28

152 8 0
                                    

Cinta adalah sebuah rasa yang tertanam di dalam hati, tidak bisa di cegah atau di larang, karena mereka tumbuh dengan sendiri.

happy reading🕊

Alena sudah di priksa oleh dokter, Bela merasa bersalah karna apa yang dia lakukan justru membuat Alena merasakan sakit

Berjalan mundar mandir dengan gelisah menunggu dokter keluar dan memberikan kabar kepadanya

Bunda Dion tadi pulang dan menitipkan Alena kepada Bela, Katanya ada keperluan yang harus diurus dirumah.

Dokter keluar Bela buru-buru berjalan mendekat karah dokter dengan wajah cemas

"B-bagaimana dok?" Dokter itu diam dan tersenyum, Bela tidak mengerti

"Pasien sudah melewati masa amnesianya" Bela menatap binar dokter dihadapannya

"Tetapi sekarang pasien masih belum bisa di jenguk, pasien masih butuh banyak waktu istirahat" Bela menanggukan kepala

"Terimakasih dok" Setelah dokter itu mengundurkan diri, Bela terduduk dibangku

"Apa aku telpon pak Dion?" Bela bertanya pada dirinya sendiri

"Jangan deh biarin aja, jangan diganggu pak Dion pasti sekarang sedang menerima manjaan dari cewe itu" Ucap Bela

~

Di satu cafe yang dekat dengan bengkel mobil, Dion dan Fiona sedang menikmati chocollate mereka masing-masing

"Kamu tau ga Ion kita dulu sering banget ke cafe cuma buat minum chocollate atau numpang wifi'an padahal dirumah ku atau rumahmu terpasang wifi" ucap Fiona dengan kekehan kecil.

Dion cuma diam menatap jalanan yang semakin ramai pengendara motor maupun mobil

"Gak tau kenapa aku kangen masa itu" Ucap Fiona lagi dengan manatap wajah Dion

"Kamu tau Ion dulu kamu selalu natap wajah aku seperti ini" Dion menatap wajah Fiona sekilas lalu beralih lagi melihat jalan

"Dan aku selalu bulshing setiap kali kamu natap seperti itu" Dion tetap diam tidak berbicara bahkan wajahnya datar

Fiona merasa terabaikan, Gadis itu pindah ke samping Dion dan bergelayut manja di lengan Dion

Pria itu menatap wajah Fiona dari jarak dekat yang dulunya setiap kali ia melihat wajah itu jantungnya selalu berdebar kini tidak ada lagi debaran itu

Dion melepaskan tangan Fiona dari lengannya, Berdiri lalu menatap wajah Fiona

"Maaf aku harus pergi istriku sedang di rawat dirumah sakit jadi aku harus menemaninya, bukan menemani wanita lain" Dion berbicara setelahnya melangkah pergi

Wajah Fiona merah padam menahan amarah yang membuncak didalam hati

"Bagaimana bisa Dion lebih memilih wanita sialan itu" Ucap Fiona dengan menahan marah

"Dasar Wanita Sialan, Awas aja mati lo ditangan gue" Ucap Fiona dengan tatapan menyiratkan kebencian.

~

Dalam perjalanan Dion hanya diam membawa mobilnya pun pelan.

Ia tidak ingin membahayakan dirinya dengan cara membawa mobil diatas rata-rata jika tidak mendesak

Dion juga kadang melihat layar handphonenya yang terpampang wajah Alena disana.

Yang di ambil secara diam-diam oleh Dion, Disaat Alena sedang belajar mengerjakan tes untuk masuk ke universitas.

Yang di ambil secara diam-diam oleh Dion, Disaat Alena sedang belajar mengerjakan tes untuk masuk ke universitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion tersenyum melihat wajah Alena yang dengan tenang mengerjakan uji coba tesnya

Wajahnya yang tenang membuat Dion rindu akan sosok Alena

Dion menginjak gas dan membawa mobil sedikit lebih cepat agar ia cepat sampai dirumah sakit

Ia melupakan kejadian yang tadi baru ia alami yaitu berantem dengan sosok Alena

~

Alis Dion menyatu saat semua keluarganya hadir Ada papah-mamah dan Bunda-ayah

Dion melototkan matanya melihat Alena yang masih menutup mata, Buru-buru Dion berjalan cepat kearah Alena

"Ada apa bun? Alena tidak apa-apa kan?" Tanya Dion dengan wajah khawatir dan nada yang terlalu terburu-buru

Dion melihat wajah Bundanya antara mau nangis dan ketawa, entah ia tidak tau

Kekhawatiran pada Alena lebih besar dari pada memperdulikan ekspresi bunda nya

"Alena" Dion menunggu ucapan menggantung Bunda nya

"Alena kenapa Bunda, berbicara lah yang benar" Akhirnya Dion kesal dengan Bunda nya

Keadaan seperti ini mengapa Bunda nya tidak memberi tahu dengan cepat

Dion merasakan sentuhan ditangannya, Genggaman hangat yang telah lama ia rindukan

Dion memutar kepalanya dan menatap Alena yang tadinya menatap wajah Bunda nya dengan tatapan sedikit kesal

Dion diam beberapa detik, menetralkan otaknya yang sedikit ngebug

"Mas?" Panggilan itu, Dion rindu mata Dion mengerjab beberapa kali

Lalu kembali menatap mata biru muda milik istrinya, tatapannya semakin dalam

"Maaf udah buat kamu khawatir" Dion melotot dirinya baru sadar kalau Alena berbicara dengan dirinya seperti dulu

"K-Kamu udah inget aku?" Alena kekeh pelan melihat otak bego suaminya

"Mas berapa lama aku seperti ini? kenapa kamu semakin bego?" Dion tersenyum lalu memeluk Alena sedikit kuat

Menghilangkan rasa rindu yang menggebu dalam dirinya

.
.
.
.
.

Tbc
Semoga suka ya hehe
Maaf baru bisa up☺️
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN🖤

my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang