"Anda tidak bisa egois" Ucapan Bela membuat Dion memberhantikan mobilnya dan menoleh menatap manik mata bela.
-
"Apa saya harus memilih salah satunya?" Bela mengangguk dengan mantap.
"Bagaimana jika saya memilihmu?"
Deg.
Bela tidak bisa mengontrol detak jantungnya, bisa-bisanya nih jantung ngedugem.
"Oke Bel Dion cuma bercanda" Ucap Bela dalam hati.
"Silakan jalan pak, pekerjaan saya masih banyak" Bela mengalih pembicaraan yang tadi.
Dion tersenyum tipis ternyata gadis disampinya masih sama seperti dulu.
Dion sebenarnya merasa tidak enak karena sudah meninggalkan Bela dulu tapi entah dirinya sangat risih karena Bela menyukainya.
"Kenapa harus saya? bukan diluar sana pria masih banyak?" Bela diam tidak menjawab pertanyaan Dion.
"Jika boleh memilih saya tidak akan memilih bapak, toh semua datang dari hati jadi jangan salahkan saya" Dion diam bingung harus menjawab apa.
"Dan maaf jika saya selalu membuat bapak kurang nyaman karena kehadiran saya" Dion masih diam.
"Sudah 3 tahun saya memendam perasaan yang saya rasakan tetapi selalu muncul, apa disini saya yang salah? atau hati saya?" Entah lah Bela sudah lama memendamnya.
"Saat itu saya butuh bapak, karena orang tua saya yang tinggal di paris meninggal dunia tetapi bapak meninggalkan saya juga" Bela tersenyum miris.
"Saya tidak menyalahkan bapak, disini mungkin memang saya yang salah karena terlalu bodoh" Bela tersenyum manis.
"Ayo pak pekerjaan saya masih banyak dikantor" Dion mengangguk canggung lalu menjalankan mobilnya kembali
"Setelah urusanmu selesai dikantor ikut aku menjenguk istriku" Dion berucap setelahnya hanya keadaan hening yang tercipta.
-
"Saya akan pulang dulu" Saat sampai depan ruangan Bela dan melihat Bela keluar Dion berucap dingin lalu berjalan meninggalkan Bela yang canggung.
"Bagaimana bisa pria gila itu membawa aku ke tempat istrinya di rawat" Ucap lirih Bela.
"Saya akan menjemputmu, kosan mu masih yang lama?" Bela kaget setengah mati, Apa tadi Dion mendengar umpatnya? Bela hanya menganggukan kepala sebagai jawabannya
Setelahnya Dion sungguh-sungguh pergi dari hadapan Bela, Gadis itu tersenyum manis. Apa Dion memendam perasaan yang sama seperti dirinya?
Entah lah yang tau hanya Dion dan hatinya
-
Dion pulang kerumah membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian santai
Dion kembali ingat dengan wanita yang dulunya sangat ia cintai.
Alena adalah wanita sempurna untuknya, tetapi Fiora juga sama. Dion mencintai keduanya
"Argh Dion lo harus pilih salah satu! betul kata Bela lo gaboleh egois!" Dion menjambak rambutnya.
Dirinya frustasi, binggung ingin berjalan kearah mana, dilain sisi Alena menunggu, dan disisi lain juga ada Fiora yang menunggunya.
Dion mengambil konci motornya, dirinya akan membawa motor agar tidak terkena macet. Ah jangan lupakan juga Bela yang harus ia jemput
Setelah memanaskan motor Dion berjalan memebelah ibu kota yang padat akan penduduk itu.
Dirinya masih labil akan memilih siapa mangknya ia memerlukan Bela untuk meringankan beban fikirannya.
Entahlah Setelah masalah tadi pagi Dion rasa Bela orang yang sangat tepat untuk bisa membantunya.
Tapi bagaimana jika Bela semakin mecintai Dion? apa Dion akan bertanggung jawab akan hal itu?
-
Dion sudah sampai depan kosan Bela tetapi cewe itu lama sekali keluarnya.
"Apa aku telfon saja?" Tanya Dion kepada diri sendir.
Bela.
Saya sudah didepan
Saya akan kesana pak
Dion memasukan kembali handphonenya kedalam Saku celananya, tidak lama dari itu Bela sudah keluar.
Dengan pakaian santai juga Dion sudah tidak pernah lagi melihat Bela memakai pakaian santai biasanya memakai pakaian formal.
"Ko bapak bawa motor?" Bukan ada masalah Bela memakai rok bagaimana bisa ia menaiki motor itu.
Ya walau pun roknya tidak pendek tetapi sama saja motor yang Dion pakai motor besar bagaimana jika Rok yang dikenakannya terbang;( kebayang ga sih?
"Saya ganti celana dulu deh pak sebentar saja" Dari pada nanti dia nanggung malu di jalan karena roknya terbang lebih baik ganti dengan celana.
Bela berlari kedalam kosannya lalu mengganti celana dengan terburu-buru, huh dasar pria gila bagaimana bisa ia membawa motor ketika dirinya memakai rok.
Tiga menit Bela kembali keluar dan melihat Dion yang sedang main handphonenya entah apa yang ia mainkan.
Setelah sampai disamping Dion ia melihat foto Fiora yang sedang tersenyum sangat manis disampingnya ada Dion yang juga tersenyum.
"Ayo pak" Dion memasukan handphonennya lagi lalu menyalahkan mesin motor.
Bela naik ke atas batu lalu menaiki motor Dion yang segede gaban itu.
"Bapak kalo ngajak saya liat-liat dong ketawan badan saya kecil bawa motor gede banget!" Kesel Bela karena dari tadi ia susah untuk menaiki motor milik Dion itu
Bukan apa Bela tidak akan menyentuh Dion tanpa izin dari orangnya takut-takut nanti dianggap tidak sopan.
"Salah kamu, kenapa gak minta bantuan" Bela memutar bola matanya memang dari dulu sampai sekarang Dion sangat menyebalkan.
"Bantuin saya pak" ucap Bela dengan semua kata ditekan olehnya.
Dion mengulurkan tangannya, Bela menyambutnya dengan canggung setelahnya Bela sudah berada di atas motor Dion.
"Kenapa gak dari tadi aja sih Bel" Ucap Bela dalam hati. Gemas dengan dirinya yang terlalu tolol, bego bin idiot.
***
Mereka sudah sampai di depan Rumah Sakit dan sekarang mereka berdua sudah berada di parkiran
Dion berjalan duluan Bela mengikuti dibelakangnya, Sampai mereka berada tepat didepan ruang rawat inap Alena.
"Assallamuallikum" Dion masuk begitu juga Bela, didalam ruangan hanya ada Bunda Dion.
"Bun bagaimana keadaan Alena?" Dion melihat wanita yang sekarang sedang asik menonton Tv.
"Tidak ada perkembangan, Alena hanya ingat dengan nama dan orang di masa lalunya dokter bilang karena Alena kehilangan separu ingatannya" Dion Diam.
"Hai" Ucap Dion berjalan kearah Alena yang tersenyum manis dan tatapan kearah Dion.
"Hai, kamu kesini lagi" Dion mengangguk lalu duduk di kursi samping brangkar Alena.
"Sayang" Semua pasang mata melihat kearah seorang lelaki yang baru datang dan membawa steak ditanganya.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
my destiny
Romance"Kau lah wanitaku dan kau lah milikku" Dion Jonathan james "Kau lah pria yang selalu membuatku jatuh cinta" Alena Putri Albert . . . . . . . Maaf ya kalo ceritanya ga nyambung aku baru belajar soalnya😁 Maaf kalo banyak typonya Apdate kalo ada wakt...