"Huft..."
Bosan, bosan dan bosan. Terjebak didalam kamar, sendirian. Tidak ada yang bisa Caca lakukan selain berbaring, duduk dan berkeliling kamarnya. Dia ingin sekali keluar untuk sekedar berjalan-jalan, tapi tidak bisa karena nenek Kim terlalu memaksanya untuk tetap didalam kamar.
Setelah dia dirawat dengan baik oleh dokter Choi di rumah nenek Kim, keadaannya mulai membaik. Caca juga sudah jarang mengonsumsi obat penenang.
"Caca, ayo makan" ucap nenek Kim membuka pintu kamar Caca sembari membawa nampan yang sudah bisa Caca tebak berisi bubur. "Ada apa?" tanyanya ketika melihat Caca yang sedang duduk termenung didekat jendela.
"Aku ingin keluar nek" ucap Caca memalingkan pandangannya dari jendela. "Boleh ya?" ucapnya lagi sembari memberikan tatapan memelas.
Tapi sepertinya usahanya sia-sia. Nenek Kim menggelengkan kepalanya, lalu menaruh sarapan Caca di meja yang ada dihadapannya. Hal itu membuat Caca membuang nafas berat sembari memikirkan cara untuk terbebas dari ruang kamarnya. Dalam kondisinya yang sekarang ini, dia serasa berada di sel tahanan saja.
"Nenek bercanda" kekehnya mengayunkan tangannya untuk mengacak rambut Caca ketika melihat muka cucu perempuannya itu terlihat sangat murung. "Nenek akan memanggil Yuna untuk menemani kamu pergi keluar rumah. Nenek tidak mau jika kamu hanya sendirian" tambahnya mendapat anggukan antusias dari Caca.
"Habiskan sarapannya, lalu jangan lupa minum obatmu. Nenek harus kerumah ayahmu untuk mengurus acara nanti malam" ucap nenek Kim.
Benar. Karena acara waktu itu dibatalkan, alhasil diadakan sekarang, setelah keadaan Caca membaik.
"Maaf ya nek, gara-gara aku acaranya baru bisa diadakan" celetuk Caca mengaduk-aduk bubur dihadapannya, tanpa mau memakannya sesuappun.
"Sudah, itu bukan salahmu. Jangan merasa bersalah seperti itu. Sekarang, makan buburnya, jangan nunggu dingin. Nenek hubungi Yuna dulu, segera siap-siap jika sudah selesai makan" ucap nenek Kim sebelum meninggalkan ruang kamar Caca.
Baiklah, yang sekarang harus Caca lakukan hanya menghabiskan sarapannya dan sedikit merapikan penampilannya. Tidak lupa, dia akan menonaktifkan ponselnya.
Sejak dia pindah ke rumah nenek Kim, Caca jadi sering sekali menonaktifkan ponselnya. Itu karena panggilan yang terus saja masuk dari mama dan papanya. Terkadang panggilan dari kakaknya juga dia diamkan begitu saja. Pesan yang masuk pun juga sama, hanya permintaan dari mamanya untuk bisa menghadiri acara.
Tapi Caca sudah bertekat untuk tidak datang. Bahkan jika neneknya ikut memaksanya.
"Tck!" dia menaruh sendoknya dengan sedikit kasar, menyisakan sedikit bubur dimangkok tersebut. Dia benar-benar tidak lagi merasa lapar ketika layar ponselnya tiba-tiba menyala dan menujukkan nama mamanya yang tertera disana.
Kenapa selalu saja? -batin Caca.
Menganggu? Tidak juga. Caca hanya ingin melupakan masalahnya dahulu baru dia bisa kembali berbicara dengan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother ft. SKZ ✔️
Fiksi Penggemar[BOOK 01] Benci. Itu kata yang tersemat untuk Caca dari kakak tirinya. highrank : #1 in straykids #1 in skzfanfiction #1 in stepbrother #1 in bang chan #1 in han #1 in felix #2 in hyunjin #4 in lee know #11 in seungmin #13 in skz #15 in jeongin #18...