27: Mood

926 91 7
                                    

Nissa membuka matanya perlahan, kepala nya cukup pusing dan terang nya lampu malah bikin dia nambah pusing. Nissa melihat sekeliling, ia berada di rumah nya. Lalu pintu terbuka dan bunda nya Bagas masuk dengan membawa semangkuk sup hangat.

“Tante Irva, tante ngapain disini?” tante Irva hanya tersenyum lalu membantu Nissa untuk duduk dengan nyaman.

“Bunda sama ayah kamu nelpon tante, mereka belum bisa jengguk kamu Niss. Mereka ada project besar di Batam jadi tante suruh Bagas jaga rumah terus tante jaga kamu” Nissa senyum, dia udah tau jawaban nya pasti kaya gitu.

“Makasih sebelumnya, maaf ngerepotin keluarga tante” tante Irva senyum, dia udah nganggep temen-temen nya Bagas udah kayak anak sendiri jadi ngelakuin hal ini ke Nissa itu udah biasa.

“Oh ya ada yang mau ketemu kamu” Tante Irva pergi lalu masuklah Devi dengan wajah cemas.

“Nissa maafin gua” Nissa senyum.

“Bukan salah lo kok, gua emang udah gaenak badan dari kemarin” lalu Devi duduk dan memegang erat tangan Nissa.

Devi ingin bercerita semua tapi ia khawatir, Nissa langsung senyum dan mengelus bahunya.
“Lo bisa cerita semua ke gua” detik itu juga Devi gak bisa nahan air matanya lagi.

Dia cerita semua soal Jeff, soal kebodohan dia yang nolak Jeff karena takut, dan soal kepergian anak-anak pertukaran pelajar yang tinggal menghitung bulan karena Devi gak sengaja liat note nya Miley.

“Devi, soal pergi nya anak-anak itu Bagas ama Resti tau gak?” Devi menggeleng, Nissa hanya terdiam.

“Niss kita harus sembunyiin hal ini, Bagas ama Resti itu susah jatuh cinta kalo mereka tahu hal ini pasti..” Devi gak lanjutin omongan dia tapi karena Nissa peka dia langsung ngangguk setuju sama usul Devi.
.
.
.
.
.
Mereka berlima kaget saat melihat bentuk apartemen mereka berubah, terlalu mewah. Bahkan kardus mie instan yang baru saja mereka beli sudah tidak ada lagi.

“Ini ulah bunda mu kan?” tanya Miley pada Olivia, Olivia hanya diam.

“Ayolah kita baru saja merasakan hidup menjadi orang biasa dan lihat sekarang bahkan gorden saja gucci” kesal Dave.

“Gaes aku sendiri tidak tahu bahwa dia akan melakukan ini, akan ku telpon dia dan minta semuanya diubah seperti semula” baru aja Olivia merogoh ponsel nya, Felipe udah ngomong duluan.

“Tidak usah, kita biarkan saja dulu begini” semuanya merenggut.

Come on aku sudah bebas dan bisa menyantap mie instan sesuka ku dan kamu ingin aku menjadi kambing yang hanya bisa makan sayuran” amuk Miley.

“Aku setuju dengan Felipe, minggu depan orang tua kita semua akan datang termasuk kakak ku. Kalau mereka melihat kita seperti biasanya apa yang akan terjadi? Akan ada berita ‘Pewaris Connel Company tidak diurus’” ucap Jeff lalu semuanya terdiam.

“Anak menteri Canada tidak diurus orang tuanya saat pertukaran pelajar” ucap Felipe sambil tersenyum.

“Anak tunggal dari pemilik Horan IC menjadi gendut karena mie instan” Semuanya mulai tertawa kecil.

“Cucu emas dari keluarga konglomerat di Canada tak sanggup membeli sofa” semuanya ikut tertawa.

“Aku sangat senang bisa tinggal disini. Kita bisa bebas tanpa menjadi berita apapun” semuanya mengangguk.

“Hey Olivia buatlah berita konyol mengenai dirimu, kita semua sudah melakukan nya” ucap Dave lalu Olivia tersenyum.

“Anak tunggal SYL Holdings tidak memiliki cukup uang untuk membeli sepatu yang layak” Olivia mengangkat sepatu nya yang jebol dan semuanya kaget.

“Hey! Kau mampu membeli barang apapun tapi tak bisa membeli sepatu!” kesal Miley.

“Sejak kapan sepatumu rusak?” tanya Jeff

“Entahlah sepertinya saat pelajaran olahraga” semuanya menggeleng-gelengkan kepala nya.

