30. Dinner

941 172 24
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys! :)

☜☆☞

"Yang ini atau yang ini?" tanya Eunha pada Jennie sambil mengangkat dua gaun kecil di kedua tangannya.

Salah satunya adalah warna biru royal kecil yang cantik dengan embel-embel krem ​​di ujung dan lengan dengan pita di pinggang. Sedangkan yang satunya lagi berwarna kuning lembut dengan desain yang sama.

Jennie berpura-pura sedang berpikir keras tetapi tahu bahwa pilihannya sudah ada hanya dengan melihat sekilas pada dua pilihan itu.

"Aku suka yang biru," jawabnya.

Eunha tersenyum. "Aku juga!"

Jennie tersenyum, mengobrak-abrik barangnya untuk mendapatkan gaun sendiri. Akhir pekan telah tiba, yang berarti sudah waktunya untuk dinner yang mereka rencanakan.

Jennie tidak sabar untuk itu, makan dan berbincang bersama orang-orang yang ia cintai. Jennie tersenyum ketika ia menemukan gaun berwarna hijau muda yang dibelikan Jisoo untuknya beberapa minggu lalu.

"Ow, itu gaun yang cantik," imbuh Eunha, membuat Jennie menghentikan pikirannya.

"Aku senang kau menyukainya. Aku akan memakainya malam ini," balas Jennie.

"Yay! Kita berdua akan terlihat cantik," seru Eunha, menatap kagum pada Jennie.

"Tentu saja. Kita akan menjadi ratu malam ini, sayang." balas Jennie tak kalah riang.

☜☆☞

Heechul memandang dirinya sendiri di cermin, tidak senang dengan warna pucat di wajahnya. Matanya tampak dalam dengan lingkaran hitam dan rambutnya semakin menipis dari hari ke hari. Heechul terbatuk saat meraih lip balm untuk menyamarkan bibir pucatnya. Belakangan ini dia menemukan bahwa sedikit riasan bisa membantu untuk menyembunyikan beberapa hal yang tidak sedap di lihat.

Heechul tahu itu salah karena ia menciptakan ilusi bahwa semuanya baik-baik saja, padahal jelas tidak, tetapi ia tidak bisa membiarkan putrinya bersedih dengan keadaannya.

Heechul tidak ingin mengambil kebahagiaan yang kini selalu terpatri pada wajah cantik putrinya, karena ia tahu, dirinya tidak akan bisa memberikan senyuman itu kepada putri kecilnya. Ya, bagi Heechul, Jennie-nya akan selalu menjadi putri kecil yang harus ia lindungi.

Heechul tidak berpikir dia akan bertahan untuk melihat cucunya. Heechul tahu dia tidak akan bisa melakukannya. Heechul tahu bahwa dua bulan adalah waktu yang cukup lama baginya untuk terus hidup dan meskipun itu memutarbalikkan hatinya untuk mengetahui bahwa dia tidak akan bisa melihat cucunya.

Pria paruh baya itu duduk di tempat tidur, tidak bisa berdiri terlalu lama. Dia sangat lemah. Saat ponselnya berdering, ia tanpa ragu mengeluarkannya dari sakunya, dan ponsel itu memunculkan nama Hani di layar.

Heechul pun menghela napas sebelum menjawab. "Halo,"

"Jadi, kau sekarang sudah melupakanku?" tanyanya datar.

"Hani..." Heechul mulai lelah untuk menanggapi sang istri, jadi ia menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan. "Kau sudah mengatakan bahwa kau tidak ingin bersama Jennie."

"Tapi aku tidak mengatakan bahwa aku tidak ingin menjadi bagian dari hidupmu," tegasnya.

"Itu punya arti yang sama bagiku. Aku ingin sisa waktu ku dihabiskan bersama Jennie." jelasnya lembut.

"Waktu yang tersisa? Sayang, apa yang kau bicarakan?"

Heechul menutup matanya dan menghela nafas. "Aku meneleponmu beberapa bulan yang lalu untuk memberitahumu bahwa aku sekarat dan kau hanya menanggapi itu dengan acuh tak acuh. Dan kemudian aku menyadari bahwa kau hanya memiliki cinta untuk dirimu sendiri dan kekuasaanmu. Kau tidak memiliki cinta untuk diriku, bahkan keluarga kita," geramnya getir.

Bound By A Child  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang