26. Peace of Mind

1K 192 23
                                    

Tinggalkan jejak ya kaka :)


☜☆☞

Balas dendam terkadang bisa mengaburkan akal sehat.

Jeon mengatakan itu pada dirinya sendiri, karena Lisa telah mendapatkan balasannya tanpa harus menghadapi kemarahannya. Tetapi setelah merenungkan segalanya, Jeon menyadari bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu Lisa mengatasi kecanduannya.

Jadi Jeon menggigit bibirnya, mencoba melawan bagian di otaknya yang mengatakan kepadanya bahwa Lisa pantas menerima hukuman itu.

Ya, mungkin wanita itu memang pantas mendapatkannya, tapi siapa dirinya yang berhak untuk menilai?

"Pergilah dan kemasi pakaianmu," ucap Jeon diantara gigi yang terkatup rapat.

Lisa menatapnya bingung. "A-apa?"

"Kemasi pakaianmu dan aku akan mengantarmu ke pusat rehabilitasi. Kau harus dirawat." tegas Jeon.

Mata Lisa membelalak saat dia secara membabi buta menjauh dari Jeon.

"Tidak mau."

Jeon menarik napas dalam-dalam dan mengawasinya dengan mata yang menyipit. Lisa pindah ke salah satu sudut ruangan, bersandar ke dinding dan menggigiti kukunya sembari mengguncang kakinya.

"Kenapa kau sangat peduli padaku, Jeon?" tanya Lisa lembut dengan sinar riang di matanya yang merah. "Setelah semua yang kulakukan?"

"Aku melakukan ini untuk ketenangan pikiranku sendiri, Lisa," geramnya. "Sekarang ayo pergi."

Lisa tersenyum lemah saat secercah kesedihan kembali menerpa matanya. Dia mengangguk dan dengan takut-takut berjalan ke kamar.

Jeon segera merosotkan badannya ke sofa yang dipenuhi sampah makanan. Dia membawa telapak tangan ke dahinya dan kembali merenungkan pilihannya.

Sejak kapan dia menjadi orang yang begitu peduli pada musuh?

Jeon berpikir dengan cemas.

Sejak kapan dia berubah?

Apa yang mengubahnya?

Pertanyaan tersebut menciptakan teka-teki dalam pikirannya dan Jeon menemukan bahwa dia tidak memiliki jawaban atas pertanyaannya.

☜☆☞

Memarkirkan mobil di luar pusat rehabilitasi besar, mereka berdua menatap gedung itu untuk beberapa saat, terutama Lisa, yang tampak tersesat oleh dunia.

Beralih pada Jeon, pria itu membasahi bibirnya yang pecah-pecah dan berdehem.

"Terima kasih," gumam Lisa hampir tidak terdengar.

Jeon mengangguk kaku dan memperhatikan saat Lisa membuka pintu mobil untuk keluar. "Dan Jeon...." dia berhenti dan berbalik. "Aku benar-benar minta maaf,"

Setelah mengatakannya Lisa keluar sambil menyeret kopernya. Dia menariknya keluar dengan susah payah dan melontarkan satu senyuman lemah terakhir pada Jeon sebelum dia berjalan pergi.

☜☆☞

"Yang ini terlihat bagus. Kau suka yang ini?" tanya Jennie pada Eunha dengan penuh semangat.

Mereka berdua berbaring di tempat tidur Jennie, dengan kaki terangkat. Dua tuan putri itu sedang sibuk membolak-balikan majalah bayi.

Eunha memutar-mutar mulutnya dan mengeluarkan kata hmm, sambil menepuk-nepuk jari kelingkingnya di dagu seolah berpikir keras. Sedangkan Jennie berusaha menahan tawa melihat tingkah lakunya.

Bound By A Child  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang