Seseorang berdiri memandang pemandangan yang berada di depan nya. Melewati kaca yang terpasang di jendela luas di ruang kerja nya, wajah tampan nya terkena sinar matahari membuat kesan wajah nya jelas di lihat. Wajah nya datar dan ketika ia menoleh ke sebuah arah, lebih tepat nya ke arah sebuah bingkai foto dimana terdapat dirinya dan seseorang di sana.Ia berjalan ke arah meja dan mengambil bingkai tersebut. Seketika senyum menghiasi wajah nya, matanya terpaku pada foto sosok yang ia rindukan sejak lama. Ia bertanya tanya bagaimana keadaan nya sekarang.
" Gw rindu sama lo ... Lo gak apa apa kan di sana? " Ia mengusap foto tersebut. Dan membayangkan jika orang di dalam foto benar benar berada di depan nya.
" Gw selalu kepikiran ... Bahkan ... Gw selalu mimpi kalau lo bakal pergi ninggalin gw untuk selama nya. Tapi gw yakin lo gak akan ninggalin gw kan? Gw percaya sama lo. Gw bakal balik ... Buat lihat wajah lo "
Ia tersenyum kembali dan meletakan bingkai foto itu dengan hati hati. Ia masih tersenyum sampai suara phonsel membuat nya mengalihkan pandangan nya, ia mengambil phonsel nya dan melihat nama yang tertera di layar phonsel nya.
" Haruto? " Ia pun mengangkat phonsel nya dan menerima panggilan tersebut.
" Assalamualaikum, Bang "
" Waalaikumsalam ... Kenapa, to? Ada masalah? " Terdiam, mereka berdua sama sama terdiam sampai terdengar helaan nafas Haruto yang terdengar gusar.
" (y/n) pengen ketemu sama lo, Bang .. Bisa gak lo ke Italia bentar... (Y/n) penasaran sama lo " Cahya terdiam dan ia kembali menatap bingkai foto itu dengan senyum getir.
" Lupa? Oke .... Gw bakal berangkat malam ini.. Kemungkinan besok pagi gw sampek "
" Lo beneran gak sibuk kan, Bang? Maaf ngerepotin lagi bang "
" Gak apa apa. Sans wae lah .. Kayak sama siapa aja " Cahya tersenyum tulus. Dan ia membuang nafas panjang.
" Oke bang kalau gitu .... Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam " Cahya duduk di atas kursi nya lemas. Sebenarnya ia sudah tau sebuah kebenaran tentang keadaan sahabat nya yang di rawat di Italia selama hampir sebulan mungkin.
Ia juga mengutus beberapa anak buah nya untuk turun tangan untuk menjaga ruangan kamu. Dan ia melakukan nya. Jangan lupa juga tentang kematian Sofia yang sudah terdengar oleh nya karena informasi dari anak buah nya, jelas saja ia tau kalau pembunuh nya itu adalah Haruto.
Cahya tidak melakukan apa pun, ia hanya membiarkan Haruto meluapkan emosi nya. Cahya tau bagaimana Haruto, anak itu memang sangat ceria, lembut, penuh perhatian. Namun jangan lupakan sisi gelap nya, Haruto tidak akan membiarkan siapa saja bahagia jika penderitaan nya belum terbalaskan. Percaya tidak percaya itu yang Cahya nilai dari Haruto.
Terlalu banyak berpikir, Cahya menghubungi sekertaris nya untuk memesan tiket pesawat untuk nya dan harus siap malam ini. Ia tidak mau membuang waktu karena ia sudah sangat merindukan sahabat lama nya yang sekarang dalam keadaan melupakan nya. Ia tau, ia sudah di lupakan tetapi bukan berarti hilangkan kasih sayang nya bukan. Mereka sudah bersama sejak kecil, mustahil melupakan segala nya.
Pria itu melepaskan jas yang ia gunakan dan melipat kemeja nya sampai lengan, terlihat lengan kokoh nya dan urat nya menonjol jelas.
" Siap mental gw sampek sana ... Bajingan itu masih di sana gak ya? " Dia bertanya tanya.
" Ck! "
KAMU SEDANG MEMBACA
MATEMATIKA | Yoshinori × You [ END/REVISI ]
Fanfic[ Completed ] [ ft. よしのり ] (Nana story) [ Cerita ini udah tamat dan akan di revisi agar jauh lebih baik ] Mungkin pertanyaan Matematika berbaris dan jawaban nya beranak? Benar bukan? Sulit memecahkan materi nya ketika kita tidak memikirkan semua ru...