."

Arti [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang