10. Murid Teladan

1.5K 145 1
                                    

Bisa dibilang sekarang udah sore dan Lulu udah pulang daritadi, Devi ngegembel disini sehabis makan ketoprak yang dibeliin Miley dia langsung bocan bareng sama Jeff tapi di ruang tamu yah, jan mikir macem-macem. Miley dan Felipe dah bocan juga di samping Jeff sama Devi. Bagas ama Dave taudah.

Olivia lagi beresin sisa makan siang setelah itu dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Ayo kita bertemu! Tempat kau yang menentukan" Seusai mengatakan itu, Olivia segera menutup telponya dan bersiap untuk pergi.

Sebelum pergi ia melihat keadaan Dave dan Bagas terlebih dulu. Olivia tersenyum Dave masih mengerjakan tugasnya dengan Bagas yang tidur sambil memeluknya.
"I want go to coffe shop" Dave mengangguk.

"Be carefull" Aw sejak kapan Dave seperduli itu. Tapi, Olivia tetap tersenyum lalu mulai keluar dari apartemen nya dan tak lupa menguncinya. Tenang, kunci utama nya ada di Felipe yang dia bawa adalah kunci cadangan.

Olivia turun dari apartemenya, ia melihat pesan alamat yang dikirimkan seseorang padanya. Ia dengan cepat memesan ojek online untuk mengantarkan ke alamat yang dituju. Kenapa gak bawa motor? Lagi gak mood.
.
.
.
.
Disisi lain Farhan sudah menahan agar tak menampar gadis di depan nya, keterlaluan. Farhan tak tahan, bagaimana bisa dia memercayai manusia munafik di depan nya.

"Farhan!" Suara Olivia bergema, mereka berdua menengok. Farhan menatap Olivia, btw mereka lagi di markas anak motor Farhan. Cuma karena gak ada pertemuan sama anak motornya jadi Farhan make markas dia buat ketemuan sama dua gadis ini.

"Lulu udah ngaku semua ke gua. Sorry Liv gua udah sempet gapercaya sama lu bahkan bentak lu" Ucap Farhan, Olivia mengangguk dan Lulu masih terisak.

"Dan lo uler! Gua bakal kasih tau Bu Ida atas semua perbuatan lu, tenang aja Paling hukuman nya lu didepak dari sekolah" Ucap Farhan sarkas, Lulu memegang tangan Farhan dan memohon.

"Jangan Han! Gu-gua mau jadi lulusan SMA Perwira setidaknya itu bakal bikin gua mempermudah dapet pekerjaan" Ucap Lulu.

"Bukan urusan gua bangsat!" Farhan menepis tangan Lulu kasar.

"Han cukup! Daripada kita ngelaporin Lulu, lebih baik kita melakukan sesuatu agar anak kelas kembali semangat belajar" Ucap Olivia dan Farhan hanya berpikir lalu menepuk pundak Olivia pelan.

"Gua serahin semuanya ke lu Liv" Olivia tersenyum, lalu Lulu memeluk Olivia. Ia takut, takut dikeluarkan dan terlebih takut pada Aksel sang juara umum sekaligus pemilik sekolah.

~Hari Kamis~
Hari ini Olivia berniat pindah kursi karena Resti pasti akan jijik jika duduk dengan seorang bi seperti dia. Tapi, dia malah datang kepagian yang akhirnya dia gabut jalan-jalan di sekolah. Bahkan, Olivia tak sungkan berkenalan dengan satpam dan pegawai kantin yang memang dateng lebih pagi dari anak lainya.

Seusai berjalan di gedung IPS sekaligus mengingat setiap tempat, akhirnya dia ke gedung IPA untuk melihat-lihat juga. Btw, teman nya yang lain belom dateng dan dia masih nenteng tas. Begitu ia melewati ruang pratikum Kimia.

PLAKK

Olivia yang mendengar suara tamparan sangat keras dan segera mengintip ke ruang pratikum, Olivia mengintip di balik celah pintu. Ia melihat teman sekelasnya dan seorang pria yang wajahnya terpampang di mading sebagai'Anak Teladan 2016-2017'.

"Lu gak becus! Keluarga gua udah bantuin lu buat masuk sini dan lu bener-bener gak becus buat ngelakuin hal sekecil itu!" Ucap Cowo itu sedangkan cewe yang tadi ditampar masih tersungkur di lantai sambil menangis dan memegang pipinya.

"Maafin gua Aks, gua ga tega. Mereka udah belajar dengan keras tapi gua harus nuker nilai mereka. Gua gak sanggup ngeliat mereka yang pengen belajar tapi setiap mereka belajar nilai mereka gak pernah memuaskan. Dan itu semua bikin gua merasa bersalah" Aksel mendekat lalu menarik kerah Lulu.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang