Caca meremas ujung bajunya. Menahan suara isak tangisnya yang tidak mau sampai Irene mendengarnya.
Yang dilakukan Irene memanglah untuk kebaikan Caca, tapi jika itu sampai begitu mengekangnya apakah itu masih bisa dimaklumi? Caca sangat tidak mau dikirim keluar negri lagi. Tidak ada siapa-siapa yang dia kenal disana. Neneknya saja sudah meninggal, lalu dia akan tinggal dengan siapa?
Memang ada baiknya memilih pergi keluar negri. Bisa fokus, tidak ada yang membuat masalah terus-terusan padanya, juga dia tidak akan selalu melihat wajah kakaknya. Akan sangat tenang.
"Nilaimu sudah bagus dari dulu, tapi sejak masuk sekolah papamu, apa kau malah bersantai-santai? Teman memang membuat nilaimu itu menurun"
"Cukup ma! Hiks... temanku tidak ada sangkut pautnya dengan menurunnya nilaiku. Jangan salahkan mereka!" ucap Caca tegas. Air matanya mengalir deras tanpa dia mau menyekanya sedikitpun. Tangannya mengepal erat.
"Ini semua karena mama! Mama terlalu mengekangku dalam hal nilai, sekolah, dan pelajaran! Mama tidak pernah membiarkanku bersenang-senang sesikit saja! Itu yang-"
"Kau mulai berani ya?"
"Teruslah menangis! Menangis sekencang-kencang yang kamu mau! Tidak akan ada yang peduli terhadapmu!"
"Memang! Saat aku tidak menangispun tidak ada yang pernah peduli. Tidak ada yang peduli denganku sama sekali!" dia membenamkan wajahnya. Menyamarkan isak tangisnya yang menjadi jadi. "Yang peduli denganku hanya papa!"
"Cukup Caca!" gertak Irene murka besar. Setiap kali Caca menyebut suaminya itu, dia akan marah. Dan terus-terusan menyalahkan Caca seorang. "Jikalau kamu tidak ikut campur waktu itu papamu juga tidak akan tewas!!"
Bip-
Irene mengakhiri panggilannya. Dia sepertinya marah besar pada Caca. Tapi apa peduli Caca? Dia akan mendiamkan Irene sampai Irene akan memakinya lagi setelahnya. Itu sering terjadi.
"Caca? Kamu nggak apa-apa didalam sana?"
Nenek kim mengetuk pintu kamar Caca pelan sembari menanyai tentang keadaanya didalam. Biasanya Caca tidak mengunci pintu kamarnya ketika jam-jam segini. Tapi kali ini pintunya terkunci rapat.
Nenek Kim hanya mendengar samar-samar ada yang menangis didalam.
"K-kenapa nek?" jawab Caca setelah membuka kunci pintu kamarnya dan membiarkan neneknya itu masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother ft. SKZ ✔️
Fanfiction[BOOK 01] Benci. Itu kata yang tersemat untuk Caca dari kakak tirinya. highrank : #1 in straykids #1 in skzfanfiction #1 in stepbrother #1 in bang chan #1 in han #1 in felix #2 in hyunjin #4 in lee know #11 in seungmin #13 in skz #15 in jeongin #18...