🏙S'C : 14

422 83 4
                                    

happy reading guys
jangan lupa buat Vomment
_________

Semua diam. Terkejut dalam diam ketika Jin menyebut nama Jisoo dengan marga Park. Mereka semua terlihat serius ketika mendengar nya. Mereka juga tidak bisa tidak percaya pada ucapan Jin.

"Kenapa semua diam?" Tanya Jin terlihat bingung.

Jisoo menjawab. "Kau ini ceroboh ya?"

"Apa kau bilang? Hei! Dia tidak mungkin salah menyebutkan marga mu." Protes Rose. Bisa dilihat bahwa Rose lah yang paling peka diantara mereka.

Tatapan Jisoo pada Rose menjadi tatapan rasa kagum. "Wah, kau peka sekali. Kau mau jadi teman ku?" Tawar Jisoo. Namun seperti yang sudah dirinya duga, Rose dengan cepat menolak.

"Tidak." Tolak nya.

"Sebentar, marga mu bukan Park ya? Ah, maaf ku kira marga mu Park. Jadi, apa marga mu?" Akhirnya Jin angkat bicara soal marga Jisoo itu.

Sontak semua menghela nafas. "Ada apa?" Tanya Jin kembali.

"Kau membuat ku terkejut, Jin. Aku kira aku salah mengidentifikasi profil Jisoo. Ah, aku sempat khawatir tadi." Keluh Jennie yang juga merasa lega.

"Jadi, marga dia apa? Kim? Choi? Atau yang lain?" Kata Jin masih penasaran.

"Kau tidak membaca pesan yang dikirim Jenni─fer? Disana kan tertera profil mengenai Jisoo." Jelas Namjoon bersahut.

"Eoh? Ah, benar. Aku lupa soal itu. Jadi, marga nya Kim toh. Sama seper─ah, sama seperti Victor. Ya itu." Awalnya Jin ingin menyamakan marga dia dan Jisoo tetapi tidak mungkin ia ungkapkan pada Jisoo.

"Tapi tumben sekali kau sampai lupa mengenai hal penting seperti ini." Sahut Victor merasa ada yang salah.

"Dia dapat teguran dari Tuan Im." Bukan Jin yang menjawab nya, melainkan Namjoon.

"Masalah? Masalah apa?" Sela Jimmy.

"Aku sempat bertemu dan berbincang dengan Park Chansoo. Jadi,──tapi, apakah kita harus berbicara didepan dia?" Jin memotong topik awal karna tidak mau Jisoo tau. Kan bahaya kalau Jisoo tau.

"Aku juga tidak mau tau. Jadi Jennifer, kapan aku bisa bertemu dengan warga serta keluarga ku? Apa masih lama kau berbincang dengan mereka ini?" Ucap Jisoo menagih ucapan Jennie.

"Diam lah. Sebentar lagi akan ku antarkan kau menemui adik mu itu. Tapi, apa kalian sudah tau dimana kalian akan bersembunyi untuk sementara waktu?"

"Sebaiknya kalian menginap di villa milik ku. Aku rasa villa milik ku tidak akan di curigai oleh Tuan Im. Tapi, asal kalian tidak keluar-keluar sih." Saran Namjoon. Walau dia tau dengan menyembunyikan para rekan kerja nya dia juga bisa terseret dalam masalah. Namun, dia tidak ragu-ragu untuk membantu.

"Aku setuju. Dimana tempat villa mu?" Setuju Victor. Lagipula tidak ada waktu lagi untuk mencari tempat yang lebih aman daripada villa Namjoon.

"Akan ku minta share location pada penjaga disana." Namjoon lalu mengeluarkan ponsel nya. Setelah mendapatkan nya, ia pun membagi nya di grup. "Sudah ku kirim. Pergilah sekarang. Terlambat sedetik kalian bisa saja tertangkap oleh para bodyguard Tuan Im." Suruh Namjoon.

Victor berjalan dengan terburu-buru terlebih dahulu. "Ayo, Jen." Ajak Jeon kepada Jennie. Tetapi, Jennie menggeleng. "Kenapa?"

"Aku harus mengantar wanita ini." Ucap Jennie dengan menatap Jisoo.

"Baiklah. Susul kami segera." Perintah Jeon. Dan Jennie membalas nya dengan tersenyum.

Jeon ikut bersama Victor menuju ke villa milik Namjoon. Hanya tinggal Jennie saja yang ada berkepentingan. Suga? Ah, tidak ada yang tau kemana dia pergi. Yang pasti, tadi ia memasuki gedung kantor.

Silent City [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang