28. Baby Talk

1.2K 207 35
                                    

Yang kemarin request Double Update udah Nana kabulkan ya 😉

Yok, rajin² komen.
Tinggalkan jejak!

☜☆☞

"Aku masih tidak percaya kau memutuskan untuk tetap tinggal," ucap Jisoo, ketika dia bangun dari tidur keesokan paginya.

Wanita itu memutuskan bahwa dia akan menginap meskipun dia adalah tamu yang tidak diharapkan oleh tuan rumah.

"Seharusnya aku tidak mengatakan ingin pergi sejak awal," serunya sambil mengenakan celana katun yang lapang.

"Pada dasarnya dia menyuruhmu meninggalkan rumah" seru Jisoo tak percaya.

Mengikat simpul di celananya, Jennie berhenti dan melirik temannya. "Bisakah kau berhenti. Bahkan jika aku pulang, aku tidak tahu bagaimana akan hidup. Aku tidak bisa bekerja sekarang, jadi bagaimana aku membeli makanan dan membayar tagihan,"

"Aku bisa membantumu," ucap Jisoo dan Jennie mendengus.

"Sudahlah," Jennie menghela nafas sambil mengenakan kemeja yang hampir menelan seluruh tubuhnya.

"Jeon Alinsky itu brengsek. Kau tidak membutuhkan dia dalam hidupmu," ucap Jisoo tajam.

"Dia mencoba untuk berubah," gumam Jennie, menundukkan kepalanya.

Jisoo melongo menatapnya. "Tolong beritahu, bahwa aku salah dengar," serunya.

Jennie diam. Dia juga tidak ingin Jisoo melihat rona merah yang perlahan merambat di pipinya. Jisoo mengerang keras dan Jennie berbalik untuk melihat temannya itu. "Apa?" tanyanya agak takut.

"Kau menyukainya?"

Jennie mengatupkan bibirnya dan berjalan ke meja rias untuk mencari lipstiknya.

Apakah aku menyukai Jeon?

Pikirannya kembali pada malam sebelumnya, ketika Jeon memeluknya saat ia menangis. Meskipun Jennie merasa sangat menyesal saat itu, tapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menemukan kenyamanan dalam pelukannya. Dia merasa aman dalam pelukan hangatnya.

"OMG! Kau benar-benar menyukainya! Wajahmu memerah." suara melengking Jisoo menghentikan lamunannya

"Jisoo, perasaanku tidak terlalu penting sekarang." Jennie menelan ludah gugup, mencoba mengalihkan pandangan dari tatapan temannya.

"Wow. Aku tidak percaya kau menyukai seseorang seperti dia," 'Jisoo berteriak tak percaya.

"Aku juga tidak percaya kau mendesakku tentang perasaanku pada Jeon. Dia bukan prioritas utama ku saat ini. Bayiku! Ya, bayiku adalah prioritas utama!" bentaknya, merasa frustrasi dengan kecerewetan temannya.

"Tapi tetap—"

"Just stop, please," tegas Jennie.

"Aku memintamu kesini sebagai teman agar kita dapat membicarakan tentang apa yang telah aku alami, dan kau bahkan belum bertanya padaku tentang kondisiku atau bayiku. Aku benar-benar membutuhkan seorang teman saat ini...." Jennie terdiam, menghela nafas sebelum melanjutkan. "Saat ini aku merasa seolah-olah tidak memiliki siapapun," ucapnya dengan gemetar.

"Jane, aku—"

"It's fine." sela Jennie. "Aku sudah merasa baik saat ini karena memiliki seorang anak berusia lima tahun yang akan melakukan apa saja untuk melihatku bahagia."

"Jane, maafkan—"

"Jennie, sarapan sudah siap," teriak Eunha, menerobos pintu kamar dengan senyuman di wajahnya.

Bound By A Child  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang