33: TTD

873 104 6
                                    

Pulang sekolah anak-anak bule ini mengadakan rapat di hotel favorit mereka, mereka mendiskusikan satu langkah lagi yaitu tanda tangan kepsek. Mereka agak terkejut sebenarnya karena berhasil mendapatkan tanda tangan guru BK dengan cukup mudah, karena hanya dia yang tidak memiliki rahasia kotor serta rekening yang bersih.

“Lulu akan kesini, jika ia membawa kepsek ataupun Aksel kita harus bersiap” ujar Felipe semuanya mengangguk.

“Dari CCTV disini ia hanya sendirian sesuai dengan yang kusuruh Olivia” ucap Dasya semuanya mengangguk.

“Aku mengecek perangkat ponsel nya dan rekaman suaranya menyala gaes” ucap Miley lalu ia segera mengutak-atik laptopnya.

“Bagaimana sudah kau non-aktifkan?” tanya Jeff lalu Miley hanya menatap nya tajam.

“Aku sedang berusaha, hey Dasya bantu aku” akhirnya Miley dan Dasya berhasil me non-aktifkan otomatis rekaman suara di ponsel Lulu.

“Kau benar Olivia, gadis yang satu ini tidak sebodoh itu” ucap Dave tapi Olivia hanya terdiam. Ia merasa bingung kemana keberadaan Aksel, setelah kejadian dua hari yang lalu lelaki itu tidak pernah menampakan diri.

Lalu Olivia tersadar.
“SIAL!! AYO KITA PERGI DARI SINI!” Semuanya terkejut, lalu mereka segera mengikuti Olivia dan berlari menuju mobil mereka dan benar saja setelah Lulu terlihat masuk lift di luar langsung ada Aksel dan mamahnya serta tukang pukul.

“Kalian sadar tidak, Aksel tidak pernah hadir setelah kejadian di lab. Ia mencoba menjebak kita lagi melalui Lulu. Gadis itu benar-benar tidak bisa ku percaya” kesal Olivia, begitu juga dengan bule lain nya.

“Lalu bagaimana kita mendapatkan tanda tangan kepsek, tujuan kita tinggal selangkah lagi” ujar Felipe.

“Kita harus mendapatkan nya dengan cara apapun bahkan membunuh seseorang sekalipun” ujar Jeff.

“Itu terdengar sangat keji” Dave hanya menatap Jeff heran tapi Jeff hanya nyengir.

“Mari, mari kita adakan sedikit permainan agar game ini semakin seru” Olivia hanya menatap depan secara tajam.  Semuanya menatap Olivia lalu Olivia menunjukan photo ibunya Lulu yang tergeletak tak berdaya.

“Jangan bilang kau mau membunuhnya?” Celetuk Dasya, semuanya menatap Olivia tak menyangka.

“Hey aku mungkin gila tapi aku bukan kriminal, mari kita bermain dengan halus” semuanya setuju dan pergi dari sana tanpa di ketahui siapapun.

Mereka berenam tidak langsung pulang, mereka berhenti di kedai siomay favorit sekaligus membicarakan bagaimana cara mendapatkan TTD kepsek.

Saat mereka asik makan sambil berbincang ternyata Devi juga membeli siomay dengan teman se-pmr nya.  Devi agak terkejut namun akhirnya ia menyapa mereka yang terlihat sedang berbincang hal serius.

“Ah halo semua” kelima bule itu hanya melihat Devi sebentar lalu mengabaikan nya kecuali Jeff.

“Halo” Sapa Jeff diikuti dengan senyuman. Devi salting dan balas senyum.

Tiba-tiba teman nya Devi yang sudah membawa banyak sekali siomay segera memanggil Devi untuk meminta bantuan.
“Lo bantuin gua bawa map ini deh, jangan cengo liatin Anak-anak itu”

“Dih siapa juga yang cengo” Ucap Devi, teman nya hanya geleng-geleng padahal tadi sudah terlihat sangat jelas bahwa Devi cengo.

Saat mereka melewati meja para bule itu, Jeff sudah berdiri dan menghalangi mereka.
“Apaan?” Jeff tampak menuju map yang di bawa Devi.

“Itu surat izin lomba PMR bukan?” tanya Jeff, Devi dan teman nya mengangguk.

“Sudah ditandatangani Kepsek?”  tanya Jeff lagi.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang