19. Confirmation

1.2K 214 21
                                    

Setelah bekerja seharian, Jennie pulang, merasa seperti wanita yang sukses. Tidak banyak yang ia lakukan, tetapi perasaan mandiri yang menguasainya terlalu besar baginya untuk merasakan hal lain selain kebahagiaan.

Saat ia membuka pintu rumah, Eunha menyambutnya dengan senyuman diwajahnya.

"I'm glad you're home!" dia menjerit senang, berlari dan memeluk Jennie yang berlutut untuk menerima pelukannya.

"Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Jennie, menggunakan jarinya untuk menyelipkan beberapa helai rambut yang lepas ke belakang telinganya.

"Sangat baik." jawabnya sederhana. "Daddy belum pulang. Dia selalu bekerja lembur, tapi pengasuhku ada disini hari ini. Apa kau ingin bertemu dengannya?" tanya Eunha sambil menarik Jennie menuju dapur.

Sedangkan Jennie tertawa dan mengikuti dari belakang.

Saat mereka tiba di dapur, Jennie melirik punggung wanita yang tampak sedang menyiapkan sesuatu di atas kompor.

"Uqi!" Eunha berseru keras, membuat wanita itu melompat terkejut.

Dia berbalik dan Jennie akhirnya bisa melihat wajahnya. Wanita itu mungkin berusia sekitar tiga puluhan, pikirnya.

Setelah melihat Jennie, wanita itu tersenyum. Dengan cepat menyapukan tangannya ke celemek. "Oh, halo! Kau pasti Jennie. Eunha telah memberitahuku banyak hal tentangmu." ucapnya dengan antusias, bergerak menuju Jennie.

Jennie tersenyum melihat keramahan wanita bernama Yuqi itu, kemudian ia mengulurkan tangannya untuk berjabat. "Benar. Senang bertemu denganmu." sapa Jennie, melirik Eunha dengan sudut matanya yang berdiri menyaksikan perkenalan itu dengan senyum bangga di wajah kecilnya.

"Senang bertemu denganmu juga." balas Yuqi, tersenyum lalu kembali ke tempatnya. "Aku baru saja selesai menyiapkan makan malam. Ini akan disajikan sekitar lima menit lagi." jelasnya, menebak bahwa mereka mungkin lapar. 

"Ayo, Jennie. Aku ingin menunjukkan sesuatu yang ku buat di sekolah hari ini padamu." seru Eunha penuh semangat, sekali lagi menarik Jennie ka arah yang diinginkannya.

♡♡♡

Jeon duduk di konter bar terdekat yang bisa ia temukan dari tempat kerjanya. Pria itu telah menunggu Taehyung selama lima menit, dan itu membuatnya lelah. Jeon bertanya-tanya apakah Jennie sudah ada di rumah atau dia masih berada di kantor bersama Taehyung, dan itulah yang membuat sahabatnya itu tak kunjung datang.

Hanya memikirkan itu saja berhasil membuat amarahnya perlahan naik. Saat Jeon merogoh sakunya untuk mengeluarkan ponsel dan menelepon Taehyung, tiba-tiba ia merasakan tepukan pelan pada bahunya.

Jeon menurunkan ponsel dari telinganya ketika ia melihat Taehyung. Sambil menghela nafas lega, ia memasukkan ponselnya kembali ke sakunya.

"Kenapa lama sekali." gumam Jeon kesal dan Taehyung terkekeh.

"Wine, please." pintanya pada bartender yang berada tak jauh darinya, lalu ia mengarahkan pandangannya pada Jeon. "Ada apa?"

"Aku ingin kau memecat Jennie." semburnya tegas, dan Taehyung menatapnya tanpa berkedip selama beberapa detik.

"So funny, Jeon." kekeh Taehyung.

Jeon mendesah frustasi. "Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?"

Taehyung mendengus, mengambil gelas dari bartender dan menyesapnya. "Kau bercanda atau tidak?"

"Apa kau buta? Apa kau tidak melihat bahwa dia hamil?" bentak Jeon.

Taehyung mengangguk. "Ya, dia hamil. Tidak cacat," ucapnya pada Jeon, sedikit terkejut karena pria itu menganggap kesehatan Jennie begitu penting. Tidak seperti dirinya biasanya.

Bound By A Child  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang