Setelah sarapan tadi, kini aren dan asla tengah berada di perjalanan menuju sekolah menggunakan motor asla tentunya.
"KAK KENAPA JEMPUT AKU GAK BILANG?" teriak aren, jalanan cukup berisik dengan pengendara lain.
"LO NGOMONG APA GAK DENGER?" balas asla membuat aren memajukan badannya lalu menyandarkan kepalanya di bahu asla.
Dia mengurungkan pertanyaan tadi karena tidak mungkin berteriak di jalanan, bukannya terdengar malah malu yang ada.
Setelah sampai di parkiran sekolah aren turun dengan berpegangan pada bahu asla, asla membuka helm nya dan menegok ke arah aren yang kesulitan membuka helm miliknya.
"tadi di jalan tanya apa hm?" tanya asla sedangkan aren yang sibuk dengan helmnya melirik ke arah asla.
"kakak kenapa jemput aku gak bilang?"
"karena gue gak punya nomor lo jadi gak bisa bilang kemarin mau minta lo nya tidur" asla menjawab sebari membuka helm aren dan menaruhnya di stang motor.
Aren mendengus kesal "terus kemarin pulang ko gak bilang?"
Asla tertawa kecil melihat tingkah mengemaskan aren "lo nyariin gue kemarin?" tanya asla membuat aren mengangguk.
"kemarin aku nyari kakak waktu bangun tapi ga ada kata mamah kakak pulang tapi gak pamit sama aku dulu" mata aren kini berkaca kaca mengingat kejadian kemarin.
Dan yaps aren menitikan air matanya.
Asla turun dari motornya lalu menarik aren ke taman belakang sekolah, dia baru menyadari bahwa dirinya dan aren di perhatikan oleh warga sekolah lainnya.
Disini sekarang mereka berdua duduk di rerumputan belakang sekolah.
Aren masih menangis sesegukan, kadang asla merasa aneh padahal hanya hal kecil tapi membuat aren menangis seperti ini.
Asla membawa aren ke pelukannya lalu mengelus rambut sedangkan tangan kiri nya mengelus punggung yang masih bergetar karena menangis itu.
"stt udah jangan nangis sayang"
Asla berusaha menenangkan aren yang terus menangis hingga akhirnya tangisan reda dan tanpa sadar pula bel masuk sudah berdering sedari tadi.
Aren berhenti menangis lalu melepaskan pelukannya dengan asla, aren memandang wajah asla dengan intens hal itu membuat asla menaikan sebelah alisnya heran.
"kakak jangan panggil aku sayang, aku bukan pacar kakak" ketus aren sambil memalingkan wajahnya dengan tangan yang di lipat di depan dada.
"oh jadi harus pacaran dulu baru boleh manggil sayang?" goda asla membuat aren mengangguk.
"yaudah mulai sekarang kita pacaran" tegas asla membuat aren mendelik sebal.
"Gamau"
"itu bukan pertanyaan sayang, itu pernyataan" seringai di bibir asla tercetak jelas membuat aren mengangguk takut.
"jangan takut gue bakal jaga lo dan gak akan pernah nyakitin lo gue janji!" ucap asla sambil mengelus pipi aren lembut.
"tapi kakak kalau sama aku jangan pake lo gue yah" asla mengangguk tanpa ragu lalu mengecup pipi aren sekilas membuat pipi aren merah tersipu malu.
"pipi nya merah kenapa tuhh" goda asla, aren langsung menutupi pipinya dengan tangan lalu berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan asla karena malu.
Asla mengikuti aren sampai ke kelasnya dan sempat saat aren akan masuk di larang oleh guru bahkan sempat akan di beri hukuman, namun semua nya di urungkan sang guru karena perintah asla.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boy
Teen Fiction"asla mau peluk" "asla suapin" "asla mau kiss" "asla kelonin" Asla gadis tomboy dengan gaya urak urakan namun terkesan manis dan cantik itu merupakan salah satu most wanted di sekolahnya. Sedangkan aren, adalah lelaki manja yang memiliki seribu c...