Resti dan Olivia sudah menunggu Bagas dan Devi sampai maghrib namun kedua mahluk itu tidak menunjukan batang hidungnya. Bahkan, dua mahluk itu tak kunjung mengangkat telpon dari Resti.
"Mereka jadi tidak kesini? Aku sudah mengontak teman-teman ku untuk datang lalu Dave menyanggupi nya" Ucap Olivia sambil dugem alias duduk gemas di balkon kamar Resti.
Resti yang ada di samping Olivia juga kesal.
"Mereka mah ngaret, biasalah santuy for lyfe" Mendengar penuturan Resti, Olivia hanya mengangguk lalu memasangkan airpods dan mendengarkan musik sambil menikmati bintang malam, btw dia udah mandi tinggal nunggu Dave kesini buat ngasih piyama bobo.Selagi Olivia mendengarkan musik, Resti sebenarnya masih aneh dengan sikap Olivia. Gadis itu benar-benar jauh darinya, gadis itu berusaha menjauhi nya entah apa yang telah ia perbuat hingga gadis itu menjauh. Sebenarnya Resti ingin bertanya sedari tadi. Namun, gadis itu selalu menghindar. Ia tak tahan lagi, ia akan bertanya apa salah nya.
Resti mengambil sebelah airpods Olivia, Olivia bingung dan langsung menghadap Resti yang duduk disampingnya.
"Kasih tau gua. Gua salah apa sama lu?" Ucapnya dan Olivia mengernyit."Anda tidak melakukan kesalahan apapun" Resti merasa geram, dia anak paskib jadi agak ngerti kode-kodean. Ini tanda nya dia ada salah.
"Olivia ZeyQueen. Kasih tau kesalahan gua apa? Kalau lu ngasih tau, setidaknya gua bisa berusaha buat memperbaiki diri" Ucap Resti, dan Olivia hanya menggeleng lalu mengambil airpods nya kembali dari tangan Resti, dia hendak masuk ke kamar tapi Resti menahan nya.
"Res. I am Bi, Biseksual!!" Olivia menyerah dan mengatakan itu dengan keras sampai membuat Resti tertegun. Bisa dibilang Resti tertegun karena gak ngerti, muka nya aja cengo kaya begitu.
"Biseksual itu saya bisa suka sama lawan jenis ataupun sesama jenis, hal ini biasa di Canada. Dan kamu bilang kamu jijik sama lesbian kan? Sayang nya saya adalah salah satu dari mereka" Resti sebenarnya masih loading, Olivia merasa buruk. Ia melepaskan genggaman Resti dan akan mengambil tas nya untuk pulang btw tasnya ada di kasur Resti.
Saat Olivia mengambil tas nya, Resti segera menindih tubuh nya. Olivia memandang Resti heran, Resti mendekatkan wajah nya pada Olivia lalu setelah tinggal beberapa centi lagi mereka berciuman. Resti berkata.
"Gua gak percaya! Kalau lu bener lesbian gua itung sampai lima, kalau lu gak cium gua. Berarti lu boong!"Olivia tak percaya, kenapa mahluk diatas nya ini keras kepala sekali sih. Gadis itu mulai menghitung dan sudah angka ke-lima tapi Olivia tak kunjung mencium nya. Resti tersenyum lalu mulai berdiri kembali.
"Lu gak bisa kan cium gua? Berarti lu boong, lagian mau lu cium gua juga. Gua gak bakal-"
Olivia mendorong tubuh Resti hingga terpental dengan tembok, lalu Olivia tersenyum.
"Meskipun aku menciumu sampai mendesah kau tak akan percaya bukan? Alright. As you wish babe"Olivia mencium Resti dari matanya, lalu hidungnya dan akhirnya bibirnya. Sebenarnya Resti sudah mencoba mendorong Olivia namun tangan nya ditahan dan ia tak bisa berbuat apa-apa selain menerima ini.
Awalnya ciuman nya hanya menempel lalu Olivia mulai menggerakan bibirnya dan melumat bibir Resti, Resti sendiri yang awalnya takut mulai rileks dengan ciuman ini dan tanpa sadar malah melingkarkan tangan nya ke bahu Olivia.
Olivia melepaskan ciuman itu, Resti tampak kehabisan nafas dan meraup semua oksigen yang di dekatnya.
"Sekarang kau percaya bukan?" Wajah Resti merah padam, ini adalah ciuman pertama nya."Jadi kau jijik bukan berhadapan dengan orang kelainan seperti ku?" Resti takut, bagaimana ia tidak takut? Olivia memandang nya tajam dengan bibir bengakak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
General FictionRestiana Anggraeni, cewe menyenangkan dengan kemageran yang tiada tara. Sangat mudah bergaul dan memiliki banyak teman, serta aktif dalam kegiatan paskibra. Membuat gadis ini dicintai banyak orang. Seluruh kehidupan nya yang indah harus musnah karen...