Jeongin menghentikan langkah kakinya ketika melihat Caca sedang memunguti sesuatu dari lantai. Dirinya baru saja pulang, dan hendak masuk ke kamar, namun kegiatan Caca saat ini lebih menarik perhatiannya.
"Aw!" pekik Caca namun dengan segera dia membungkam mulutnya sendiri.
Setelah mengedarkan pandangannya kesana-kemari, Caca kembali membersihkannya tanpa mempedulikan luka dikakinya.
Dia pergi menuju dapur, lalu kembali dengan tangan yang sudah memegang benda berbeda yaitu tisu. Kali ini dia melangkah selebar mungkin sembari sesekali mengelap lantai bekas pijakannya. Asik dengan kegiatannya, Caca bahkan sampai tidak menyadari jika sedari tadi Jeongin masih memperhatikannya.
"Apa tidak sakit?" gumam Jeongin melihat Caca buru-buru masuk kedalam kamarnya.
Jeongin pergi kekamarnya untuk menaruh tasnya, lalu pergi kearah kamar Caca.
Dia awalnya ragu untuk mengetuk pintu, tapi jika kelamaan nanti malah dilihat kakaknya.
"Caca" panggil Jeongin sembari mengetuk pintu kamar Caca.
Lama tidak ada jawaban dari Caca. Jeongin pun memutuskan untuk mengetuk pintunya lagi.
"Iya sebentar"
Samar, namun Jeongin yakin itu suara Caca.
Pintu terbuka kecil. "Eh? A-ada apa kak?" tanya Caca kikuk, mencoba menyembunyikan kakinya dibalik pintu.
Jeongin dan Caca seumuran. Tapi Caca lebih nyaman dan biar ada kesan sopan jika dirinya tetap memanggil Jeongin dengan sebutan 'kakak'.
"Kaki lo?" ucap Jeongin dengan nada dingin. Namun terselip juga nada khawatir.
"K-kenapa? Kakiku baik-baik saja" elak Caca sembari menahan pintu yang coba didorong Jeongin.
Jeongin berhasil membuat dirinya masuk kekamar Caca. Tanpa pikir panjang dia duduk dikarpet samping ranjang Caca. "Gausah banyak alasan. Gue liat sendiri tadi" ucapnya menepuk-nepuk pinggiran ranjang Caca. Mengisyaratkan agar Caca duduk disana.
Caca menurut saja daripada harus dapat omelan gara-gara tidak mau.
"Makannya pakai alas kaki" celetuk Jeongin menyiram luka dikaki Caca dengan alkohol.
"Shh!" Dia menahan perih saat air alkohol mengenai lukanya. "Tadi nggak sempet kak" ucap Caca pelan.
"Abis dimarahi lagi?" nada bicara Jeongin merendah. Sembari masih mengobati kaki Caca dia kembali berucap. "Harusnya lo bisa bela diri lo sendiri"
Caca memandangi kakanya itu tidak percaya. Ini benar-benar kakaknya?
Sedangkan Jeongin sudah selesai memperban luka Caca.
"Tetap saja. Dimata kakak bukankah aku selalu terlihat salah?" tanya Caca menundukkan kepalanya. "Kalaupun aku membela diri, tidak akan ada gunanya. Tapi tidak apa. Aku sudah terbiasa kok kak" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother ft. SKZ ✔️
Fanfiction[BOOK 01] Benci. Itu kata yang tersemat untuk Caca dari kakak tirinya. highrank : #1 in straykids #1 in skzfanfiction #1 in stepbrother #1 in bang chan #1 in han #1 in felix #2 in hyunjin #4 in lee know #11 in seungmin #13 in skz #15 in jeongin #18...