Ponsel Felipe berdering, Ternyata yang menelpon Devi. Felipe pun langsung mengangkat nya.

“Ada apa Dev?”

“Nissa sakit, tolong bilang ke Olivia. Gua, Bagas, Resti, ama Nissa izin besok. Nanti pagi gua kesana kasih surat nya”

Nissa sakit? Yaudah saya sama yang lainya langsung kesana”

Grusuk grusuk
“Nitip makanan weh, gua laper”

“Apasih, mereka kesini mau jengguk Nissa bukan mau jengguk lo perut karet”

“Dih mentang-mentang punya abs ngelunjak lo”

“Lo kalo berisik gua depak yah!”

Ini Felipe gak loudspeaker tapi kedengeran suara berantem mereka ampe keempat bule lainya terheran-heran.

“Devi nanti di jalan kita beliin nasi goreng yah, saya tutup dulu” untung Felipe langsung tutup soalnya teriakan Resti pasti bikin mereka pengang.

Lalu Jeff mengangkat tangan.
Sorry sepertinya aku tidak bisa ikut, aku memiliki banyak tugas sekolah” ucap Jeff lalu pergi ke kamar nya.

“Aku dan Felipe tidak bisa ikut kami ada materi praktik besok. Jadi hari ini harus banyak membaca buku refrensi” ucap Dave.

“Yasudah Aku sama Miley saja tak apa” Miley mengangguk atas usul Olivia.
.
.
.
.
.
Di rumah Nissa semuanya sibuk masing-masing. Miley, Olivia, Devi, dan Nissa sibuk mengerjakan tugas lalu Bagas dan Resti sibuk makan nasi goreng.

“Olivia, kau sudah belajar untuk UTS?” tanya Nissa tiba-tiba.

“Udah sih Olivia mah gak belajar juga lulus” julid Bagas, Olivia cuma senyum.

“Eh tadi siang kata Jeff, bunda lo dateng kesini emang ada masalah?” tanya Resti.

“Tidak, dia hanya ada urusan bisnis” Ucap Olivia.

Miley melihat sekeliling, ia merasa ada yang aneh. Lalu ia melirik Devi yang sibuk dengan bukunya, tidak biasanya gadis itu terdiam seperti ini. Miley akan mencari tahu nanti.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka selesai dengan pekerjaan mereka.
“Sudah selesai semua kan? Sini bukunya besok ku kumpulkan tugas nya” ucap Miley.

“Olivia, Miley terimakasih banyak” ucap Devi, keduanya mengangguk.

Miley dan Olivia bersiap pulang, sebelum pulang mereka berpamitan pada Nissa dan Devi. Resti dan Bagas sudah masuk ke alam mimpi sedari tadi.

Pas mereka sampai di lobi apartemen, mereka di berhentikan oleh pihak resepsionis yang bertugas.
“Kak ini ada titipan”

“Terimakasih” ucap keduanya.
.
.
.
.
.
Sekolah memberikan selamat kepada team Olivia, karena Devi tidak bisa hadir maka hanya Olivia dan Lulu saja yang menerima sambutan. Banyak hal yang terjadi beberapa bulan ini dan Olivia mensyukuri nya.

Sesuai rencana, Dasya juga bersekolah disini tepat nya di kelas IPA karena nilai rapot nya diatas rata-rata. Dasya langsung mendapat perhatian karena selain pintar dia juga sangat cantik.

“Mana kekasih cerewet mu itu?” Tanya Dasya pada Olivia yang habis mengantar nya ke koperasi.

“Tidak masuk” Dasya hanya mengangguk.

“Ku dengar Mrs Claire kesini, apakah ini berhubungan dengan mu?” Olivia tau Dasya akan mendapatkan informasi apapun dengan cepat, tapi Olivia tak menyangka gadis itu langsung mengetahui keberadaan bunda nya.

“Ya. Ada lagi yang ingin kau tanyakan?” Dasya menggeleng, ia sengaja membuat Olivia kesal karena gadis itu terlihat lucu saat kesal.

“Dasya ingat rencana kita, aku tak mau kau mengacau lagi” Dasya tersenyum lalu mengangguk.

I promise” Aksel melihat itu dari jauh, mungkin dimata orang lain dua perempuan saling bercengkrama bukanlah hal aneh namun menurut Aksel ada sesuatu yang gadis Canada itu sembunyikan yang pastinya akan menjadi peluang Aksel untuk menjatuhkan nya.






TBC

Media: Dasya Lopez

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang