20. Eyes

1.2K 121 2
                                    

Ruang kepala sekolah SMA Perwira begitu dingin, sama dengan suasana hati sang kepala sekolah. Wanita paru baya dengan wajah tegas itu memandang putra nya tajam sambil menaruh tangan di dada.

“Bodoh, kau bodoh. Itulah alasan saya membenci mu” Ucap nya santai tapi sangat menyakitkan hati.

Aksel yang melihat ibu nya kesal hanya bisa menunduk sambil menahan rasa sakit dengan setiap kata yang di lontarkan ibu nya. Sampai akhirnya ibu nya berteriak.

“AKSEL LIAT AKU! Kenapa kau sangat ceroboh, AKU MEMBESARKAN MU BUKAN SEBAGAI ORANG BODOH DAN PECUNDANG!” Ucap Bu Dian selaku kepala sekolah dan ibu dari Aksel.

Aksel memandang mata ibu nya, mata yang paling ia takuti di dunia bahkan tatapan ayah nya tak semenakutkan ini. Tubuh nya bergetar karena takut.

“Maaf Mom, aku kurang belajar” Ucap Aksel, sebenarnya jam belajar Aksel sudah sangat kelewatan. Sehari dia bisa belajar selama dua puluh jam atau lebih cepat nya enam belas jam.

“Mau kau belajar sampai matipun kau tak akan bisa mengalahkan gadis itu. Mom sudah membiarkan mu dalam melakukan apapun bahkan menyiksa Lulu. Sekarang pergilah belajar, besok kau ikut privat bahasa Jepang” Ucap bu Dian sambil duduk kembali di kursi nya.

“Mom apapun yang kau lakukan, tolong jangan sakiti Nissa” Ucap Aksel sambil meraih knop pintu dan pergi dari ruang ibu nya.

Setelah berjalan agak jauh dari ruang kepala sekolah, Aksel melihat Nissa tersenyum sangat cerah karena bermain dengan para anak bule itu.
“Buat apa anak IPS, berkeliaran di gedung IPA?” Pertanyaan Aksel tentu saja di khusus kan untuk Nissa, karena hanya dia yang berada di kelas IPS.

“Apa urusanmu?” Ucap Felipe, dia masih gondok banget sama Aksel.

“Teman nya menang lomba itu karena mencuri soal, aku yakin kali ini dia akan mencuri soal PTS kan?” Ucap Aksel dan itu membuat Nissa geram bukan main.

“Ayo pergi Niss, orang seperti dia lebih baik tak di urusi” Ucap Miley, karena tau perkataan Aksel yang tadi sangat menyakitkan hati Nissa.

Tapi bukan nya pergi, Nissa malah mendekat ke arah Aksel lalu tersenyum.
“Aku kasihan padamu, kapan kau tak terbelengu oleh sebuh nilai? Kapan kau bebas. Ku peringatkan padamu, aku tak bisa selamanya bisa baik padamu” Ucap Nissa lalu mundur dan menggandeng teman-teman bule nya.

“Ayo pergi dari sini” ucap Nissa sambil berjalan pergi bersama teman-teman nya.

Aksel senyum kaya orang gila, alasan utama dia bucin banget sama Nissa adalah gadis itu kuat berbanding terbalik dengan nya.
“Teruslah kuat dan tersenyum seperti itu, jangan sampai kau menangis atau memohon”

Pertama kali dia ngeliat Nissa nangis adalah, pas Ibu nya akan mencabut posisi Nissa sebagai inti paskib, jika hal itu di cabut maka Nissa juga harus di kelurkan dari sekolah. Aksel memohon pada ibunya agar tak mencabut Nissa sebagai inti paskib, dan konsekuensi nya adalah mereka harus putus.

Nissa tidak tau akan itu semua, yang ia tau Aksel putus dengan nya karena dia masuk kelas IPS.
.
.
.
.
.
Resti natap Olivia, dia berharap ngeliat kebohongan dari Olivia tapi gak ada. Dia udah di ceritain semua, alasan Olivia suka sama dia dan asal-usul nya. Jujur, Resti kagum sama gadis di depan nya ini, dia terlalu kuat buat anak berumur 16 tahun.

“Terus siapa Dasya?” Iya, dia kepo sama Dasya. Karena cewe itu kaya ngintilin Olivia mulu dan itu bikin Resti gedeg.

Well, she is my ex. Bahasa Indonesia nya mantan ku” Jderr, Mantan nya semog banget kenapa sekarang Olivia pindah haluan ke orang tepos kaya dia.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang