Chapter 02

4.8K 611 44
                                    

Felix mengucek-ngucek matanya sembari mencoba membuka matanya lebar-lebar dikarenakan cahaya lampu yang begitu terang dari luar kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix mengucek-ngucek matanya sembari mencoba membuka matanya lebar-lebar dikarenakan cahaya lampu yang begitu terang dari luar kamarnya. Dia keluar kamar hendak mengambil minum karena sedari tadi tenggorokannya terasa kering sehingga membuat tidurnya tidak nyaman.

Di ruang tengah, masih ada Bang Chan yang duduk disana sendirian ditemani laptop dan secangkir kopi panas. Dia pasti hendak begadang lagi. Felix selalu memergoki kakaknya itu tidak tidur hingga hari menjelang pagi.

Felix memilih turun untuk menemui Bang Chan. Dia tidak suka jika kakaknya terus-terusan begadang. Apalagi Bang Chan juga sering mengeluh sakit, sampai-sampai dia harus dirawat dirumah sakit hanya karena begadang.

"Kak, tidak tidur?" tanya Felix sembari sesekali menguap, wajahnya terlihat sangat mengantuk.

Bang Chan yang menyadari keberadaan Felix langsung menggeleng. "Nanti saja, masih ada hal yang gue kerjain" jawabnya menahan rasa kantuk. "Lo sendiri ngapain jam segini udah bangun?" tanyanya balik.

"Haus" jawab Felix singkat lalu memilih mengambil air putih dari dispenser. Setelah itu kembali lagi ke ruang tengah dan duduk dikursi panjang.

Felix mengangkat satu alisnya ketika mendapati Chan sesekali melihat kearah pintu depan. Pasti ada yang dia tunggu.

Sekarang dia tau. Kakak nya kali ini memilih begadang bukan karena suatu kerjaan, tapi karena menanti adik tirinya itu. Ternyata dia masih tidak mendengarkan perkataan Minho tentang Caca.

"Nunggu Caca kak?" ucap Felix to the point saja daripada harus melihat kakaknya gelisah. "Kan kata kak Minho tadi-"

"Gue tau" ucap Chan disela-sela ucapan Felix. "Tapi gue rasa Caca nggak akan berfikir seperti itu"

"Maksudnya?"

"Ya... lo tau sendiri kan, asrama les itu kalau mau stand by disana harus dari awal. Sedangkan Caca tidak akan menghubungi kita jika dia sudah memilih di asrama" jelas Chan. "Makannya gue dari tadi disini, kalau-kalau dia tiba-tiba datang" tambahnya.

"Ya tapi kan, sekarang juga udah jam segini. Mana mungkin Caca pulang"

"Mungkin saja, kalau dia nekat"

Sebenarnya Felix malas mendengar ocehan Chan tentang kekhawatirannya dengan Caca. Tapi demi menghormati ucapan kakaknya itu, Felix hanya sesekali mengangguk mengiyakannya.

"Kak, gue masuk dulu" pamit Felix.

Disisi lain.

"Ayo Ca, bentar lagi samapi kok" gumam Caca masih senantiasa memberikan semangat pada dirinya sendiri. Juga untuk menetralisir rasa takutnya berjalan sendirian di tengah derasnya hujan dan sepinya jalanan di malam hari.

Dua jam lamanya dia harus berjalan menuju rumah. Lama memang, karena sedari tadi Caca juga mengambil waktu untuk berteduh dan mengistirahatkan kakinya.

Step Brother ft. SKZ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang