16.

187 28 0
                                    

Sebab rindu itu tidak untuk ke sembarang orang, dia akan tau teruntuk siapa dia merindu, semesta tidak akan pernah memberi rasa rindu kepada orang yang salah.

.

Didalam kamar Alena sedang menatap suaminya yang sedang terlelap dalam tidur panjangnya. Alena berjalan tampa memperdulikan kakinya yang masih sakit. Alena duduk di tempat duduk yang disediakan.

Alena hanya menatap wajah Suaminya yang semakin pucet dan semakin tirus tubuh Dion pun yang tadinya berisi sekarang jadi terlihat sangat kurus.

Alena sangat rindu kepada Dion walupun ia melihat Dion secara dekat dan setiap detik, menit, jam tetap saja Alena sangat kehilangan.

Alena ingin melihat manik mata Dion yang setiap kali melihatnya dengan tatapan tajam jika ia membuat salah dan itu membuat Alena rindu.

Alena tersenyum tipis mengingat jika ia membuat salah pasti Dion selalu melihatnya dengan tajam dan mendiamin Alena sampai semuanya jelas.

-

Sudah pas satu bulan ini Dion tidak ada perubahan dan tetap menutup mata. Alena pun sekarang sudah pulih, Alena selalu menjaga dan merawat Dion setiap menitnya.

Tetapi ia ingat dengan kesehatanya juga karna ia tidak ingin jika Dion sakit dan ia pun juga sakit. Nanti tidak ada yang merawat Dion.

"Dion apa kamu tidak ingin membuka mata?" Ucap alena lirih "apa Kamu tidak ingin melihat Aku lagi?" Ucap Alena lagi ia ingin sekali melihat manik mata dion.

"Sudah sebulan ini lamanya tetapi kamu masih menutup mata" ucap Alena lirih diiringi air mata yang selalu membasahi pipinya setiap lagi bersama dion. Alena hanya menduduk

"Jang...an me..nangis" ucap seorang pria lirih dan terbata suara itu sangat alena kenal. Ia mengangkat kepalanya dan melihat Suaminya itu sedang tersenyum sumbang kepadanya.

"DOKTER" triak Alena agar Dion segera di priksa. Disaat alena ingin keluar ruangan untuk memanggil Dokter tangannya di tahan oleh Dion.

"Jangan panggil Dokter aku disini butuhnya kamu" ucap Dion lemah Alena menggeleng bagaimana pun Dion butuh Dokter untuk memeriksanya.

"Kamu harus diperiksa nanti setelah di periksa kita bisa bertemu lagi" ucap Alena yang kembali memanggil Dokter. Pada akhirnya Dokter datang dengan beberapa Suster dibelakangnya.

Alena keluar dari kamar inap dion dan hanya melihat dari kaca transparan di pintu ruangan. Ia tersenyum bahagia karna Dion sudah bangun dari tidur lamanya.

Ia mencari ponselnya dan ketemu di tasnya. ia menelpon keluarga Dion dan keluarganya agar mereka segera cepat ke rumah sakit.

-

Semua anggota keluarga Dion dan Alena sudah menjenguk dan melihat dion tinggal Alena yang belum masuk.

Alena memasuki kamar inap Dion. Ia melihat suaminya sedang terbaring dengan alat ditubuhnya dengan senyum mengembang Dion menyambut Alena. Alena mendekat langsung memeluk tubuh Dion.

"Berapa lama aku tidak membuka mata?" Ucap Dion. Alena terdiam sesaat karna Dion menggunakan kata Aku-Kamu.

"Satu bulan" ucap Alena. Dion tersenyum melihat istrinya itu, semua yang dibicarakan Alena, Dion mendengarnya. Ia ingin sekali membuka mata tetapi sangat sulit untuk Dion waktu itu.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama" ucap Dion lagi. Alena menundukan kepalanya ia tidak ingin melihat manik mata Dion.

"Lihat aku bukanya kamu merundukan manik mataku?" Ucap Dion yang membuat Alena semakin menundukan kepalanya. Alena yakin pipinya kini merah.

"Ken..apa kamu bisa tau?" Ucap alena terbata mengapa dion tau apa yang alena katakan waktu itu? Apa jangan jangan dion mendengar semua omongan alena?.

"Entah lah aku selalu mendengar suaramu, selalu mendengar suara isakanmu tetapi ketika aku ingin membuka mata sangat sulit. Sekuat tenaga aku membuka mata tetap saja aku tidak bisa membukanya dan melihatmu;)" ucap dion tersenyum sumbang.

Alena gelegepan berarti semua yang dia katakan terdengar ditelinga dion. Aduh alena sangat lah malu.

(FlastBack on)

Alena datang dengan membawa cemilannya ia ingin menginap disini mangkanya ia membawa banyak maknana agar jika dia lapar ditengah malam bisa langsung ngambil tanpa turun untuk membeli di kantin.

Alena berjalan kearah Dion. Ia melihat wajah Dion yang sangat tampan, ya walaupun sekarang lebih terlihat tirus dan pucat.

"Pertama kali aku menemuimu aku sangat benci dengan dirimu. Yang cuek bahkan sangat cuek, ketika aku sedang menahan lapar kamu malahan memikirkan pekerjaan dibanding aku." Ucap Alena melihat kearah Dion dengan sinis lalu menundukan kepalanya lagi.

"Kamu emang nyebelin bahkan sangat nyebelin. Kadang membuat aku ingin memukul kepala kamu pake ulekan." Ucap Alena tersenyum kecil

"Aku sangat benci ketika kamu marah dan menatap aku dengan tatapan tajam yang sialnya bikin aku tambah cinta" ucap Alena lagi. Lagi dan lagi Alena tertawa kecil

"Entah lah sejak kapan hati ini memilihmu. Padahal dulu aku sangat benci terhadapmu, memang benar ya kata orang dulu bahwa benci bisa berubah menjadi cinta" ucap Alena lagi dan lagi.

"Kamu mau tau gak? Tadi aku dirumah sendirian dan kamu tau aku orangnya penakut. Semenjak kamu gak ada dirumah aku tidak pernah mandi bahkan ketika ingin mengambil baju pun terburu-buru" ucap Alena tertawa mengingat perjuangan ia demi mengambil baju.

"Jadi maaf kalo badan aku sedikit bau hehe" ucap Alena sembari menghidup kedua ketiaknya.

(FlastBack off)

"Alena kamu gapapa kan?" Ucap Dion yang membuat Alena mengingat semua yang pernah ia katakan.

"Ah gapapa ko hehe" ucap Alena dengan tawa paksanya untuk menutupi kegugupannya.

.
.
.
.
.
.
.

TBC
Maaf kalo banyak typo😆
Maaf juga kalo kurang jelas alurnya😅
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN❤

my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang