32: Imajinasi

830 95 11
                                    

Resti berangkat sekolah sangat pagi, ia memang sengaja datang lebih awal karena jadwal paskib nya. Perlombaan nya tinggal beberapa hari lagi namun Resti belum bisa fokus sama sekali.

Ia mengelus meja yang biasa di duduki Olivia, hatinya sedih bukan karena perubahan Olivia tapi karena sikap nya pada Olivia.
“Gua bego banget gak sih, nyia-nyiain orang sesempurna Lo?”

“Gua pengen banget minta maaf tapi gua terlalu takut, Oliv kalo lo ada disini jawab yah. Gimana caranya supaya lo bisa maafin gua?” Resti yang sudah kaya orang gila ngomong sendiri dan ngelus-ngelus meja tiba-tiba kaget.

“Menangkan lomba paskib” Resti kaget, kok dia denger suara Olivia.

“Anjir saking galau nya gua ampe bayangin suara nya si Oliv”

“Saya di sini tepatnya di belakang mu” Resti menoleh dan langsung terkejut karena ada Olivia yang berdiri di belakang nya.

“S-sejak kapan lo disini?” Olivia menatap Resti intens.

“Sejak kamu memegang meja ku dan memohon maaf. Hah sekarang orang nya ada disini kamu bisa memegang diriku kapanpun” Resti salting lalu ia tidak menjawab apa-apa. Ia menarik dirinya dan berjalan keluar kelas namun Olivia menahan tangan nya.

“Lepas, g-gua mau latihan paskib” Olivia menarik Resti agar dekat dengan wajah nya lalu dengan senyum yang menakutkan namun manis Olivia berbisik.

“Saya maafin kamu kalau kamu bisa menang paskib tahun ini” Resti sedikit tersenyum lalu mengangguk.

“Gua mungkin ga pantes nanyain ini, tapi lo dateng kan nanti pas gua lomba?” Olivia tersenyum lalu merapikan rambut Resti dan menyelipkan ke telinga nya.

“Aku tidak bisa berjanji tapi aku usahakan” Resti tersenyum lalu Resti mencium bibir Olivia sekilas.

“Bye” ucap nya sambil berlari meninggalkan kelas.

Olivia menatap Resti sedih, jika gadis itu gagal memenangkan paskib maka ia termasuk siswi yang di keluarkan jika sekolah ini berhasil diakusisi olehnya.
“Semoga beruntung”

Resti nampak dalam mood yang baik, bahkan teman se-team nya saja merasa Resti sudah gila. Nissa segera menemui Resti.
“Napa lo senyum-senyum kaya orgil?” ujar Nissa

Resti bukanya berhenti senyum, dia malah mulai goyang-goyang gaje.
“Olivia mau maafin gua” Nissa ikut kaget.

“Seriusan, kok bisa?” tanya Nissa heran.

“Belom sih, ada syaratnya paskib kita harus menang dulu baru dia maafin gua” Nissa senyum, beberapa hari ini Resti diomelin Habis-habisan karena gagal fokus mulu mungkin kali ini Resti bakal lebih fokus.

“Jadi sekarang lo udah semangat buat latihan” ujar Nissa, Resti mengangguk kencang.

“WEH AYO LATIHAN YUK! JANGAN MAGER JADI ORANG TUH HARUS PRODUKTIF” Teriak Resti pada team paskib nya. Temen paskib nya cuma natap Resti kesel selama ini cuma dia doang yang gak produktif.

Olivia sendiri hanya mengintip ruang praktik kimia IPA, disitu Aksel marah-marah karena Lulu tidak bisa hadir hari ini. Olivia mengetuk pintu lalu masuk dengan seenaknya.

“Mau ngapain lo disini Lesbi? Oh yah lo udah dapet surat d.o dari nyokap gua belom?” Aksel berbicara dengan sangat bangga seakan dia sudah menang.

Olivia langsung menunduk.
“Saya minta maaf, saya tidak akan berbuat seperti itu lagi tolong tarik surat d.o saya” ucap Olivia sambil terisak-isak.

“Sekarang lo tau kan, siapa yang berkuasa disini?” Olivia mengangguk.

“Saya akan melakukan apapun agar tidak di keluarkan” Aksel teramat senang, ia sudah bangga dan menjambak rambut Olivia lalu meludah di depan Olivia.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang