Pagi ini aren pulang dari rumah sakit sudah 2 hari dia di sini padahal hanya luka goresan saja tapi asla tetap melarang nya pulang hingga luka luka ya agak membaik.
Di ruangan kini terdapat kedua orang tua aren dan asla yang belum pulang dari sedari kemarin karena aren yang terus menangis mengeluh sakit di badannya.
"yuk pulang" ajak asla kepada aren yang masih duduk di atas ranjang rumah sakit sebari memainkan handphone asla.
"gendong" rengek aren membuat asla terkekeh lalu merentangkan tangannya ke arahnya aren.
Aren melingkarkan kedua tangan nya di leher asla dan juga kedua kaki nya di pinggang asla.
Aish seperti anak koala kalau di lihat lihat.
"ren kasian tau asla nya berat gendong kamu mah" mamah aren heran dengan aren begitu manja pada asla.
Aren menjulurkan lidahnya ke arah sang mamah lalu berkata "bilang aja iri soalnya papah gamau gendong mamah yang berat sama gendut gitu" ledek aren sebari tertawa.
Mamah aren mendengus kesal "enak aja badan langsing gini di bilang gendut" cibir mamah aren.
"langsing juga asla" ujar aren lalu menyenderkan kepala nya di ceruk leher asla.
"udah udah ayo pulang" lerai papah aren lalu keluar dari ruangan di ikuti mamah aren kemudian asla dan aren.
Di perjalanan menuju parkiran banyak orang orang yang memperhatikan ke arah mereka lebih tepatnya ke arah asla dan aren.
Asla cuek dengan keadaan sekitar begitu juga aren yang masih asik mendusel duselkan wajahnya di leher jenjang milik asla, sesekali mengecupnya.
Sesampai di parkiran asla masuk kedalam mobil yang berbeda dengan kedua orang tua aren.
Mereka memang sengaja karena aren yang meminta pada asla ingin berbeda mobil dengan kedua orang tua nya.
Kebetulan juga kemarin asla kemari menggunakan mobil bukan motor ninja miliknya.
Aren membuka keamanan mobil lalu berhenti di depan mobil "mau duduk sendiri apa duduk bareng?" tanya asla.
"bareng ih masa sendiri" rengek aren yang di hadiahi kecupan singkat di pipinya.
Asla berjalan ke arah kemudi lalu masuk secara perlahan agar aren tidak terbentur, walau agak susah ya tapi mau bagaimana.
Kini mereka sudah duduk di kemudi asla menyalakan mobil ya lalu mengeluarkan nya dari parkiran dan bergegas pulang.
Mobil orang tua aren sudah duluan berada di depan mereka mengendarai ber iringan namun mereka terpisah di lampu merah.
Asla terjebak di lampu merah sedangkan mobil mereka sudah terlebih dahulu jalan.
Sambil menunggu lampu merah aren terus saja mengecupi pipi asla entah keberanian dari mana tapi rasanya ingin saja.
Asla terkekeh lalu menjauhkan pipinya dari aren hingga membuat aren sebal dan menarik leher asla yang otomatis membuat pipi asla mendekat.
"asla diem ih aren gemess sama pipi asla" aren terus menciumi pipi asla hingga rasanya basah karena ciuman nya.
"gemess pipi kamu lah, gempil gitu" asla terkekeh dia tidak kesal pada aren yang terus menciumi pipinya hanya dia merasa sedikit geli dengan ciuman bertubi tubi itu.
Lampu merah berganti dengan hijau mobil asla berjalan dengan kecepatan biasa saja asla masih waras jika akan mengajak aren untuk ngebut.
Di perjalanan masih dengan aren yang terus mengecupi pipi asla sedangkan asla yang pokus pada jalanan yang cukup padat hari ini.
Tiba tiba pokusnya sedikit teralihkan dengan seorang wanita di sebuah taman dekat sana yang terus memperhatikan mobil yang dia kendarai.
Mata tajam asla memandang wanita yang cukup jauh itu dan di sadari asla bahwa wanita itu tersenyum miring ke arah nya.
Lalu mobil melintas di depan wanita itu seketika wanita itu tak terlihat entah kemana perginya.
Tak ingin ambil pusing asla terus melajukan mobilnya hingga sampai di gerbang rumah aren.
Asla turun sebari mengendong aren di depannya.
Aren seperti mengantuk dan tertidur ketika akan masuk ke dalam rumah.
Masuk ke dalam rumah disana terdapat mamah dan papah asla yang duduk sambil menonton tv di ruang tamu.
Asla izin untuk naik ke kamar aren dan menidurkan bagi besarnya itu.
Asla duduk di pinggir ranjang lalu memandang wajah aren yang tidur di depannya Jika di teliti lebih lagi aren mempunyai hidung yang mancung pipi yang gembul dan juga tahi lalat di pipi kirinya yang kecil.
"aku pulang" pamit asla pada aren yang masih tertidur lalu mengecup pipinya dan keluar dari kamar aren.
Asla berpamitan pada kedua orang tua aren dan pergi meninggalkan rumah aren.
Asla tidak berniat pulang menuju ke rumahnya tapi dia menuju ke perusahaan nya yang beberapa hari ini dia tinggalkan karena aren.
Dia memasuki perusahaan dan di sapa dengan berbagai sapaan oleh karyawan karyawan di kantor miliknya.
Asla memang terkenal ramah di manapun tapi dia tidak mudah dekat dengan siapa pun.
Kaki jenjang asla memasuki lift kantor lalu menekan angka 12 menuju ke ruangannya.
Lift terbuka dan asla keluar dari sana lalu berjalan ke arah ruangan nya, sebelum sampai ke ruangan di sana ada ruangan robi yang pintu nya terbuka memperlihatkan robi yang sibuk dengan berkas berkas kantornya.
Asla menghampiri robi lalu menepuk pundak robi dengan pelan, robi mengangkat kepalanya lalu berdiri dari duduknya dan membungkuk hormat pada asla.
Asla memutar bola matanya malas, dia paling tidak suka jika robi menganggap nya sebagai atasan bagaimana pun robi itu sudah asla anggap sebagai abang nya sendiri.
"oh ayo lah, jangan terlalu sungkan ke gue" asla cemberut dan hal itu membuat robi terkekeh.
"maaf nona saya sudah terbiasa seperti ini"
"robi lo itu udah kaya abang gue yah jadi jangan sok formal deh, nyebelin banget"
"rasanya sedikit aneh jika tidak berbicara formal pada anda"
"pokoknya lo gak boleh terlalu formal sama gue bi, astaga " asla memijit pelipisnya sudah berapa kali dia bilang namun robi tetaplah robi yang seperti itu.
"iya maafkan saya nona"
" tuhkan formal lagi, panggil asla aja kenapa sih susah amat" kesal asla.
"iya asla"
"nah gitu dong" asla tersenyum dan di balas robi juga dengan senyuman tak kalah manis.
"yaudah gue keruangan dulu nanti berkas yang udah gue tanda tangan bakal gue anterin ke sini"
"tidak usah nona eh tidak usah asla biar saya yang mengambilnya ke sana" asla mengangguk lalu berjalan kelaur ruangan robi dan menuju ke ruangannya.
Di ruangan asla terkikik geli mendengar ucapan non formal robi yang terdengar kaku di telinga nya.
Asla kemudian mengambil dokumen dokumen yang harus dia tanda tangani lalu membacanya dengan teliti.
Setelah di baca dokumen di tanda tangani olehnya.
Hingga terlalu asik berkencan dengan kertas kertasnya tanpa sadar jika dia lupa tentang bayi besarnya yang belum dia beri kabar.
....
Chap17
Maap kalau bnyk typo
Males koreksi gila.Maap juga lama up nya soalnya banyk tugas numpuk😭
Vote
Comen
FollowNext??
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boy
Teen Fiction"asla mau peluk" "asla suapin" "asla mau kiss" "asla kelonin" Asla gadis tomboy dengan gaya urak urakan namun terkesan manis dan cantik itu merupakan salah satu most wanted di sekolahnya. Sedangkan aren, adalah lelaki manja yang memiliki seribu c...