🏙S'C : 3

706 123 2
                                    

happy reading guys
jangan lupa buat Vomment
buat yang puasa, tetep semangat ya! karna sebentar lagi lebaran, aku mau ngucapin, mohon maaf lahir dan batin untuk semua yang merayakan👐
_________

Ketika rintikan hujan diluaran sana membasahi sekitar nya. Kini, seorang laki-laki dengan santai sedang menatap ke luar sana. Dengan tangan nya yang memegang segelas kopi, dia pun menghirup aroma tersebut.

Lalu, laki-laki itu meletakkan segelas kopi itu di meja nya. Ia juga melepaskan setelan jas nya dan hanya menyisakan kemeja berwarna putih saja.

"Jung, kau yakin tidak perlu menyusul Taehyung?" Tanya teman laki-laki yang berada dalam satu ruangan.

Jung lalu duduk di depan teman nya itu, "Ayo lah, Jim. Kau tahu bagaimana Taehyung. Dia tidak akan perlu bantuan dalam menjalankan misi nya." tutur Jung dengan santai nya.

"Kelihatan nya memang seperti itu. Tapi, setiap orang pasti perlu bantuan, Jung. Kau tahu kan? kalau aku tak yakin jika si sialan Im itu akan membiarkan Taehyung hidup walaupun sudah menyeselaikan misi ini?" Ungkap nya dengan ekspresi wajah yang tampak khawatir.

Pintu ruangan terbuka, "Jimmy, Tuan Im tidak akan bisa dengan mudah untuk membunuh Victor. Apalagi anak nya amat jatuh cinta pada nya." Sahut perempuan yang baru masuk ke ruangan tersebut.

Jimmy menghela nafas panjang melihat dan mendengar perempuan itu ikut campur dalam percakapan nya dengan Jung.

"Aku setuju dengan, Chaeyoung. Lagi pula, kenapa kau yang khawatir. Kan Taehyung yang akan dibunuh." Kata Jung.

"Uh, kalian benar-benar tidak berperasaan." Ejek Jimmy. Dia sendiri benar-benar masih tidak percaya ada manusia sedingin mereka berdua.

"Pekerjaan ini membutuhkan orang yang tidak berperasaan, Jim. Kau tidak perlu bersikap munafik. Tidak cocok sekali orang yang sudah membunuh belasan manusia berkata seperti itu." Ujar Chaeyoung yang kini kembali mengejek Jimmy.

Ucapan Chaeyoung membuat Jimmy tidak bisa berkata lagi. Wanita itu benar-benar tampak tak punya hati dan perasaan.

Chaeyoung kini duduk di meja dimana meja Jung bekerja. "Tapi kali ini, Jeon, aku setuju dengan Jimmy. Kau perlu membantu Victor karena misi ini dipercepat." Kata nya setuju. Ia mengambil segelas kopi yang tadi ditinggalkan oleh Jung dan kembali meminum nya.

"Sudah ku bilang!"

"Aku berkata seperti itu karena menurut ku itu tindakan yang benar, Jim. Kau tidak perlu merasa bangga seperti itu. Benar-benar manusia bodoh." Tatapan Chaeyoung kepada Jimmy benar-benar seperti seseorang yang sedang meremehkan orang tidak mampu melakukan sesuatu.

"Setidaknya aku masih berperasaan, Rose" setelah berkata seperti itu, Jimmy keluar dari ruangan Jung.

"Lihat.. dia selalu begitu jika sudah marah pada ku." Chaeyoung turun dari meja kerja Jung dan duduk disamping Jung. "Jeon, ikuti saran ku kali ini. Kalau kau tidak mau, aku akan menghasut Manoban untuk memaksa mu mengikuti saran ku." Terdengar seperti ancaman bagi Jung, tapi sebenarnya itu hanyalah gertakan yang dilayangkan oleh Chaeyoung.

Chaeyoung tahu jika Jung paling malas berurusan dengan Manoban. Alasan nya? Simple saja, Manoban tipikal perempuan yang amat berisik jika sudah marah. Dia akan mengomeli orang yang membuat nya marah berjam-jam. Tidak peduli dimana pun tempat nya, ia akan tetap mengomel. Walaupun sedang ditempat mereka menjalankan misi.

"Aish, kau suka sekali mengancam ku dengan menggunakan nama nya. Bisa tidak sekali saja, kau tidak menyebutkan nama nya? Kau tidak bosan? Aku saja bosan hanya dengan kau menyebutkan nama nya." Keluh Jung yang benar-benar lelah mendengar nama Manoban terus di sebut oleh Chaeyoung. Sedang Chaeyoung, dia hanya bisa tersenyum penuh kemenangan.

Silent City [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang