Entah dimana Yoshi sekarang, ia terakhir ingat ia tengah bekerja dan memikirkan banyak hal. Sampai ia terbawa di sebuah tempat yang tampak tidak asing baginya. Berdiri di atas rerumputan dan ia memperhatikan seseorang di depan sana.Menikmati angin sejuk yang berhembus dari Danau yang di sana banyak sekali angsa yang bermain di tengah nya. Gadis itu tampak duduk di ayunan, mengayun nya secara perlahan dan ia tidak menoleh sama sekali. Yoshi terdiam, ia tampak tidak asing dengan sosok itu. Ia tampak mengenal nya namun Yoshi tidak pasti.
" Apa bapak memikirkan saya? " Suara gadis itu membuat Yoshi mati rasa. Gadis itu menoleh ke arah nya dan tersenyum manis seolah tidak ada yang terjadi.
" Jangan terlalu memikirkan saya ... Saya tau anda terbebani dengan saya. Lagi pula saya tidak ada harapan lagi " Ucap nya dan kembali menatap ke depan, Yoshi tidak paham apa yang dia katakan.
" Apa maksud mu? ... Apa kamu baik baik saja? "
Tau atau tidak, gadis itu tersenyum dalam diam ketika mendengar pertanyaan Yoshi. Ia tidak menjawab apa pun, ia bisa tau kalau Yoshi mulai mendekat ke arah nya dan ia tidak merespon apa pun.
" Saya bertanya kepada mu, apa kamu baik baik saja? "
" Menurut bapak saya bagaimana? Apakah saya baik baik saja? " Tanya gadis itu kembali dan tatapan nya tentu saja membuat Yoshi teringat akan semua kesalahan yang ia buat sebelum nya.
Yoshi menunduk, di dalam dirinya selalu menyalahkan dirinya sendiri. Entah kenapa namun ia merasa kalau semua itu adalah salah nya, 100% salah nya dan benar apa kata Haruto. Ia tidak pantas untuk kembaran nya, karena pada awalnya dirinya tidak di takdir kan untuk nya.
Sudah tau ending nya. Yoshi akan tetap di tinggalkan selama nya. Itu yang Yoshi tau dan ia selalu memikirkan hal itu, hal yang sama berulang kali membuat hati nya tanpa sadar juga merasa tersakiti.
" Bapak tidak perlu menyalahkan diri sendiri seperti itu ... Itu bukan salah bapak, lagi pula kita memang tidak di takdir kan bersama. Saya di takdir kan tidak mempunyai siapa pun kecuali keluarga saya... Saya akan pergi cepat atau lambat " Ucap nya dan kemudian bangkit dari tempat duduk nya.
Menghadap ke arah Yoshi dan tersenyum manis, angin membuat rambut panjang nya yang tergerai indah berterbangan. Gadis itu meraih tangan Yoshi dan menggenggam nya erat namun terkesan sangat nyaman. Yoshi tidak bisa melakukan apa pun, ia hanya menatap kosong ke depan menatap gadis itu yang ia cintai. Entah kenapa pertanda ini.
" Saya memang mencintai anda ... Tapi tidak memiliki anda. Tuhan tidak memberi saya kesempatan .. Maafkan saya, saya baru bilang. Tapi saya harap bapak bisa hidup dengan bahagia setelah saya sudah pergi " di kalimat itu Yoshi tidak bisa menjawab sama sekali.
Sampai seseorang datang di belakang gadis itu, sama menggunakan sebuah pakaian rapi dan wajah nya tampak berseri seri. Pemuda itu menepuk bahu gadis itu membuat nya menoleh dan Yoshi kebingungan. Siapa pemuda itu?
" Sudah saat nya ... Kita harus pergi sekarang "
" Mau kemana? " Gadis itu kembali menoleh ke arah Yoshi dan tersenyum. Ia menghisap punggung tangan Yoshi.
" Ke tempat dimana semua orang akan berakhir ... Saya pamit pak. Saya ingin katakan sekali lagi, bukan maksud mengingatkan atau menuntut . Makasih atas semua nya pak ... Saya ..." Yoshi menatap gadis itu yang mulai melepaskan genggaman nya.
Dan berdiri tegak di depan nya. Yoshi ingin menahan namun gadis itu sudah melangkah mundur menjauhi nya. Masih dengan senyuman manis yang Yoshi rindukan selama ini. Pemuda itu menggenggam tangan nya dan membawa gadis itu ke sebuah tangan putih bercahaya yang menuju ke atas langit.
" (y/n)!!! "
" Sampai jumpa ... Anda cinta pertama saya yang paling berkesan... Terima kasih atas kesempatan nya. Saya mencintai anda.. Yoshi " Gadis itu mulai melangkah ke arah tangga dan entah kenapa Yoshi ingin berlari mengejar nya secepat mungkin. Namun aneh nya secepat apa pun Yoshi berlari ia tidak kunjung sampai malah tangga itu semakin menjauhi nya.
Sampai Yoshi terjatuh di atas tanah dan ia menangis sejadi jadi nya di sana. Kembali menyalahkan diri nya sendiri atas semua yang terjadi.
" Jangan tinggalin saya ... "
• • •
Seketika ia membuka mata nya, mata nya sudah basah karena air mata dan ia mulai bangun kembali duduk dengan tegak. Menatap ke segala arah dan semua nya masih di awal. Pria itu membuang nafas panjang sekaligus lega kalau semua itu hanya sekedar mimpi saja.
Namun ia masih ingat betul kalau dia tersenyum ke arah nya dan mengatakan selamat tinggal kepada nya. Yoshi, ia langsung berdiri mengambil jaket nya kemudian secepat mungkin ia keluar dari ruang kerja nya. Berlari keluar kantor menuju sebuah tempat.
' Jangan pergi saya mohon .. Jangan pergi '
Pria itu berlari keluar kantor sekuat tenaga sampai ia sudah berada di lantai dasar. Menaiki mobil nya dan melajukan kendaraan nya dengan kecepatan di atas rata rata, persetanan dengan kendaraan lain ia hanya ingin menemui seseorang yang selama ini ia rindukan.
' Maafkan saya (y/n)... Saya ... Saya tidak akan melakukan nya lagi tapi saya mohon bertahan sebentar saja '
• • •
🤧
Bang Yoshi. Sabar ya bang, udah mulai sadar karena mimpi. Ada yang kayak bang Yoshi juga gak? Di kasih pertanda dan langsung peka. Bagus deh, peka sudah.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
MATEMATIKA | Yoshinori × You [ END/REVISI ]
Fanfiction[ Completed ] [ ft. よしのり ] (Nana story) [ Cerita ini udah tamat dan akan di revisi agar jauh lebih baik ] Mungkin pertanyaan Matematika berbaris dan jawaban nya beranak? Benar bukan? Sulit memecahkan materi nya ketika kita tidak memikirkan semua ru...