27. Surprise!

991 191 38
                                    

"Tinggalkan jejak ya!"


☜☆☞

Makan siang kali ini terasa hening, tapi ketegangan disana terasa nyata, mengabaikan sang Ayah dan sang Anak yang saat ini saling melirik penuh rahasia satu sama lain.

Jennie yang tiba-tiba ingin tahu apa yang terjadi, meletakkan sandwichnya di piring dan bersandar di kursinya. "Oke, Apa yang terjadi?" tanyanya.

Eunha yang terkejut mengalihkan tatapannya dari sang Ayah kepada Jennie, lalu kembali menatap sang Ayah cemas. 

"Tidak ada!" mereka berdua berseru serempak.

"Aku melihat kalian berdua berbagi pandangan rahasia. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi," balas Jennie.

Eunha tidak mengatakan apa-apa; dia terus bermain dengan rotinya, sambil melipat bibirnya untuk mencegah senyum.

Jennie melirik Jeon dan mengangkat alis karena penasaran, paling tidak ingin mendapatkan jawaban dari pria itu. Sedangkan yang ditatap mengangkat tangannya tak tahu. "Aku tidak tahu apa-apa."

Mengeluh karena kalah, Jennie mendorong piringnya menjauh darinya. "Baiklah...... Aku dan Jisoo akan pergi berbelanja sebentar lagi," ucapnya memberitahu. "Sayang, mau ikut?" tanyanya lagi pada Eunha.

Tatapan Eunha langsung beralih dari Jennie ke Jeon lalu kembali ke Jennie. "Bukankah kau hanya ingin waktu berdua dengan temanmu?"

"Tidak, kami akan pergi ke toko bayi," balas Jennie, membuat Eunha membelalak.

"Daddy?" panggilnya, meminta izin pada Jeon.

Jeon berdehem. "Princess, kau sudah berjanji pada nenek dan kakek bahwa kau akan mengunjungi mereka hari ini,"

Jeon mengingatkan, membuat Eunha tampak benar-benar kebingungan untuk sesaat. "Astaga, bagaimana bisa aku melupakan itu Daddy." ucapnya sambil menepuk keningnya.

Sedangkan Jennie berusaha untuk tidak menunjukkan kekecewaannya. "Oh. baiklah—" dering bel pintu memotong kalimatnya. "Itu pasti Jisoo. Aku akan membukanya!" serunya dengan penuh semangat saat ia bergerak menuju pintu.

Eunha beralih menatap Jeon bingung. "Tapi Dad, aku ingin pergi bersama Jennie," dia cemberut.

Jeon menghela nafas, tahu anaknya akan memprotes.

"Princess, kau berjanji akan membantu Daddy untuk surprise ini. Kita bisa pergi shopping bersama-sama lain kali." bisik Jeon. "Coba pikirkan betapa bahagianya Jennie saat dia pulang nanti." lanjutnya, mengedipkan mata dengan senyum meyakinkan pada sang putri.

"Oke, Daddy,"

Jeon mencubit pipi Eunha gemas sambil terkekeh melihat wajah kecil itu masih cemberut.

Mereka berdua kembali ke keadaan semula saat Jisoo dan Jennie memasuki ruangan sambil tersenyum. "Aku akan mengambil dompetku dulu," ucap Jennie pada Jisoo saat ia melangkah menuju kamar.

Serangkan Jisoo menjadi mangsa oleh dua pasang mata predator yang mengawasinya dari meja makan.

"Hai," sapanya dengan senyum tipis.

Eunha menatapnya tajam dan menggumamkan Selamat pagi yang nyaris tak terdengar. Sedangkan Jisoo berdehem, merasakan ketegangan dan dalam hati berdoa agar Jennie datang secepatnya.

"Jadi...." Eunha membuka suara dengan tegas. "Jennie tidak boleh keluar larut malam karena dia harus istirahat dan jika kau membawanya keluar untuk makan, jangan pesan ikan karena itu akan membuatnya mual," ujarnya tegas, tatapannya tertuju pada Jisoo.

Bound By A Child  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang