Sekarang pesawat sudah di siapkan. Semua nya sudah siap dan hanya tinggal menunggu, Junghwan juga bersama Hendry menunggu di bandara dan sampai mereka berdua sama sama melihat sebuah mobil yang datang. Di tebak lah mereka siapa yang ada di dalam sana.Junghwan menghampiri mobil itu begitu juga Hendry, pintu mobil terbuka. Pintu paling belakang, dan brangkar keluar dari sana memperlihatkan gadis berwarjah pucat itu keluar dengan alat medis yang di pasang oleh rumah sakit di Italia. Jadi Hendry sudah menghubungi pihak rumah sakit Italia untuk datang ke Indonesia memindahkan anak cantik nya.
Hendry menggenggam tangan anak perempuan nya yang meskipun ia tau tidak akan di respon oleh anak nya.
' Kamu pasti bisa sayang ... Bertahan ya, Ayah akan berusaha membuat kamu sembuh kayak dulu lagi '
Haruto mendorong brangkar kamu, dan mendorong nya bersama beberapa orang pihak rumah sakit. Menuju sebuah pesawat pribadi milik Hendry. Semua alat medis dari Italia juga di bawa pastinya, agar menemani perjalanan kamu selama berada di penerbangan dari Indonesia ke Italia.
Di sisi lain Yoshi sampai di rumah sakit yang ia tau, dan mendapatkan informasi kalau kamu berada di sana. Yoshi keluar dari mobil kemudian berlari masuk. Ia bertanya kepada salah satu suster yang berjaga di depan.
" Sus.. Pasien atas nama (y/n) ada di mana ya? "
" Tunggu sebentar ya,Tuan " Suster itu memeriksa daftar Pasien di komputer yang berada di hadapan nya. Ia kembali menatap Yoshi yang menunggu jawaban terkesan terburu buru.
" Pasien sudah di pindahkan di rumah sakit lain, Tuan. Maaf sekali lagi "
" Dimana rumah sakit nya? "
" Maaf Tuan... Pihak rumah sakit melarang kami memberi taukan orang asing tentang ini. Maaf sekali lagi, Tuan "
Yoshi ambruk di sana. Ia frustasi harus melakukan apa. Ia mengambil phonsel nya karena suara phonsel yang menyita perhatian nya. Seseorang memberikan lokasi. Dan Yoshi yakin itu pasti lokasi dimana kamu berada sekarang. Yoshi kembali berlari mencari, ia tidak akan lelah sebelum ia menemukan kamu sekarang juga.
Ia menyesal sekarang, entah kenapa mimpi itu sudah membuatnya sadar akan semuanya.
• • •
Di dalam pesawat semua alat medis di tata rapi di sebelah kamu yang masih berbaring. Haruto duduk tidak jauh dari kamu, ia sesekali menoleh ke arah kamu dan memeriksa keadaan kamu yang seperti nya tidak ada perubahan apa pun.
Dan Junghwan juga enggan meninggalkan kamu sendiri di sana. Pemuda itu terus menerus menatap kamu dan tidak melepaskan genggaman nya dari tangan dingin kamu. Junghwan bisa merasakan nya, tangan kamu halus dan sangat dingin bagaikan es. Bayangkan saja jika kamu berada di perbatasan hidup dan mati sekarang.
" Kakak gak ada niatan untuk bangun? Junghwan ... Kangen sama kakak tau. Kapan kakak bangun? " Junghwan menunduk dan berakhir ia menangis di sana. Hendry berada di belakang Junghwan hanya bisa menenangkan Junghwan.
" Kakak pasti bangun, Junghwan. Jangan khawatir... Kakak mu orang yang kuat, jadi dia pasti bisa bertahan. Kakak kan sayang sama Junghwan, gak mungkin ninggalin Junghwan kan " Junghwan mengangguk meskipun anggukan nya itu susah payah.
Diam diam Haruto ikut menangis. Ia memalingkan wajah nya ke arah jendela pesawat dimana terlihat gumpalan awan putih di samping nya. Air mata nya menetes mengikuti perasaan yang Haruto rasakan sekarang. Sampai tanpa sadar kedua tangan nya mengepal kuat.
' Akan gw bales semua nya. Apa yang (y/n) rasakan harus mereka rasakan juga ... Begitu juga perasaan gw. Gw gak akan pernah biarin mereka bahagia, gw bersumpah atas itu '
• • •
Gimana perasaan kalian sekarang? 30 vote insyaallah kalau gak gabut ya apdeat cepet. Berdoa aja ya🙃
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
MATEMATIKA | Yoshinori × You [ END/REVISI ]
Fanfic[ Completed ] [ ft. よしのり ] (Nana story) [ Cerita ini udah tamat dan akan di revisi agar jauh lebih baik ] Mungkin pertanyaan Matematika berbaris dan jawaban nya beranak? Benar bukan? Sulit memecahkan materi nya ketika kita tidak memikirkan semua ru...