10.

197 32 1
                                    

Aku hanya tidak ingin
Melihatmu terluka
- Dion Jonathan James

Dion masin diruang kerjanya ia ingin lembur tetapi ia juga tidak mungkin meninggalkan alena sendiri dirumah dion melihat jam yang melingkar dipergelangan tangnya. Jam sudah menunjukan 4:35 ia membereskan berkas dan akan menyelesaikan dirumahnya.

Dion keluar dari ruang kerjanya di kantornya memang sudah agak sepi karna sudah memasuki jam pulang kantor ada beberapa kariawan yang memang lembur.

"Selamat sore pa" ucap kariawan yang masih ada dikantor. "Sore kembali" ucap dion sangat berwibawa.

Ia berjalan kearah mobilnya di tempat pribadinya. Ia harus sampai rumah secepat mungkin karna ia ingin membersihkan badan dan ingin menyelesaikan kerjaanya.

Dipertengahan jalan ia mobil yang dion kenakan mogok entah karna bensin atau memang mesinnya yang rusak. Ia menelpon montir yang biasa membenarkan mobil pribadinya.

"Pak maaf ganggu mobil saya mogok saya tidak tau apa kendalanya bisa minta tolong membenarkan mobil saya atau kalau bisa bawa bersama bapak" ucap dion berbicara dengan orang yang ada di sebrang sana.

"Minsalkan mobil saya bawa kebengkel bapak akan pulang dengan apa?" Ucap sang montir. "Saya akan menaiki taksi " jawab dion.

"Nanti alamatnya akan saya kirimkan" ucap dion lagi yang sedang memberhentikan taksi yang akan melewatinya. "Baik pa" jawab sang montir. Dion mematikan ponselnya dan berbicara kepada supir taksi untuk membawanya ke komplek tempat tinggalnya.

-

Dion sudah sampai rumah ia sudah berkali-kali memencet bel dan mengetuk pintu tetapi tidak ada tanda-tanda ada seseorang di dalam.

Dan untung saja dion bikin kunci duplikat untuk rumahnya ia memasuki rumahnya yang memang benar tidak ada orang.

"Kemana alena?"tanya dion lebih tepatnya menanyakan diri sendiri. Dion heran mengapa alena belum pulang jam segini tadi pagi ia berkata hanya satu pelajaran dan itu tidak sampai sore. Dion melihat jam tanganya, jam menunjukan 5:07.

Lalu dion berjalan kearah kamarnya untuk membersihkan badanya yang sangat lengket.

-

Jam sudah menunjukan 5:33 dan alena belum sampai rumah dion akui dia sangat khawatir mengapa alena belum pulang jam segini dan tidak memberi kabar walaupun kabar singkat.

"Kemana sih alena jam segini belum juga pulang" ucap dion mundar mandir di ruang tamu, ia sedang mengerjakan tugas kantornya tetapi tidak pernah fokus karna di pikiranya hanya ada alena.

Dion kembali duduk ia mematikan laptopnya dan mendudukan dirinya disofa, menyendetkan punggungnya dan kepalanya ia dongakan dion memejamkan matanya untuk menenangkan pikiranya.

"Kenapa gua jadi mikrin dia" tanya dion kepada dirinya sendiri dengan mata masih terpejam ia binggu kenapa ia sedari tadi memikirkan wanita itu.

Lagi dan lagi dion melihat kearah jam dinding yang berada di atas tv, jam sudah menunjukan 6:12 ia memejamkan matanya lagi untuk menenangkan pikirannya.

Ia mendengar ada yang membuka gerbang dan ia yakin kalau itu alena siapa lagi kalau bukan dia. Tetapi dion tidak melihat atau nyamperin alena yang berada didepan pintu ia masih dengan posisi yang tadi bersandar dan memejamkan matanya.

Disaat ia mendengar ketukan langkah yang semaki lama semakin dekat ia berujar.

"Darimana aja?" Tanya dion dengan mata terpejam dan posisi yang sama entah lah dion tidak ingin memarahi alena karna pulang jam segini dan tidak memberi kabar untuknya.

Alena kaget ia melihat dion yang sedang duduk dikursi menyenderkan punggungnya dan memejamkan matanya.

"A..bis ma..in dirumah amel" jawab alena agak gugup karna takut ia lupa memberi kamar untuk dion karna akan pulang telat.

"Kenapa ga ngirim pesan singkat atau memberi kabar dulu?" Ucap dion tajam yang justru itu membuat alena tambah gugup. Dion bangu dari posisinya dan berjalan kearah alena.

"Lihat jam berapa sekarang?" Ujar dion, entah lah kenapa dia semarah ini melihat alena pulang telat. Dia juga tidak tau kenapa seperti ini.

"Jam 6:17" ucap alena gugup sangat gugup karna dion benar-benar berada didepanya, jantungnya serasa ingin copot ia sangat takut melihat wajah dion yang sedang seperti ini.

"Mandi dan langsung masak" ucap dion lalu meninggalkan alena yang masih dengan posisi sebelumya. Dion sudah lega karna alena sudah pulang, sebenarkan dion tidak ingin memarahi alena tetapi entah lah.

-

Alena sudah menyelesaikan mandinya dan juga sudah menyelesaikan masaknya, dan sekarang alena dan dion sudah berada di meja makan, dengan dion yang terus melihat alena, dan alena yang selalu menundukan kepalanya.

"Maaf" ucap alena lirih, ia sangat risih jika terus menerus dilihat sedemikian rupa. "Apa lu tau kesalahaan lu dimana?" Ucap dion yang masih melihat kearah alena.

"Pulang telat dan ga izin ke lu" ucap alena yang masih menundukan kepalanya, alena sangat takut jika terintimidasi seperti ini.

"Jika berbicara bisakah anda melihat lawan bicara anda?" Ucap dion sedikit membentak ia tidak suka jika lawan bicaranya tidak menatapnya disaat sedang berbicara kepadanya.

Alena memberanikan dirinya untuk menatap dion, ia sangat takut dengan dion yang seperti ini. "Apakah saya sesalah itu dan apakah anda pantas membentak saya?" Ucap alena dengan gertakan yang sangat keras dan berlari kearah kamarnya.

Dion binggung dengan perasaanya sendiri ia sangat tidak ingin alena kenapa-napa dan ia juga selalu memikirkan wanita itu akhir-akhir ini, dion juga merasaman hal berbeda disaat dekat dengan alena hatinya selalu berdebar dan ia tidak tau perasaan apa ini.

Lain halnya dengan dion yang sedang bergulat dengan pikiranya, alena sekarang sedang menangis didalam kamarnya ia takut sangat takut jika dibentak dikit ia sangat trauma dengan gertakan sedikit apapun.

"Mah pah kenapa alena merasa jika didekat dion selalu nyaman dan hati alena selalu berdebar? Kenapa?" Ujar alena melihat bingkai yang ia pegang foto keluarganya.

Alena memeluk foto itu dan ga lama ia memasuki alam tidurnya karna lelah menangis sampai ketiduran.

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC
Maaf kalo ganyambung😊
Maaf juga kalo banyak typo😂
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN❤

my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang