13. Awalan

1.3K 135 3
                                    

Senin cerah sehabis upacara seluruh anak kelas IPS9 di kumpulkan di ruang kelas dan diadakan rapat penting oleh sang ketua kelas. Ciaaaaaa, baru kali ini mereka rapat cem gini biasa nya habis upacara mereka langsung kabur ke kantin.

Lulu sebagai tersangka bercerita semua mengenai kesalahan nya dan rencana Aksel dan tentu saja hal itu menjadi perbedatan di kelas IPS9. Sebagian besar anak kelas sangat kecewa dengan Lulu dan ada juga yang mengerti kondisi Lulu, Devi dan Bagas termasuk kelompok yang menerima nya lagian Lulu juga melakukan itu terpaksa bukan.

Resti dia tak masuk hari ini, karena ada tamu penting di rumahnya dan dia baru saja pulang dari rumah sakit. Makanya sedari tadi Olivia diam saja ya meskipun biasanya juga dia selalu diam.

“Sekarang kita harus gimana Han?! Gua gak mau kelas kita diinjak-injak terus sama anak IPA!” Teriakan Radit membuat seluruh kelas rusuh dan membuat Olivia tersadar.

“Iyatuh! Mentang-mentang nilai mereka tinggi. Mereka gak bisa nginjak-nginjak harga diri kita terus!” Teriak Jihan selaku teman Lulu.

“Tenang gaes. Gak semua anak IPA jahat, kita cuma harus balas dendam ke Aksel bukan ke anak IPA nya” Ucap Farhan yang malah membuat semua nya semakin rusuh.

“Halah Ampas!! Semua anak IPA sama aja maupun Aksel ataupun yang lain, sama-sama kaya ular cuma mau menang sendiri” Ucap Ega sambil memukul meja keras dan hal itu membuat kelas semakin rusuh.

STOP! Semua yang kalian lakukan gak akan memperbaiki semua nya!” Ucap Olivia dan berhasil membuat anak kelas diam, Olivia memandang tajam ke arah sekitar.

“Untuk urusan balas dendam pada Aksel serahkan pada aku, aku berjanji akan membuatnya berlutut dan untuk kalian semua, cara balas dendam kalian adalah dengan membuktikan nilai rata-rata UTS kita semester ini harus melebihi seluruh kelas. Aku akan mengajari kalian” Ucap Olivia lalu Devi dan Bagas tersenyum sambil mengangguk.

“Emangnya lu bisa ngajarin kita?” Tanya Dewa, Olivia hanya tersenyum meremehkan lalu ia berjalan dan mengambil spidol dari Farhan dan menulis soal matematika meggunakan bahasa German dan belum lima belas detik dia sudah menyelesaikan soal itu.

“Mungkin kalian masih belum percaya dengan kemampuan ku tapi kali ini tolong percaya lah” Farhan, Devi, Bagas dan Lulu mengangguk lalu diikuti seluruh anak kelas.

“IPS9 BISA!!!!” Teriak seluruh anak kelas dan mereka gak sadar bahwa teriakan mereka terdengar sampai ke kelas sebelah.
.
.
.
.
.
Resti pagi ini lagi disuapin mamah nya dikamar dan Rangga lagi nganterin kedua adik Resti ke sekolah. Tante Ira sebenarnya gak begitu suka dengan kehadiran Rangga tapi semenjak ada Rangga, Resti cepet banget sembuh.

“Mamah gak suka ya ada Rangga?” Tanya Resti selagi mamah nya beres-beres sisa sarapan Resti.

“Kalau Resti seneng mamah juga seneng kok” Ucap Mamah nya dan Resti hanya tersenyum, mamahnya sedang mode mengalah.

“Mah Resti sama Rangga putus” Ucap Resti dan seketika membuat mamah nya terdiam dan Resti hanya tersenyum.

“Rangga kan udah lulus SMA, dia mau kuliah di Malaysia sekaligus merawat perkebunan kelapa sawit bapak nya. Dia takut gak punya waktu buat Resti jadi Dia mutusin hal ini dan Resti menerima nya secara suka rela” Tante Ira mengelus rambut putrinya setelah mendengar penuturan Resti.

“Dia kesini mau pamitan ama Resti”

“Yaudah mamah dukung setiap keputusan kamu, Mamah malu harus ikut campur terus dalam kehidupan pribadi kamu Res. Mamah yakin kamu anak yang bijak dan bisa mengambil keputusan yang tepat” Ucap Tante Ira sambil tersenyum lalu ia pergi dari kamar putri sulung nya itu.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang