" Bahagia tidak harus dengan sebuah harta atau uang. Tetapi bahagia akan datang ketika keluarga yang kita sayangi selalu ada untuk kita "
•••
" Mau apa hm? Muka nya merah gitu dek " Yoshi terkekeh melihat wajah mu yang merah karena menahan badan Yoshi yang berada di atas kamu.
Ya pria itu selalu seperti itu, setiap hari tanpa menggoda mu seperti nya dia hampa sekali bukan. Suami mu itu menatap wajah mu yang tentu saja sukses membuat wajah mu merah melebihi sambel padang, kamu berusaha memalingkan wajah mu ke arah lain karena masih merasa malu. Sedangkan si pelaku malah tertawa kemudian ia mengusap perut mu yang membesar, sudah hampir 9 bulan ini tinggal menunggu kapan si jabang bayi mau keluar saja. Tampak jelas terlihat di wajah tampan nya kalau dia amat senang sekaligus bahagia sekarang.
Bagaimana tidak bahagia, istri yang selalu ada untuk nya dan anak pertama nya yang amat membanggakan diri nya. Sekaligus kehadiran anak kedua mereka menambah berkah yang melimpah, Yoshi bersyukur dengan kehidupan nya sekarang.
" Kamu kenapa mas? Senyum senyum terus " Yoshi meraih wajah kamu dan mengecup kening mu sekilas.
" Aku bahagia banget bisa sama kamu, sungguh aku beruntung bisa menjadi yang terakhir untuk mu " Entah apa yang di katakan nya namun itu begitu membuat hati mu terasa hangat. Di tambah detak jantung mu yang semakin menggila karena suami tampan mu itu.
" Apasih mas?! Masih pagi dah gombal aja ih, minggir dulu aku mau bangunin Dika nanti sekolah " Yoshi malah menjatuhkan diri di samping mu dan memeluk mu dari samping.
Wajah pria itu bersembunyi di leher kamu, sedangkan kamu yang menerima perlakuan itu hanya pasrah. Entah kenapa semenjak kehamilan mu yang menginjak 6 bulan, Yoshi semakin manja. Apa karena bawaan bayi menular ke ayah nya? Atau ada hal lain kamu tidak paham dengan itu.
Pria yang menjabat sebagai suami mu itu bahkan tanpa ragu mencium leher kamu, membuat kamu terdiam dan tangan mu mencengkram tangan Yoshi kuat-kuat, berusaha tidak mengeluarkan suara meskipun kamu tau kalau kamar kalian berdua kedap suara. Siapa juga yang bikin konsep itu? Tentu saja Yoshi pelaku nya.
" Ma.. Mas, jangan ish tar Dika denger gimana "
" Masih tidur sayang, masih jam 5 loh. Satu jam gak apa apa ya, pengen jenguk baby nya " Wajah mu kembali merah dan itu mampu Yoshi melihat itu semua.
Pria itu tersenyum tanpa dosa dengan tangan nya yang memeluk perut besar kamu, sesekali mengusap nya mengundang sang bayi menendang menandakan membalas Ayah nya. Yoshi tersenyum merasakan anak nya merespon dengan baik, bayangkan saja betapa bahagia nya Yoshi sekarang.
" Gak mau... Pengan makan roti es krim "
" Hm " Kamu mencubit pinggang nya karena kesal, namun sial nya malah mengenai perut berotot nya yang membuat mu menjauhkan tangan mu dari sana.
" Mas~ mau roti es krim "
" Masih pagi sayang, masak makan es krim? Tar demam kasihan kamu sama baby nya. Roti coklat aja ya mas buatin " Kamu menggelengkan kepala mu, menandakan menolak ajakan sang suami yang tengah berpikir keras.
Yoshi membuang nafas panjang dan kemudian ia pun berdiri, mengambilkan jaket di lemari kemudian kembali ke kasur, menuntun kamu untuk duduk dan memakaikan jaket karena cuaca Bandung tengah dingin dingin nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATEMATIKA | Yoshinori × You [ END/REVISI ]
Fanfic[ Completed ] [ ft. よしのり ] (Nana story) [ Cerita ini udah tamat dan akan di revisi agar jauh lebih baik ] Mungkin pertanyaan Matematika berbaris dan jawaban nya beranak? Benar bukan? Sulit memecahkan materi nya ketika kita tidak memikirkan semua ru...