MCB-24

21.8K 1.8K 218
                                    

Caffe AWSEM entah apa yang di pikiran sadewa hingga memberikan nama caffe dengan nama tersebut.

Ketika sampai memang caffe begitu keren dengan nuansa monocrome, lalu perpaduan gaya Eropa begitu melekat di caffe milik sadewa ini.

"gimana keren gak?" tanya sadewa kepada asla yang masih menatap caffe.

"namanya kenapa awsem?" heran asla sebari terkekeh gelii melihatnya.

Sadewa menunjukan gigi rapi nya lalu tanpa menjawab sadewa menarik tangan asla untuk masuk kedalam.

"gatau kenapa waktu mau buat caffe pengen yang luar biasa kaya cinta gue ke lo" gurau sadewa membuat asla tertawa geli.

"belajar ngalus dari mana lo?" asla mengusap wajah sadewa pelan.

"dari orok gue udah bisa ngalus"

"apalagi ngalusin lo" goda sadewa membuat asla kembali tertawa.

"lo gak akan nyuruh gue duduk gitu pak bos" asla menaik turunkan halisnya mengoda sadewa.

Sadewa menepuk kening nya pelan "ya ampun gue lupa"  sadewa menarik tangan asla ke meja pojok dekat jendela.

Sadewa menarik kursi lalu memerintahkan asla untuk duduk "silakan duduk nyonya bos" ucap sadewa dengan senyuman manisnya.

"so sweet sekali babu ku ini"

Senyum sadewa luntur mendengar perkataan asla "masa ada babu seganteng gue" sadewa menguyarkan rambut nya ke belakang.

"jijik wa" gurau asla.

Membuat tawa mereka keluar, sadewa terperangah melihat asla tertawa bagaikan melodi yang mengalun merdu di telinga sadewa.

"lo cantik kalau ketawa"

"iya gue tau, lo juga ganteng kalau mau jadi babu gue"

"sialan"

Hal sederhana namun mampu membuat asla tertawa tanpa beban.

Kadang sesuatu yang sederhana memang lebih bisa membuat bahagia.

"wa, mau makan dong laper" ujar asla di angguki oleh sadewa.

Sadewa memanggil salah satu pegawai nya lalu meminta asla untuk memilih pesanan nya.

Ternyata benar apa yang di ucapkan oleh bian, asla memang bisa membuat caffe nya bangkrut seketika.

Badan aja kecil tapi makannya buanyak banget.

"gila lo makan nya banyak juga yah" decak sadewa.

"kenapa gak ikhlas?" kesal asla membuat sadewa mengeleng.

"gue ikhlas, ini baru permulaan tau, nanti juga gue yang nafkahin lo jadi gausah takut gue bangkrut" goda sadewa membuat asla memutar bola matanya malas.

"wa lo tau gak cewe itu paling gak suka apa?" tanya asla serius.

"paling gak suka di nomor duain, yakin gue" jawab sadewa membuat asla mengangguk paham.

"tapi ko gue mau jadi yang nomor dua yah" sadewa mengerutkan dahinya tak mengerti.

"lah ko mau?" heran sadewa.

"iya nomor dua di kartu keluarga kita nanti" goda asla membuat pipi sadewa bersemu hingga ke menjalar ke telinga.

Asla tertawa melihat tingkah sadewa dan terus saja tanpa henti mengodanya.

Hey salah sendiri mengoda asla duluan, asla godain jantung copot dah tuh.

Sialan emak gue baper- batin sadewa menjerit.

My Childish Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang