Olivia dan Jeff sedang olahraga dengan jogging santai, mereka memutuskan untuk pulang ke apartemen dan tidak akan berbincang dengan Devi sampai hati Jeff pulih kembali.
“YA! Pakai bajumu Jeff” Teriak Olivia. Lagian itu Jeff gak ada akhlak banget, mereka posisi nya lagi istirahat di pinggiran taman eh Jeff tau-tau buka baju. Itu hal biasa sih bagi cowo tapi badan nya Jeff ini bikin ibu-ibu sama anak-anak cewe di sana pada ngiler.
Jeff cuma nyengir terus makai baju olahraga dia lagi. Baju olahraga nya aja lekbong, bikin otot nya keliatan dan bikin perawan jadi khilap. Abaikan otak author yang bobrok ini.
Pas mereka lagi jalan buat pulang ke apartemen tiba-tiba ponsel nya Jeff bunyi dan itu dari Miley. Jeff angkat telpon nya sambil ngejauhin hape dari telinga dia, dan bener aja. Itu hape speaker nya mode pelan tapi bacotan nya si Miley kedengaran ampe Olivia ngakak.
“Miley tenanglah, Jeff bersama ku” Ucap Olivia begitu dengar Miley menarik napas untuk memberi ketenangan.
“Oh sama Olivia. Awas kau kalau macam-macam dengan Olivia, ku tendang kau dari apartemen” Jeff merinding denger bacotan nya si Miley, sejak kapan Miley ngomong nya ngegas cem preman pasar begini?
Memang anak-anak lokal cepat sekali mengaruhi semuanya, Olivia sendiri masih senyum soalnya cara ngomong nya Miley persis cem Resti. Sudah pasti anak orang dicemari inimah.
Sehabis Jeff di ceramahi oleh Miley, mereka pulang ke apartemen namun saat mereka sampai di apartemen ada Dasya yang sudah memasang wajah kesal.
Dia langsung berceloteh menggunakan bahasa Prancis, sungguh Olivia ingin membungkam mulut Dasya yang cem toa. Lalu Jeff menarik Dasya masuk ke apartemen bersama Olivia.
“Aku tau semuanya! Aku tau Olivia! Kau tak usah menutupi apapun kepada ku, masalah mengenai Aksel, orang-orang yang mengejar Dave, lalu hubungan kau dan Resti” Olivia tersenyum, bagaimanapun Dasya itu cerdas tentu saja hal ini cukup mudah ia ketahui.
“Lalu kau mau apa? Menyuruh Olivia putus atau menyuruhnya pulang” Sarkas Jeff, Dasya menggeleng kencang. Dasya memegang tangan Olivia.
“Aku mau membantumu. Biar aku membalas semua kebaikan mu, aku mohon” Olivia cukup terkejut dengan tindakan Dasya.
“Mudah saja. Kita menjadi partner kembali, ku kira itu akan menyenangkan dan kau bersekolah dengan ku untuk mengubah sesuatu” Jeff tau Olivia memiliki rencana. Olivia pintar mengatur strategi dan Dasya sangat kreatif, mereka sering menang dalam hal apapun jika mereka menjadi partner.
“Baiklah. Jika kalian menjadi partner tentu saja semua nya akan menjadi mudah bukan?” Ucap Jeff, dia tau bahwa Olivia dan Dasya itu dapat menangani masalah apapun dengan cepat dan bersih.
“Tidak semudah itu. Ini bukan negara kita, kita harus lebih berhati-hati dan lebih bersih dari biasanya” Ucap Dasya. Olivia dan dia terkadang memang sering bermain kotor tentu saja hal itu untuk bersenang-senang.
“Aku tidak tau. Tapi, sekarang aku lapar” Jeff mendapat tatapan membunuh dari Dasya dan gelengan dari Olivia.
.
.
.
.
.
Devi sendirian di rumah nya. Temen-temen nya langsung pulang setelah sarapan nasi uduk, Devi peka kalau Jeff lagi kecewa karena cinta nya di tolak dan dia ngerasa bego banget dengan bilang suka sama Felipe karena ternyata Felipe itu pacarnya Miley.“Gimana dong. Jeff pasti gak mau ketemu gua lagi” Devi menundukan wajah nya, ia sedih.
Ia menolak Jeff karena ia belum siap membuka hati nya kepada orang lain, dia takut bahwa semua orang yang ia sukai akan pergi dan meninggalkan nya. Sebut saja Devi egois karena hanya mementingkan diri sendiri.
“Gua udah nolak banyak cowo juga biasa aja, udahlah lupain bule itu gak faedah banget mikirin dia” Seketika rasa ingin menampol Devi semakin meninggi.
Devi ini kalau soal cinta-cintaan sahabat nya aja sinyal nya 6G tapi kalau kisah cinta dia sendiri, boro-boro loading yang ada muncul dinasaurus karena saking gak ada sinyal. Mari kita biarkan Devi dengan kegoblokan nya.
.
.
.
.
.
Resti ngundang Olivia ke rumah dia karena dia sendirian di rumah. Emak nya lagi bebantu tetangga kampung sebelah yang hajatan soalnya.Sebelum ke rumah Resti, Olivia membeli beberapa cemilan di minimarket yang ia lewati dan saat dia selesai berbelanja. Matanya membelalak, Aksel masuk ke sebuah tempat les. Olivia mengernyit, bukankah sekarang weekend?
Olivia merasa agak iba, apakah sebegitu keras nya Aksel belajar sedangkan dia hanya dengan membaca dan mendengar musik lalu sudah bisa semua.
“Mom benar, aku seharus nya lebih bersyukur”Olivia berjalan santai dia mengingat kehidupan nya di Canada, dia sedikit merindukan orang tuanya. Hanya dia satu-satu nya anak dari pertukaran pelajar yang sampai sekarang belum memberi kabar kepada keluarga.
Olivia merogoh ponsel nya dan menelpon Mommy nya. Suara telpon menemani Olivia berjalan.
“Tidak diangkat. Kau bodoh Olivia, mereka pasti sedang tidur” ya perbedaan jam antar dua negara ini sangat tajam.
Olivia melanjutkan jalan sampai akhirnya sampai di rumah Resti, ia segera memencet bel rumah Resti dan Resti keluar dengan senyum cerah.
“Peka banget sih. Tau aja gua belom makan” Iya Resti belom dimasakin mamah nya, kata mamah nya Resti kalau laper suruh minta makan ke yang hajatan. Resti mana mau minta-minta, malu borr.
Resti langsung ngambil kresek makanan Olivia dan masuk begitu aja, Olivia masih kedip-kedip heran. Jadi makanan doang yang di terima di rumah Resti.
“Masuk aja Liv. Gausah sungkan, gua lagi sibuk masak nih” Olivia geleng-geleng dan akhirnya masuk.Olivia duduk di meja makan sambil menunggu Resti yang memasak ramen yang ia belikan, karena bosan Olivia memainkan ponselnya dan tanpa sadar Resti sudah mulai memakan ramen nya.
Seusai Resti makan, Olivia meletakan ponsel nya.
“Resti ada sesuatu yang harus aku sampaikan” Resti mulai curiga.“Cepetan ngomong, gua mau cuci piring” Ucap Resti ketus, lalu Olivia memegang tangan Resti lembut.
“Aku akan kembali ke Canada beberapa minggu lagi, karena pertukaran pelajar akan segera selesai dan aku-” Belum Olivia menuntaskan perkataan nya, Resti melepas tangan Olivia dan berlari menuju kamar nya.
Olivia paham kenapa Resti sedih, dia juga baru sadar setelah mengecek jadwal di ponsel nya dan pertukaran pelajar akan selesai sebentar lagi. Masih banyak hal yang harus dilakukan oleh Olivia tetapi dia tak punya waktu yang lama.
Olivia segera membereskan bekas makan Resti, mencuci piring dan membuang sampah. Lalu ia menuju kamar Resti, ia tak masuk. Olivia hanya berdiri di depan pintu seperti orang bodoh.
“Resti maafkan aku, aku juga tak sadar bahwa aku akan kembali ke Canada. Resti ingat ini, terimakasih sudah membawa warna ke kehidupan ku. Terimakasih sudah berjuang bersama ku, kalo kau tak mau menemuiku tak apa, aku akan-” Resti membuka pintu, terlihat ia masih menangis.
Lalu Resti mencium Olivia duluan, Olivia terkejut tapi ia menikmati ciuman itu. Mereka berciuman karena ada rasa tak ingin berpisah satu sama lain, atmosfer berubah semakin panas saat Resti mulai memainkan lidah nya.
Olivia yang sadar ini terlalu jauh, menghentikan Resti.
“Resti stop! Kau kenapa?” Resti hanya diam, lalu memandang Olivia dalam.“Olivia, fuck me please”
TBC
Haloo semuanyaa, sebelum bulan suci ramadhan datang hendak nya mari saling memaafkan. Jadi author minta maaf kalo ada salah sama kalian❤❤❤🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
General FictionRestiana Anggraeni, cewe menyenangkan dengan kemageran yang tiada tara. Sangat mudah bergaul dan memiliki banyak teman, serta aktif dalam kegiatan paskibra. Membuat gadis ini dicintai banyak orang. Seluruh kehidupan nya yang indah harus musnah karen...