22.

146 17 2
                                    

"Aku tidak apa-apa mah hanya saja..." Ucapan Dion menggantung karna ia tidak kuat dengan apa yang diucapkan Dokter tadi.

-

"Hanya saja apa nak? Beritahu Bunda" ucap Bunda Dion dengan ada sedikit kekhawatiran yang amat sangat besar didalamnya.

"Dion tidak tau pasti Bun, Mah tapi memang begitu ada nya dan Dion pun hanya berharap Tuhan menyelamatkannya dan ibunya" ucap Dion stop ia tidak ingin menanggis lagi tapi apa boleh buat air matanya keluar sendiri dari kelopak matanya tanpa permisi

Terkadang seseorang yang terlihat kuat akan menangis ketika orang yang ia sayang jatuh sakit, dan cowok pun bisa menangis bukan? Tidak ada salahnya juga bukan?.

"Apa maksudmu Dion?" Ucap Mamah Alena yang binggung apa maksud dari ucapan Dion barusan karna diruangan ini tidak ada yang mengerti apa ucapan Dion.

Dion hanya menunjuk kearah perut rata Alena dengan tangan bergetar agar semua orang tau jika Alena sekarang sedang mengandung Anaknya.

"Sudah dua bulan lamanya Alena mengandung Anak Dion tetapi, Dion tidak menyadarinya memang Akhir-akhir ini Alena sering meminta hal yang tidak masuk akal, dan sangat sensitif Dion pun jarang mendengar Alena muntah-muntah kaya disinetro-sinetron tuh kan kalo istri hamil pasti awalnya muntah-muntah atau pusing dan pingsan tapi ini engga mah, Alena biasa saja "ucap Dion menjelaskan kepada Bunda-Ayah dan Mamah-Papahnya.

"Dion pun baru tau tadi pas Dokter bilang bahwa yang menyelamatkan ibunya adalah junior yang sedang berada dalam kandungan ibunya, Ya berarti baby yang berada dalam kandungan Alena Bun, Mah. Dion pun awalnya syok Bun, Mah tapi sekarang Dion bahagia karna Alena sekarang sedang mengandung Anak Dion" ucap Dion

Bunda Dion dan Mamah Alena awalnya hanya mencerna ucapan Dion beberapa menit kemudia mereka tersenyum dan mendekat kearah Alena.

Tetapi semua kabahagiaan yang mereka baru saja terima lenyap begitu saja ketika melihat wajah Alena yang sangat pucat dengan mata tertutup.

Dion mendekat kepada Bunda dan Mamahnya, ia tersenyum getir karna ia tidak bisa menjaga anak dan istrinya dengan baik.

"Jika satu minggu ini Alena tidak membuka mata maka itu akan membahayakan baby yang ada dalam kandungan Alena"ucap Dion. Bunda dan Mamahnya melihat kearah Dion.

"Maafkan Dion yang tidak bisa menjaga mereka Bun, Mah. Ini semua salah Dion karna tak bisa menjaga Anak dan Istri Dion" ucap Dion yang sedang menyalahkan diri sendiri.

"Sudah lah Dion ini bukan salahmu, semua sudah takdir dari Tuhan" ucap Papah Alena yang melihat menantunya itu sangat kacau.

"Maafkan Dion Pah karna tidak bisa menjaga calon cucu Papah dan anak Papah" ucap Dion yang lagi dan lagi menyalahkan diri sendiri.

"Yah tangan Alena bergerak!"Ucap Bunda Dion dengan mata antusias melihat tangan Alena yang bergerak.

"DOKTER!"

"DOKTER!"

"DOKTER"

"SUSTER"

"Loh ko suster sih Yah aneh deh kamu" ucap Bunda Dion, Ayah Dion terkadang memang suka ngelawak ga jelas jadi kesannya receh. Ketawan lagi dikeadaan kaya gini malahan ngelawak

"Kan kalo ada Dokter berarti ada Suster jadi Dokter dan Suster harus dipanggil keduannya, berlaku adil lah" ucap Ayah Dion. Semua yang ada disana hanya memutar mata malas, terkecuali Alena yang masih menutup mata.

Dokter dan suster akhirnya datang, setelah semua keluar dari ruangan Alena diperiksa didalam, entah diapakan oleh Dokter dan Suster didalam. Yang intinya mereka melihat keadaan Alena

-

15 menit sudah Dion dan Mamah, Papah. Bunda, Ayah menunggu didepan ruangan rawat Alena yang masih tertutup, Dokter belum keluar dari dalam. Apakah selama itu ia memeriksa Alena?

Dan gak lama akhirnya Dokter yang memeriksa Alena keluar dari ruangan, lalu berbicara kepada semua orang yang ada dihadapannya.

"Ibu Alena tidak apa-apa tadi hanya pergerakan dikit saja, tapi belum bisa membuka mata" ucap sang Dokter menjelaskan dari apa yang tadi ia periksa.

"Pak Dion bolehkan saya berbicara empat mata dengan bapa?" Ucap Dokter itu lagi yang hanya di anggukan Oleh Dion.
"Ikut saya keruangan saya" ucap sang dokter. Dion hanya mengikuti Dokter itu saja.

Ketika Dion pergi keruangan Dokter Papah-Mamah, Ayah-Bundah, pun masuk kedalam ruangan rawat inap Alena untuk sekedar melihat keadaan Alena.

-

Didalam ruangan Dokter, Dion dengan wajah tegangnya duduk manis didepan Dokter yang akan memberi tahu sesustu bersangkutan dengan Alena.

"Ada apa dengan istri saya dok?" Ucap Dion, Dokter didepannya melihat kearah Dion dengan tatapan tidak bisa diartikan. Jantung Dion berdetak kencang, bagaimana jika ada sesuatu dengan Alena..

"Ibu Alena sudah melewati masa kritisnya, dan baby yang ada didalam kandungan ibu Alena baik-baik saja, tapi tidak menentu kapan ibu Alena siuman dan bisa membuka matanya.

Dion bernafas lega mendapatkan informasi bahwa Alena istrinya sudah melewati masa kritisnya, dan baby yang ada dalam kandungan Alena baik-baik saja.

"Kalau begitu berarti istri saya akan membuka matanya dalam kurung waktu dekat ini?" Pertanyaan Dion hanya dapat anggukan saja dari sang Dokter keduannya memasang senyum.

"Terimakasih sudah melakukan yang terbaik untuk istri saya" ucap Dion, Dokter yang bernama alex itu tersanjung akan ucapana terimakasih dari Dion.

"Saya terima ucapan terimakasih anda" ucap Dokter bernama Alex itu setelahnya mereka berdua berjabat tangan dengan senyum yang tak lepas dari wajah Dion.

Dion keluar dengan senyum yang mengembang sedari tadi, ia sangat bahagia karena Alena istrinya akan segera membuka mata dan bisa melihatnya lagi.

Dion berjalan di lorong rumah sakit yang menuju ke ruang rawat inap Alena, masih dengan wajah tersenyum dan mata berbinar. Seperti anak kecil mendapatkan apa yang dia mau.

.
.
.
.
.
.

TBC
Huftt Sallsa Comeback;(
Typo sorry ya gezz;)


my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang