24.

144 18 2
                                    

Sudah tiga hari Dion tidak datang kerumah sakit, ia sibuk mengurus perusahaan Ayahnya yang hampir bangkrut itu.

Dion memijat pangkal hidungnya, biasanya jika ia sedang lelah seperti ini akan ada yang membuatkannya lelucon hingga membuat lelahnya hilang.

Tapi kini seseorang itu sedang berada dirumah sakit dengan ingatan yang entah kapan pulihnya.

Berkas-berkas yang ada dimejannya itu tertumpuk, Dion sudah gumoh dengan tulis tulisan yang ada diatas kertas itu.

"Maaf pak jam 09.20 anda harus bersiap untuk meeting" Ucap sekertaris Dion dengan ramah.

Dion hanya mengangguk dengan arah mata masih membaca semua bacaan yang ada di dalam kertas putih itu.

Dion mengecek jam tanganya sudah jam 08.46 ia akan bersiap-siap terlebih dahulu.

"Dimana kita meeting kali ini?" Tanya Dion kepada sekertarisnya. Wanita itu tersenyum manis.

"Cafe Angan pak" Dion mengangguk lalu kembali masuk ke dalam ruang kerjanya.

Memang ruangan kantor Dion dan sekertarisnya itu bebarengan tetapi karena dahulu Alena sangat lah wanita yang cemburu akhirnya Dion membuat skat antara kantornya dan kantor sekertarinya.

Mereka sama satu ruangan cuma sekertarisnya duduk jauh dan mempunya ruang sendiri agar tidak dekat-dekat dengan Dion

Dion mengambil bingkai yang berisi fotonya dan Alena yang sedang tersenyum ceria, Dion rindu senyum itu, Dion kembali menaro bingkai foto itu ketempatnya

Entah lah semakin ia menatap foto Alena semakin juga dirinya ingin memeluk wanita itu

"Pak lebih baik kita berangkat sekarang, kemungkinan dijalan akan macat agar tidak menyebabkan keterlambatan lebih baik kita berangkat sekarang" Dion mengangguk lalu berjalan duluan.

Sekertarisnya mengikuti Dion dari belakang, dengan semua berkas ditanganya
-

Dijalan Dion hanya diam, disampingnya ada sekertaris juga yang sama diam. keadaan hening saja sampai mereka sampai didepan Cafe angan.

"Sebelum turun lebih baik bapak rapihkan dulu penampilan bapak" Sekertaris itu berbicara lembut.

Dion hanya bergumam, lalu merapihkan penampilannya yang memang sedikit urakan.

"Ayo" Dion keluar begitu juga sekertarisnya, mereka berjalann beriringan kearah meja yang sudah dipesan.

Jam masih menunjukan 09.11 jadi mereka tidak telat, tetapi mengapa clien nya itu sudah datang?

Ah ternyata ada tiga orang yang akan ia hadapi, Dion dan sekertaris meminta maaf atas keterlambatannya. Walau tidak terlambat tetapi mereka duluan yang datang.

Pas ketika Dion mendudukan dirinya matanya melihat wajah wanita dihadapannya, apakah dunia sesempit ini?

Dion diam menutup rapat mulutnya ia harus terlihat biasa saja agar tidak begitu ketara kegugupan yang sekarang ia hadapai.

"Bela tolong jelaskan semuanya" Bela adalah sekertaris Dion, Bela menganggukan kepala lalu tersenyuk manis.

Sekitar setengah jam kurang Bela sudah menyelesaikan presentasinya, semua clien sangat puas akan penjelasan Bela.

"Saya menerima kerja sama ini" Clien satu sangat puas semua pun mengangguk kecuali wanita yang sedari tadi hanya diam membeku.

"Terimakasih atas perhatiannya, kita akan menyudahkan meeting kali ini" Semua sudah pergi meninggalkan meja, sebelum Dion dan Bela meninggalkan meja itu, suara seorang wanita mengintrupsinya.

my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang