Seusai upacara sebagian murid pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan termasuk Resti. Gadis cerewet itu sedang tenang memakan siomay pak Tarjo di temani dengan segelas es teh. Sahabat nya bernama Devi masih fokus bermain media sosial di ponselnya sampai akhirnya ada salah satu berita yang berhasil membuat Devi tersedak es milo nya.
"Hah murid pertukaran pelajar bakal dateng hari ini? kok mendadak banget. Bukan nya bulan depan yah?" Ucap Devi dengan antusias berbeda dengan Resti yang terlihat tak peduli sama sekali.
"Kok lu diem aja sih. sekolah kita ini mau kedatangan cogan, masa lu gak seneng?" Tanya Devi dengan kesal, habisnya Resti lebih memilih tersenyum pada siomay dibanding dengan dirinya.
"Heleh bacot kau. Lagian tuh semua murid pertukaran pelajar pasti masuk nya kelas IPA favorit, yakali mereka masuk kelas IPS9 yang isinya anak-anak yang gak punya otak kaya lu" Ucap Resti sarkas dan menohok.
"Kalau gua bego ya lu juga bego orang kita sekelas. Tapi, kan gak apa-apa kalau berharap sedikit Res" Dan sekarang Resti mengangguk, ia tak mau menyakiti sahabat masa kecil nya itu. Dia juga senang jika mendapat teman luar negeri apalagi kalau cogan, kan bisa di gebet.
"Restiana dan Devika!! Kenapa belum masuk kelas?" Suara Pak Fahmi menggelegar di kantin, Resti dan Devi tak bisa berkutik sampai akhirnya pak Fahmi mendatangi meja mereka.
"Kenapa belum masuk kelas?" Tanya Pak Fahmi dengan garang. Pak Fahmi ini guru muda yang cukup tampan namun galak nya itu loh, melebihi abah ojak yang umurnya lebih setengah dari pak Fahmi
"Eh bapak. Kita ini lagi makan pak, biasa laper" Jawab Resti sambil nyengir gajelas.
"Enak banget yah makan. Temen kalian itu udah masuk semua, kok kalian enak-enak disini?"
"Ih bapak mah. Kalau kita gak makan, kita gak fokus, kalau gak fokus nanti kita gak bisa belajar, kalau gak belajar nanti bodoh, kalau bodoh kita gak berguna, kalau kita gak berguna berarti kita cuma nyampahin bumi doang pak. Intinya kalau mau belajar harus makan" Ucap Devi dan pak Fahmi cuma bisa geleng-geleng pusing.
"Yaudah sekarang kalian masuk kelas. Bapak pusing sama kalian" Balas pak Fahmi. Ia menyerah dengan dua murid aneh nya ini.
.
.
.
.
.
Sebuah mobil bermerek Alphard parkir dengan sempurna di SMA Perwira 04, karena saat itu jam pelaran berlangsung jadi tidak ada yang sadar dengan kehadiran siswa pertukaran pelajar itu.Lima murid turun dan satu pembimbing turun dari mobil itu, wajah mereka yang bak Dewa Dewi itu ditutupi oleh kacamata hitam yang bertengger di hidung mereka yang sempurna. Salah satu gadis rambutnya berwarna pirang, melirik sekeliling.
"No bad" Ucapnya sambil melepas kacamata hitamnya, dan empat murid lainya mengangguk setuju.
"Indonesia please, you have to start getting used to speaking in Indonesian. Sekarang kita harus pergi ke ruang guru" Ucap pebimbing mereka, dan mereka berempat hanya memutar bola malas.
Sambil berjalan menuju ruang guru, mereka berlima saling mengobrol lalu gadis pirang itu menunjuk lapangan basket outdoor yang mereka lewati.
"Aku sang-sangat yakin Jeff akan bermain basket saat pulang sekolah. bahkan, mungkin ia akan ikut team basket sekolah ini" Jeff yang mendengar itu langsung mengangguk membetulkan apa yang Miley ucapkan tadi.
"Kau tahu kan, hidup dan mati nya Jeff ada di Basket" Ucap Pria yang paling kecil tubuhnya itu.
"Benar Dave. oh yah Felip, apakah kau akan mengikuti club matematika seperti biasa?" Tanya Miley pada pria yang asik membaca buku itu, pria itu mengangguk mantap.
"Berhentilah kalian bermain-main, kita disini untuk mempelajari perbedaan cara belajar antarnegara dan pertukaran budaya bukanya membicarakan eskul yang akan diminati" Ucap Gadis yang paling depan dan berambut hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
General FictionRestiana Anggraeni, cewe menyenangkan dengan kemageran yang tiada tara. Sangat mudah bergaul dan memiliki banyak teman, serta aktif dalam kegiatan paskibra. Membuat gadis ini dicintai banyak orang. Seluruh kehidupan nya yang indah harus musnah karen...