27. Apologies

1.1K 222 56
                                    

Please, tinggalin jejak kalian di kolom komentar ya 😉


☜☆☞

Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan Jennie untuk membalas perkataan Jeon. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya ia harapkan, tapi jawaban pria itu sama sekali tidak diinginkannya. Kata-kata itu membuat hatinya tak nyaman dan bahkan mengancam air matanya untuk segera tumpah.

"Brengsek! Ayo, Jane, kemasi barang-barangmu." ucap Jisoo, dengan lembut merangkul punggung Jennie.

Jennie dan Jeon masih saling menatap, dan segere Jennie merasakan air mata menngalir dari matanya.

Dia mendengus, membuang muka sementara tangannya dengan cepat menghapusnya. Berdehem, Jennie mengangguk dan berjalan melewati Jeon yang masih berdiri di tempat, juga terkejut oleh perkataannya.

Saat mereka menaiki tangga, Jennie masih berusaha untuk menahan air matanya smentara Jisoo masih sibuk mengoceh tentang sesuatu yang tidak terlalu dipahami Jennie. 

Tentu saja ancaman yang keluar dari mulut Jennie tentang keluar rumah hanya semata karena amarahnya, tapi balasan yang diberikan sang Tuan rumah sangat mengejutkan sanubarinya.

Dengan berat hati, Jennie memasuki kamarnya. Ia melihat Eunha yang masih menghabiskan supnya. Anak itu berbalik dan tersenyum ketika melihat Jennie, dan senyuman itu juga membuat hati Jennie makin hancur.

Eunha turun dari kasur, mendekat ke arah Jennie dan tersenyum pada Jisoo. "Hai, kau pasti Jisoo." sapanya imut.

Jisoo menatap Jennie sambil bertanya-tanya siapa bocah kecil yang ada dihadapannya. 

"Ya, benar. Namanya Eunha." ucap Jennie, merujuk pada Jisoo yang kebingungan.

Jisoo hanya tersenyum saat ia bergerak ke lemari Jennie, segera memulai tugasnya untuk berkemas.

"Kenapa kau mengambil barang-barang Jennie?" tanya Eunha dengan cemas, membuat Jennie membeku, tidak tahu bagaimana akan menyampaikan berita itu padanya.

"Eunha—"

"Dia akan pulang,  sayang." sela Jisoo, tanpa sedikitpun mempertimbangkan perasaan anak itu.

Kepala Eunha tersentak ke arah Jennie, mulutnya terbuka saking terkejut. "Apa?"

"Sayang, aku akan pergi. Aku—"

"Pergi? Kenapa?" suaranya penuh dengan emosi.

"Aku harus pulang." balas Jennie, berusaha tersenyum, dan dengan lembut meletakkan tangannya di pipi Eunha. Tapi Eunha menjauhkan tangannya.

"Kau tidak bisa meninggalkanku, Jennie." ucapnya dengan suara gemetar.

"Aku janji akan mengunjungimu."

"Tolong, jangan pergi." serunya dengan air mata yang mulai mengalir.

Jennie menghela nafas dan berlutut di lantai, ingin melihat wajah Eunha dengan benar Jennie tersenyum dan mengusap air matanya. "Maafkan aku sayang—"

"Jika menurutmu aku terlalu banyak berbicara, aku akan berhenti. Aku janji tidak akan mengganggumu dan masuk ke kamarmu lagi. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan. Tapi tolong jangan pergi, Jennie." Eunha menggenggam tangan Jennie dan membawanya ke dadanya.

Jennie menelan gumpalan di tenggorokannya, merenungkan kembali keputusannya.

"Nak, aku minta maaf, tapi Jennie harus pergi." sela Jisoo.

Eunha mengabaikan Jisoo dan melihat Jeon yang baru saja memasuki kamar. Semangatnya terangkat saat ia menjerit memanggil Ayahnya.

"Daddy!" teriaknya, berlari ke arah Jeon dengan sesenggukan.

Bound By A Child  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang