Seperti biasa, Andre akan berangkat lebih awal karena ia banyak sekali Pasien yang harus di tangani. Sejak jam lima pagi, sebenarnya ia bisa sana menyuruh dokter lain namun ini juga tanggung jawab nya tidak bisa lempar kepada orang lain.Pria tersebut berjalan menelusuri koridor rumah sakit yang sudah mulai rame. Pukul 9 pagi, ia harus memeriksa sebuah ruangan. Ia membawa papan dan selembar kertas untuk mencatat perkembangan setiap pasien yang ia tangani. Ia masuk ke salah satu kamar ACU. Ia bisa lihat gadis kemarin.
Ya, itu kamu yang belum sadar sejak 3 hari yang lalu dan sekarang masuk hari ke 4. Andre masuk ke dalam dengan perlahan agar tidak membuat jantung kamu sakit, ia belum bisa menjelaskan apa yang kamu derita. Seperti nya orang tua kamu sudah tau tentang penyakit lemah jantung, karena itu biasanya sudah di alami ketika lahir.
Pria itu berdiri di samping brangkar kamu. Menatap semua nya, alat medis yang terpasang di badan kamu tentu saja membuatnya miris bukan main terlalu banyak sampai Andre sendiri merasa kebingungan. Meskipun ia dokter dan tentu saja pemandangan ini sudah biasa ia lihat. Namun entah kenapa pemandangan kali ini selalu mengingatkan nya tentang sebuah stragedi.
" Jangan menyesal. Aku pergi bukan karena salah mu .. Tetapi ini pilihan ku, aku sudah lelah dengan dunia. Maafkan aku, aku harus pergi dan tidur dengan nyenyak "
Tanpa sadar air mata nya menetes, lolos melewati kelopak mata nya begitu saja. Sadar apa yang ia lakukan, Andre menghapus air mata nya dengan kasar kemudian segera memeriksa mu. Ia memeriksa banyak hal, seperti tekanan darah, detak jantung, pernafasan dan banyak lagi.
Hanya menghabiskan waktu hampir 10 menit ia memeriksa akhir selesai. Ia mencatat semua nya, bisa di tebak bagaimana hasil nya? Tidak ada. Semuanya sama saja tidak ada perkembangan apa pun. Andre menatap kamu yang menutup mata dengan tenang seolah kamu sekarang tertidur dengan pulas, bagi Andre begitu.
" Apakah kau lelah? Sampai kau tidak bangun untuk beberapa hari ini ... Ku harap kamu bisa mendengar kata kata orang yang berbicara dengan mu. Aku yakin kau dengar, bisa kah. Kau berjuang lebih kuat, banyak orang yang cemas dengan mu... Setidaknya katakan bahwa kau baik baik saja ... Itu akan membuat mereka tenang meskipun hanya sebentar saja "
Ucap nya sendiri, ia tau tidak akan pernah di respon oleh lawan bicara nya. Namun ia sudah berusaha bukan, pria itu menatap lembut ke arah kamu seolah berharap lebih. Tidak ia sangka akan separah ini setelah sekian lama penyakit itu berkembang sejak lama.
Kenapa kamu tidak bilang sejak awal? Atau kamu tidak paham? Mustahil sekali, karena Andre tau kamu anak kuliahan pasti paham betul ciri ciri sebuah penyakit.
Namun tanpa ia sadari seseorang masuk ke dalam kamar itu dengan menggunakan pakaian yang sudah di sedia kan untuk ke steril an pasien yang berada di dalam.
" Apa yang kau lakukan di sini? " Haruto datang seperti biasa dan tentu saja jangan lupakan tatapan tajam nya kepada Andre. Ia beberapa kali muak dengan wajah pria.
" Aku hanya memeriksa nya "
" Apa sudah selesai? Kalau sudah kau bisa keluar " Ucap Haruto dengan dingin. Andre membuang nafas pelan kemudian ia pergi dari sana dengan membungkuk memberikan salam.
Haruto tidak membalas hanya lirikan tajam yang ia tunjukan. Sampai mata nya mengarah ke kamu, seketika wajah nya berubah menjadi sendu bersama senyuman nya yang hanya bisa kamu lihat sekarang. Ia menarik kursi di samping kamu. Seperti biasa juga kalau Haruto akan menemani kamu sepanjang hari, mengajak kamu bercerita dan beberapa hal yang kamu lewatkan.
• • •
Andre berada di luar dan langsung bertemu dengan salah satu dokter lain nya.
" Hey .. Baru kelihatan kau. Habis dari mana, Aku dan Ardha mencari mu tau "
" Aku memeriksa pasien... Ada apa? Apa ada masalah? " Tanya Andre menatap dua sahabat karib nya. Ia hanya heran kenapa sahabat nya itu mencari nya, tidak biasa.
" Mengajak sarapan. Kau sudah sarapan belum? Sekalian ayok .. Mumpung belum ada jadwal praktek " Andre mengangguk sekaligus dan mengikuti sahabat nya pergi ke kantin rumah sakit yang letak nya berada di tengah tengah rumah sakit.
Mereka berjalan berdampingan dan tentu saja tiga dokter tersebut menjadi pusat perhatian. Tetapi nyatanya mereka bertiga tidak menghiraukan keadaan, tetap menyapa dengan ramah setiap orang menyapa mereka di pagi ini. Sudah agak siang pantaskah di panggil pagi?
" Ku dengar kemarin ada Pasien yang pindah dari Indonesia? Apa benar? " pertanyaan Ardha terjawab karena Andre menggumang kata iya.
" kasian sekali .. Dia masih muda tapi sudah punya kanker otak dan juga lemah jantung. Ku pikir hanya beberapa persen saja ia bisa bertahan di tambah lemah jantung nya itu juga punya resiko besar "
" Kenapa kau hanya diam, bicara lah Andre. Kalau bukan ini tidak ada topik lain .. Kau ini membosankan sekali " kecetuk Felix yang berada di sebelah kanan Ardha.
" Diam kau " Ardha menatap tajam ke arah Felix agar diam, sepertinya Ardha tau kalau Andre mempunyai banyak pikiran sekarang.
" Memang nya berapa persen dia bisa hidup? " Suara Andre sukses mengundang pandangan mereka berdua dan menoleh ke arab Andre.
Pria di samping nya, yang menjawab sebagai dokter saraf pasti sangat paham betul bagaimana resiko nya. Lemah jantung di akibatkan sebuah saraf bukan? Jadi ia tau betul bagaimana proses nya.
" Mungkin 10% itu pun sudah paling tinggi harapan nya. Kau tau di tambah kanker otak nya yang mungkin mustahil untuk selamat " ucap Ardha terus terang. Meskipun dia tidak menangani langsung Pasien yang mengalami kanker, ia juga pernah membaca buku tentang kanker tentu saja sedikit pengetahuan ia bisa berbagi.
" 10%? Itu harapan atau ancaman? " Celetuk Felix lagi yang membuat Ardha terpaksa menginjak kaki Felix membuat pria itu memekik kesakitan.
" Diam saja kau .. Mana paham? "
" Aku juga dokter loh ... Bukan supir taksi " Dua sahabat nya sibuk membicarakan banyak hal dan sedangkan Andre terdiam ketika mendengarkan salah satu dari sahabat nya menjelaskan tentang.
' 10% harapan nya untuk hidup. Bisakah tuhan menolong nya? Dia anak baik kenapa harus di beri cobaan seperti ini '
• • •
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
MATEMATIKA | Yoshinori × You [ END/REVISI ]
Fanfic[ Completed ] [ ft. よしのり ] (Nana story) [ Cerita ini udah tamat dan akan di revisi agar jauh lebih baik ] Mungkin pertanyaan Matematika berbaris dan jawaban nya beranak? Benar bukan? Sulit memecahkan materi nya ketika kita tidak memikirkan semua ru...